Mohon tunggu...
Franky Dama Risky Sembiring
Franky Dama Risky Sembiring Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis dan Penggiat Medsos

saya seorang yg pendiam tapi humoris juga dan selalu care dengan temen temen.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Potensi Wisata Danau Toba Melalui International Conference Heritage of Toba

22 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 22 Oktober 2021   10:14 3877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama alam Danau Toba. Wonderful Indonesia | Ilustrasi via KOMPAS.COM/MEI LEANDHA ROSYANTI

Baru-baru ini diselenggarakan “International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity” yang dilangsungkan secara hybrid di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Tujuan konferensi ini adalah menggali potensi produk wisata Danau Toba agar bertaraf Internasional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno dalam kata sambutannya mengatakan diperlukan inovasi dan terobosan baru dalam mengembangkan Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba.

Penting untuk dicatat bahwa untuk menjaga keberlanjutannya dan melestarikan aset dunia itu, Toba perlu menyatukan visi, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, sehingga dapat memberikan dampak positif ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan bagi masyarakat dengan program yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu.

Bukan rahasia bahwa pariwisata Danau Toba seperti jalan di tempat. Padahal, Danau Toba memiliki 3 potensi yang luar biasa, yaitu; culture diversity, biodiversity dan geodiversity.

Pembukaan konferensi internasional Heritage of Toba | Tangkapan layar KOMED
Pembukaan konferensi internasional Heritage of Toba | Tangkapan layar KOMED

Pemerintah pusat menjadikan Danau Toba sebagai Destinasi Super Prioritas. Pembangunan sarana dan infrastruktur seperti jalan hingga lapangan terbang dilakukan guna menunjang Kawasan wisata Danau Toba agar lebih mudah diakses.

Pemerintah telah mempercantik Bandara Silangit dan memperpanjang landasan pacu. Sehingga wisatawan dari Jakarta bisa langsung ke Bandara Silangit yang jaraknya lebih dekat menuju Danau Toba.

Akses ke Danau Toba dari Medan pun saat ini sudah sangat mudah dengan terus dibangunnya ruas jalan tol Medan-Siantar-Parapat yang jelas akan memangkas waktu tempuh menuju Danau Toba.

Danau Toba bukan sekadar tempat dengan panorama indah semata. Danau Toba boleh dikatakan sebagai museum alam terbesar. Tidak perlu heran jika UNESCO sendiri memasukan Danau Toba menjadi bagian dari UNESCO Global Geoparks.

Dari aspek sosial budaya, Danau Toba kaya akan keragaman budaya (cultural diversity) yang unik. Kita tahu ada 7 Kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba.

Ketujuh Kabupaten itu adalah Kabupaten Simalungun, Tobasa (Toba Samosir), Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir. Masing-masing kabupaten memiliki keunikan budaya tersendiri.

Danau Toba memiliki potensi wisata yang komplit untuk dapat “dijual” kepada wisatawan lokal maupun mancanegara. Wisatawan akan mendapatkan experience yang luar biasa jika berkunjung ke salah satu destinasi Wonderful Indonesia itu.

Yuk kita simak beberapa wisata yang terdapat di kawasan Danau Toba.

Wisata Danau merupakan kekuatan utama bagi wisatawan. Keindahan Danau Toba dapat dinikmati dari seluruh area Kawasan Danau yang membentang di 7 Kabupaten.

Sementara Wisata hutan, terdapat di beberapa spot area Hutan alami yang bisa “dijual” bagi wisatawan mancanegara. Wisata ini akan mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara.

Kekayaan hutan jelas harus dilestarikan dan dilindungi lewat regulasi yang ketat agar hutan tidak dirusak oleh masyarakat atau korporasi.

Wisata Lembah merupakan penyeimbang dan penyempurna panorama Danau Toba, yang dapat dengan mudah dijelajahi lewat Bakkara, Muara, Tele, dan Tongging. Objek ini akan menjadi wisata eksotis karena hamparan lembah yang mengitarinya.

Tele sendiri menjadi destinasi favorit karena wisatawan dapat melihat keindahan Danau Toba yang luar biasa dari ketinggian.

Wisata Sungai menjadi sebuah potensi wisata baru yang saat ini mulai dikembangkan di sejumlah kabupaten.

Kabupaten Humbang Hasundutan saat ini giat mempromosikan potensi wisata arung jeram di Aek Silang. Wisata ini dapat pula dikembangkan di daerah lain yang memiliki potensi yang sama.

Wisata Religi, potensi wisata yang mengangkat nilai historis sebagai magnet. WIsatawan dapat diajak untuk menapak tilas penyebaran agama Kristen pertama sekali masuk ke Tanah Batak.

Termasuk pengenalan tentang Parmalim, sebuah kepercayaan asli Batak kepada wisatawan dari kelompok milenial.

Wisata Budaya yang dapat diangkat adalah keanekaragaman budaya Batak. Baik itu musik tradisional Batak, Tarian adat, tenun ulos, ukir kayu, rumah adat tradisional, atau pun tradisi asli pernikahan adat Batak yang begitu unik.

Terdapat museum budaya Batak yang bisa menjadi destinasi bagi wisatawan jika ingin mengenal budaya Batak dalam waktu yang singkat. Di mana wisatawan dapat mengunjungi Museum Batak TB Silalahi. Museum ini berada dalam Kawasan TB Silalahi Center Balige, Kabupaten Toba Samosir.

Wisata Kuliner Batak sungguh potensi yang luar biasa jika dikembangkan secara profesional. Tanah Batak memberi aneka rempah yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia seperti Andaliman yang sering disebut Ladanya Batak.

Andaliman sendiri memberi sentuhan yang khas pada beberapa masakan Batak. Mie Gomak tidak akan sedap tanpa Andaliman. Andaliman juga menjadi bumbu utama pada Sambal Andaliman yang terkenal itu.

Pada Wisata Kuliner, wisatawan dapat diajak bukan sekedar mencicipi cita rasa masakan Batak. Tetapi wisatawan dapat diajak langsung untuk melihat secara langsung atau ikut serta dalam pengolahan masakan Batak.

Naniura khas Batak. Ilustrasi Dok. Tribunnews via Kompas.com
Naniura khas Batak. Ilustrasi Dok. Tribunnews via Kompas.com

Misalnya wisatawan dapat melihat dari dekat pembuatan Naniura. Naniura sendiri sering disebut sebagai Sashimi-nya Batak.

Ikan Mas “dimatangkan” bukan dengan api seperti masakan pada umumnya tetapi menggunakan Asam Jungga dengan tambahan bawang Batak dan Andaliman.

Experience seperti itu akan memberi kesan yang unik sehingga wisatawan dapat datang kembali. Atau menjadi sarana promosi gratis dalam menarik wisatawan baru.

Praktisi kuliner, Santhi Serad memberi ide agar hotel atau homestay di kawasan Danau Toba dapat menyajikan menu masakan khas Batak bagi para tamu.

Juga ada baiknya memperbanyak spot-spot khusus kuliner di mana wisatawan bisa mendapatkan dengan mudah rempah-rempah dan jajanan khas Batak.

Perlu diketahui juga bahwa pemerintah telah menjadikan Desa Tongging di Kecamatan Merek yang berada di Kabupaten Karo sebagai destinasi wisata kuliner dan belanja.

 

IC Heritage of Toba | Ilustrasi via kemenparekraf.go.id
IC Heritage of Toba | Ilustrasi via kemenparekraf.go.id

Pemerintah pusat lewat KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF sudah melakukan tugasnya lewat berbagai agenda untuk menggali potensi Pariwisata Danau Toba seperti salah satunya “International Conference Heritage of Toba”.

Tinggal para pemangku kepentingan dalam hal ini 7 pemerintah daerah untuk berkolaborasi untuk memngembangkan Pariwisata Danau Toba.

Pemerintah daerah juga harus terus memberdayakan sumber daya manusia yang menjadi pelaku utama pariwisata Danau Toba.

Caranya bisa lewat edukasi dan training on the spot sehingga dapat lebih mudah diaplikasikan. Seperti yang diutarakan oleh Aktivis Lingkungan, Annette Horschmann yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi tersebut.

Masyarakat Kawasan Danau Toba juga harus menjadi masyarakat sadar wisata, ramah, dan santun serta peduli terhadap kelestarian kawasan Danau Toba.

Masyarakat di sekitar Danau Toba juga harus aktif dan produktif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dengan fasilitas pendukung yang sudah disiapkan oleh Pemerintah.

Event-event di kawasan Danau Toba harus juga dipromosikan secara masih dan terus menerus. Pemanfaatan media sosial dapat menjadi sarana yang efektif untuk lebih memperkenalkan Danau Toba.

Langkah KEMENPAREKRAF/BAPAREKRAF yang menggandeng Kompas Group dalam hal ini juga Kompasiana untuk mempromosikan agenda kegiatan patut diapresiasi. Karena Kompasiana sendiri dikenal memiliki penulis yang handal serta jangkauan pembaca yang luas.

Akhirnya, jika saja semua potensi yang dimiliki Danau Toba dapat dikembangkan dan dioptimalkan bukan tidak mungkin suatu saat Danau Toba dapat menyaingi Bali atau Yogyakarta dalam mendatangkan wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun