[caption id="attachment_124360" align="aligncenter" width="300" caption="bendera suku Minangkabau(sumatera barat) google"][/caption] Penggunaan bendera bagi setiap negara memiliki arti tersendiri. Namun demikian banyak warna bendera dari beberapa negara memiliki warna yang sama, padahal kita tahu bendera merupakan simbol sebuah negara. Sebut saja bendera Indonesia dengan kerjaan Monaco memiliki warna merah dan putih yang sama. Bendera yang banyak memiliki kemiripan adalah bendera Prancis. Beberapa negara memiliki warna bendera yang sama dengannya adalah Guadeloupe, Mayotte, Reunion, Wallis and Futuna Islands, France Metropolitan dan French Guiana.
Bukan saja negara, banyak organisasi, suku, dan kelompok lain di dalam masyarakat menggunakan bendera sebagai simbol identitasnya. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah kemiripan bendera negara Jerman dan bendera suku Minangkabau Sumaterabarat).
Walaupun susunan warna aslinya berbeda secara horizontal (jerman dari atas ke bawah) dan vertikal (Pagaruyung dari kiri ke kanan), namun kadang penggunaannya dibuat secara horizontal dan vertikal. Apakah ada hubunganya warna bendera pagaruyung atau suku Minangkabau dengan bendera negara Jerman ? Belum ada penelitian ilmiah tentang ini. Namun yang pasti masing-masing memiliki arti tersendiri.
[caption id="attachment_124358" align="aligncenter" width="300" caption="bendera negara Jerman (google)"][/caption]
Sebelum 1815, tidak ada negara yang disebut Jerman yang kita kenal sekarang. Yang ada adalah Kekaisaran Romawi Suci. Bendera yang digunakan negara Jerman ini berasal dari the Imperial coat of arms of the Holy Roman Empire. Terdiri dari tiga pita horizontal yang sama berwana hitam (atas), merah (tengah), dan emas atau kuning (bawah). Menurut tradisi kuno simbolisme warna pada bendera Jerman mengandung arti :
Kuning : simbol kedermawanan
Merah : tahan banting, keberanian atau kekuatan dan keberanian
Hitam : kebulatan tekad, ketetapan hati atau kepastian
Munculnya nama Pagaruyung sebagai sebuah kerajaan Melayu tidak dapat diketahui dengan pasti, dari Tambo yang diterima oleh masyarakat Minangkabau tidak ada yang memberikan penanggalan dari setiap peristiwa-peristiwa yang diceritakan, bahkan jika menganggap Adityawarman sebagai pendiri dari kerajaan ini, Tambo sendiri juga tidak jelas menyebutkannya. Namun dari beberapa prasasti yang ditinggalkan oleh Adityawarman, menunjukan bahwa Adityawarman memang pernah menjadi raja di negeri tersebut, tepatnya menjadi Tuhan Surawasa, sebagaimana penafsiran dari Prasasti Batusangkar.
Dari manuskrip yang dipahat kembali oleh Adityawarman pada bagian belakang Arca Amoghapasa disebutkan pada tahun 1347 Adityawarman memproklamirkan diri menjadi raja di Malayapura, Adityawarman merupakan putra dari Adwayawarman seperti yang terpahat pada Prasasti Kuburajo dan anak dari Dara Jingga, putri dari kerajaan Dharmasraya seperti yang disebut dalam Pararaton. Ia sebelumnya bersama-sama Mahapatih Gajah Mada berperang menaklukkan Bali dan Palembang, pada masa pemerintahannya kemungkinan Adityawarman memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah pedalaman Minangkabau.
Ketiga warna yang terdapat pada bendera yang digunakan oleh kerjaan Pagaruyung, dalam adat Minangkabau bukan hanya sekedar umbul-umbul, tetapi punya arti dan makna tersendiri bagi masyarakat Minangkabau.