Mohon tunggu...
Iffat Basheer
Iffat Basheer Mohon Tunggu... -

I live in Yemen- ordinary person, naruto lovers, coffeholic, thinkers (LOL..just a lil bit^_^\r\nand kinda off somethin' interest..\r\nactually readin' n writin' is my soul.when I lose both of them, I'll getting mad.never like philosophize, but sometimes tried to know than nothin':))\r\n\r\nhope everyday is better with Allah's guide

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tuhan Itu Ada

14 September 2012   04:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

" Pa, tuhan ada di mana? " Selama ini Sasa berdoa tapi Tuhan tak pernah muncul, Sasa juga sering meminta sesuatu tapi Tuhan sepertinya tak mau berbagi dengan Sasa" katanya suatu hari.

" Eh, Sasa... Tuhan itu ada. Di sana ", kata ayahnya sambil menunjuk langit

" di atas pa?" tanyanya dengan mata membulat." berarti Tuhan jauh dengan kita?" berondongnya lagi.

" Tuhan,...." tercekat ayah Sasa dengan pertanyaan putrinya. Dan sejak itu dia berfikir. Tuhan, benarkah ada? di mana?

Tuhan ada! Entah kita mengharapkannya atau tidak. Tak peduli kita merasa atau tidak! Karena sesungguhnya wujud Tuhan itu merupakan hakikat terbesar dan paling jelas diketahui dalam kehidupan manusia di alam ini. Al- Hujjatul Islam Al - Imam Ghozali mengatakan " ketahuilah, paling mulia dan paling konkritnya suatu keberadaan yang ada di alam ini adalah keberadaan Allah SWT, sehingga seharusnya mengetahui keberadaanNya merupakan awal pengetahuan (  ma’rifat  ) yang dimiliki manusia, karena sesungguhnya hal itu paling mudah difahami dan paling mudah dicerna akal ".

Oleh sebab itu, tidak ada dalil bagi orang - orang yang menafikan Tuhan dalam kehidupannya kecuali jika kesombongan  telah menghantarkan mereka ke dalam lubang tak berujung bernama nafsu. Dalam sejarah pengutusan para Rasul di muka bumi ini, tak ada satupun rasul yang diutus untuk menetapkan eksistensi Tuhan, - karena eksistensi Tuhan adalah pasti -  namun risalah para Rasul adalah tanqiyatul iman ( mensucikan iman ) dari segala hal yang berbau syirik.

1. Dalil Fitrah

Fitrah sendiri secara etimologi bermakna suatu perasaan yang sudah ada dalam diri manusia tentang keberadaanNya.sedangkan dalil fitrah merupakan bukti keeksistensianNya.

" maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ( Allah ), (tetaplah atas ) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menuut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah ) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui "

(QS : ar Rum, 30)

Memang terkadang manusia tidak merasakan fitrah yang ada pada dirinya karena pengaruh berbagai faktor. Namun, bukan berarti tidak ada jalan yang bisa ditempuh untuk menggerakkan fitrah itu sendiri. Melihat, menelaah dan merenungi keberadaan diri dan alam seisinya merupakan media untuk kembali pada fitrah kita sebagai makhlukNya.

" Dan di bumi terdapat tanda - tanda (kekuasaan Allah) bagi orang - orang yang yakin. Dan ( juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan? "

(QS: adz Dzaariyaat, 20-21)

Fitrah yang munculpun terkadang tidak stabil. Ketika seseorang berada di puncak keegoisannya dia tak bisa melihat apapun dan bahkan siapapun yang berkuasa atas dirinya. Tapi bisa saja dalam satu waktu manusia yakin akan kelemahannya dan merasakan Dzat lain di atas segala – galanya. Apa yang dikatakan Fir’aun atas kedatangan Musa as ketika berdakwah?  “ apakah sudah kukabarkan kepadamu bahwa tidak ada Tuhan selain aku?”, atau ketika dia berseru “ akulah Tuhan sekalian alam”. Namun tahukah apa yang diteriakkan Fir’aun di detik – detik kematiannya di laut merah? “ saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai bani Israil, dan saya termasuk orang – orang yang berserah diri ( kepadaAllah)”(QS:Yunus,90)

Suatu hari Imam Ja’far sodiq kedatangan seorang lelaki yang menanyakan tentang eksistensi Tuhan. Imam Jaa’far bekata: “ Pernahkah kau naik perahu?”. “ Pernah Imam “ jawabnya. “ Apakah pernah terjadi sesuatu pada kapalmu seperti angin topan menerjang dan tak ada seorangpun yang bisa menolongmu dari musibah itu?” tanyanya lagi. “ “ Benar ” jawabnya lagi. “Apakah saat itu terbersit dalam fikiranmu bahwa ada Dzat yang mampu menolongmu dari musibah itu jika Dia berkehendak? “ .” Benar” jawabnya lagi. “ Itulah Tuhan” jawab Imam Ja’far Sodiq.

2. Dalil Al- Kaun ( Penciptaan )

Alam seisinya merupakan media perenungan yang disajikan Allah di mata kita sebagai wujud keeksistensianNya. Karena dengan begitu semakin akal digunakan untuk merenungi alam seisinya semakin kita yakin akan keberadaanNya.

“ maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada”

(QS: Al-Hajj,46)

3. Dalil Akhlaq

Apa yang membuat seseorang sejak dia lahir telah merasakan fitrahnya untuk meyakini adanya Dzat yang lebih daripadanya? Atau hal apakah yang mencegah manusia ketika akan melakukan perbuatan yang tak sesuai dengan norma? Itu adalah akhlaq yang tertanam dalam diri manusia sejak lahir, di mana manusia mampu membedakan hal baik dan buruk. Mampu membedakan hal mana yang berguna untuk kemaslahatan dirinya.

“ Dan jiwa serta penyempurnaannya ( ciptaannya ), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu ( jalan ) kefasikan dan ketakwaannya “

( QS: As-Syams, 7 – 8 )

4. Dalil Wahyu

Pengutusan Rasul sejak zaman nabi Nuh hingga nabi Muhammad SAW selalu membawa risalah untuk mengajak ummatnya mengesakan Tuhan. Sedangkan mandat mereka dilegalisasi Allah SWT dengan wahyu yang turun kepada setiap masing – masing utusan. Sehingga bisa dikatakan wahyu merupakan dalil eksistensi Tuhan sekalian alam dengan segala kesempurnaan sifat dan asmaNya.

“ kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda – tanda ( kekuasaan) di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al –Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup ( bagi kamu ) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? “

(QS: Fusshilat, 53)

5. Dalil Tarikh

Menurut penelitian para ilmuwan sejak manusia mengenal peradaban tak ada sekelompok  kaum pun yang di dalamnya tidak memiliki kepercayaan. Menurut sejarawan Plutak, terkadang ditemukan sebuah komunitas tanpa sekolah, maupun istana. Namun tak pernah ditemukan sama sekali komunitas tanpa tempat ibadah.

Beberapa pendapat filosof tentang keberadaan Tuhan

Decart: aku ada. Siapa yang menciptakanku? Aku tidak mungkin menciptakan diriku sendiri. Dan keberadaanNya haruslah ada, Dzat sempurna yang tidak membutuhkan sesuatu untuk mewujudkan diriNya.

Pascal : “ Mungkin sakja aku tidak ada jika ibuku meninggal selmu melahirkan aku. Dan berarti aku bukanlah sesuatu yang harus ada, dan aku bukan pula dzat yang abadi yang tak ada akhirnya. Maka seharusnya ada Dzat yang abadi dan wajib adanya dimana keberadaanku disebabkan karenaNya. Dialah prioritas utama dalam hidup kita yang tidak butuh untuk diperdebatkan dengan akal. Hanya orang – orang yang tidak bisa meyakini iman di hati merekalah yang mencoba mengais keberadaanNya dengan akal”

Frank Allen : di dalam artikelnya yang berjudul “ keberadaan dunia: disengaja atau kebetulan?” menuturkan tentang berbagai analisisnya tentang keberadaan dunia ini.


  1. Alam ini adalah khayalan belaka dan tentu saja itu tidak mungkin karena kita merasakan sendiri wujudnya.
  2. Mungkin saja alam ada dengan sendirinya dan tentu saja secara akal tak bisa diterima.
  3. Alam sudah ada sejak zaman azali, tidak ada permulaan dalam kejadiannya. Namun hal ini berarti sama dengan apa yang dikatakan orang muslim tentang keazalian Tuhan. Dan jika kita melihat apa yang terjadi pada alam seisinya yang selalu berputar dan berganti mustahil jika alam ada sejak zaman azali, karena alam beregenerasi sesuai dengan keadaannya. Hal ini berarti alam adalah ciptaan baru yang butuh oleh Pencipta.
  4. Keberadaan alam merupakan wujud dari ciptaan sang Pencipta. Dan ini yang diterima akal kita.

Dan masih banyak lagi statement para filosof tentang keberadaa Tuhan. Hal ini ditambahkan bukan untuk menunjukkan dalil tentang keberadaaNya, karena dalil – dalil di atas sudah lebih dari cukup untuk mengatakan bahwa Tuhan itu ada! Namun, jika kita teliti bahwa seorang yang berilmu jika benar – benar mau berta’ammul ( merenungi ) kenyataan yang ada tanpa mencampuradukkan hawa dan nafsunyadengan sendirinya akan merujuk pada keberadaanNya.

عن أبي هريرة رضي  الله عنه قال :قال النبي صلي الله عليه و سلم : يقول الله تعالي : أنا عند ظن عبدي بي , و انا معه إذا ذكرني ,فإن ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي و إن ذكرني في ملإ ذكرته في ملإ خير منهم و إن تقرب إليَ بشبر تقربت إليه ذراعا وإن تقرب إليَ ذراعا تقربت عليه باعا و إن أتاني يمشي أتيته هرولة ً

“ Dari Abu Hurairah ra, berkata: Rasulullah SAW berkata: Allah SWT bersabda: aku ada dalam prasangka hambaku. Dan aku bersamanya jika dia mengingatku. Jika dia mengingatku di dalam dirinya, aku akan mengingatnya dalam diriku. Jika dia mengingatku sepenuhnya, aku mengingatnya lebih dari dia. Dan jika dia mendekatiku satu jengkal, aku akan mendekatinya satu hasta. Dan jika dia mendekatiku satu hasta aku akan mendekatinya satu depa. Jika dia mendatangiku dengan berjalan aku akan mendekatinya dengan berlari “

Allah dekat dengan kita bahkan lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. Maka mintalah hanya kepada Rabb sekalian alam.

salam hangat

iffat Basheer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun