Mohon tunggu...
Logika Eman
Logika Eman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Percaya berawal dari masuk masuk akal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Adat Mendahului Agama

13 Februari 2020   06:14 Diperbarui: 13 Februari 2020   06:29 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengiringan ke makam menggunakan musik (dokpri)

Adab Ziarah Kubur Masyarakat NTB. Untuk parah ulama dan Tokoh Agama NTB sebelumnya penulis mohon maaf bila ada kekeliruan penyampaian dalam tulisan berikut ini. Karena minimnya pengetahuan penulis, oleh sebab itu bila ada kesalahan dan kekeliruan mohon kritik dan saran yang mendukung kesempurnaan tulisan sebagai berikut dibawah ini.

Adat merupakan suatu tradisi yang dilakukan secara berulang-ulang, terus-menerus baik setiap tahunnya, setiap bulan maupun pada hari-hari tertentu.

Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia terdiri dari banyak pulau dan daerah-daerah kota maupun yang terpencil. Dan setiap daerah-daerah tersebut memiliki adat tersendiri atau kebudayaan sendiri yang berbeda-beda.

Namun disini saya akan membahas adat atau budaya yang ada di NTB (Nusa Tenggara Barat), pulau Lombok. Lebih khususnya yaitu adat-tata cara ziarah makam (bertamu/berkunjung ke kuburan).

Kemudian agama merupakan suatu panutan manusia untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat, agama mengajarkan tata cara menjalin kehidupan sosial tanpa berbuat dosa, lebih cenderung untuk mendekatkan diri kepada Tuhan yang maha esa. 

Pada masyarakat NTB seluruh penduduknya menganut agama islam. Hingga di NTB terkenal dengan sebutan pulau seribu masjid. Mengenai ziarah makam dalam islam juga telah dijelaskan oleh Rasulallah, Al'qur-an, Hadist dan para ulama.

Pandangan islam tentang ziarah makam adalah amalan sunah artinya tidak mendapat dosa apa bila tidak dilakukan namun mendapat pahala bila melakukannya. 

Adab ziarah kubur menurut ajaran islam secara umum yaitu usahakan berwudhu terlebih dahulu sebelum ke makam, setelah sampai makam hendaknya mengucapkan salam, kemudian berzikir dan berdoa untuk almarhum/ah dengan menghadap kiblat. Adapun tambahan yang boleh dilakukan yaitu bacakan ayat-ayat pendek, atau jika lebih baik lagi membaca surah yasin. 

Tidak boleh melakukan hal-hal yang berlebihan, seperti berbicara kasar, menginjak dan menduduki kuburan, menangisi berlebihan, menggalih kuburan, menjadikan kuburan seperti layaknya masjid dengan berdoa ke mayit untuk meminta sesuatu. Tujuan berziarah tidak lain hanyalah mengingat yang masih hidup dengan kematian supaya menyiapkan diri sebelum ajal datang menjemput.

Adapun adat atau budaya yang ada di NTB - Lombok mengenai ziarah makam ini terdapat suatu yang tidak dibenarkan oleh islam namun didiamkan/dimaklumi oleh para ulama, ustad dan para tokoh agama seolah-olah mereka membenarkan adat tersebut. Tidak hanya didiamkan, namun sebagian tampak menikmati dan tidak melarang/mencegah dan tidak menjelaskan tentang adab ziarah kubur sesuai syariat islam. 

Para ulama NTB tahu tentang kekeliruan ini namun tidak ada upaya dalam pencegahan oleh sebab itu penulis katakan khususnya di masyarakat NTB bahwa agama kalah dengan adat/budaya. Hingga sampai saat ini masyarakat NTB masih melakukan tradisi ziarah makam yang masuk ke dalam kategori bid'ah dan syirik.

Sebelumnya sudah dijelaskan adab ziarah kubur menurut ajaran islam, namun yang kita lihat adab ziarah kubur yang banyak dilakukan oleh masyarakat NTB, selain zikir, pembacaan ayat al'qur-an dan do'a yaitu membakar menyan dan makan bersama, jelas ini juga akan meninggalkan sampah dikuburan. 

Oleh sebab itu setiap akan ziarah kubur masyrakat NTB akan membawa makanan berat, seperti nasi, dengan barbagai sayuran yang enak disantap seperti ikan, udang, telur daging, ayam yang bahkan kalau di rumah sayurnya kangkung dan bayam, tahu dan tempe, seadanya saja. 

Giliran ke makam terasa sedang makan di restoran mahal, karena selain dihidangkan dengan makanan lezat juga akan dihidangkan dengan berbagai buah-buahan, baik buah salak, anggur, pisang, apel dan lain-lain. 

Kalau di rumah makan dengan makanan seadanya tanpa ada buah, minumpun hanya air putih biasa, selesai. jika di makam, makananannya lezat, ada pencuci mulut yaitu buah dan minuman bermerk. Meski hanya ale-ale, lasegar, mizon dan sprite.

Selain makanan kita juga akan menjumpai adanya yang mencuci atau menyiram batu nisan almarhum kemudian sisa airnya untuk dimandikan atau membasuh wajah dengan diniatkan supaya wajah orang yang dibasuh akan dilancarkan urusannya, mendapat rizki, bila sakit semoga cepat dan lekas sembuh dan lain sebagainya tergantung apa yang diniatkan.

Sampai saat ini penulis masih belum memahami maksud makan bersama di makam, kecuali tahu setelah makan akan kenyang. Namun manfaat untuk si'mayit belum diketahui. 

Terutama ada pembakaran menyan dan pemakaman yang tidak teratur membuat para ziarah menginjak bahkan menduduki kuburan bukan hanya itu untuk mengucap salam mungkin tidak lagi karena diiringi musik dan sibuk menikmati musik bahkan ada yabg baru masuk makam sudah teriak meminta hujan, astagfirullah. Penulis membayangkan, jika almarhum tengah disiksa kemudian penziarah makan di dekat kuburannya apakah itu tidak membuat si mayit makin tersiksa.

Saran saya untuk para ulama ataupun tokoh agama NTB tolong selamatkan masyarakat NTB. Jika ini termasuk bid'ah dan syirik hentikan kekeliruan yang tengah masyarakat lakukan secara berulang-ulang. 

Sungguh ini benar-benar masalah serius dan memprihatinkan. Masyarakat butuh ketegasan para ulama ataupun ustad dalam menangani hal ini, baik disampaikan dalam ceramah akbar dan pengajian muslimin dan muslimat ataupun bekerja sama dengan pemerintah daerah, tokoh adat dan budaya untuk meninggalkan tradisi yang bertentangan dengan agama, atau bisa melakukan pendekatan langsung ke masyarakat. 

Masyarakat NTB adalah masyarakat yang patuh, hanya saja butuh orang atau sesosok ulama yang memang mereka segani, hormati pasti mereka mau mendengarkannya.

Sekian dan terimakasih. Selanjutnya silahkan lihat video dan foto sebagai pendukung dibawah ini. Silahkan berikan komentar atau tanggapan kalian dibawah secara bijak tanpa menghina atau atau menyakiti perasaan siapapun.

Menyiram nisan dan cuci wajah (dokpri)
Menyiram nisan dan cuci wajah (dokpri)
Makan di kuburan (dokpri)
Makan di kuburan (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun