Mohon tunggu...
Cecep Hasanuddin
Cecep Hasanuddin Mohon Tunggu... lainnya -

Sedang mencari pekerjaan, titik!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Malam Yang kelam

9 April 2011   19:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:58 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis apa saja malam ini. Kebetulan saya belum ngantuk dan saya usahakan jangan ngantuk sebelum saya dapat beberapa paragraf menulis. Sambil mendengarkan alunan ayat Qur'an, rasanya cocok buat saya menulis mengenai apa saja yang saya ingat sepanjang hari ini. Ya, hari ke-9 di bulan April 2011.

Seperti biasa, kalau saya sudah membelalakkan mata ketika bangun, saya langsung meneguk air putih sebanyak dua gelas. Ini wajib! Sebab minum dua gelas ketika bangun pagi, itu menyehatkan dan membuat kentut saya tak menyengat seperti dulu, ketika saya belum sering minum di pagi hari. Bisa dicoba.

Setelah ritual minum usai, saya duduk sejenak, kira-kira 5 menit untuk menunggu perut saya sakit. Kalau sudah agak sakit, saya siap-siap meluncur ke Jamban sekaligus bersuci. Mungkin beberapa menit lah di Wc. Barulah, urusan kamar mandi selesai- saya langsung salat subuh. Nah, kalau sudah itu, kira-kira jam 06:30, saya langsung membeli koran dekat jalan utama. Biasa, karena hari ini hari sabtu, pasti di koran itu ada beberapa lowongan kerja yang ditawarkan. Siapa tahu, di sana ada yang cocok buat saya.

Saya membeli tiga koran. Dua koran nasional: Media Indonesia dan Kompas. Satu lagi koran daerah: Pikiran Rakyat. Saya sebenarnya membidik koran Pikiran Rakyat, sebab pada halaman 23 kalau gak salah, di sana dimuat lowongan kerja dari beberapa perusahaan di Jawa Barat. Misalnya ada yang cocok, saya centang terlebih dahulu, baru kemudian membuat CV dan surat lamaran. Dan kebetulan, setelah membolak-balik info lowongan pekerjaan yang ada di koran kebanggan rakyat Jawa Barat, itu saya belum menemukan yang sehati dengan saya. Hampir semua perusahaan membutuhkan pegawai sales, staf administrasi, staf akunting, sales eksekutif, dan tawaran-tawaran, yang memang saya tidak menguasainya, atau saya ragu dengan kemampuan saya kalau misalnya saya mencoba mengirim aplikasi lamaran. Huh..

Saya memang berminat di dunia jurnalistik. Pokoknya yang berhubungan dengan baca-tulis deh. Misalnya, ada yang membutuhkan wartawan, editor, proff reader, mungkin saya langsung melamarnya. Tapi suatu saat, saya yakin , Tuhan pasti menunjukkan segala hal yang saya minati dan selalu saya pikirkan. Ya, Pikiran Rakyat Sabtu ini nampaknya belum memberi saya jalan. Mungkin sabtu, sabtu, sabtu yang lain. Yakin saja, Bro! Namanya juga usaha.

Koran Media Indonesia selanjutnya yang saya bidik. Cuma ada satu lowongan kerja. Sayang, belum cocok juga. Tapi, ada yang membuat saya betah berlama-lama dengan koran yang satu group dengan Metro TV ini. Apa itu? Di headline koran ini, memuat berita tentang seorang anggota DPR, Arifinto, berasal dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang kepergok sedang menziarahi adegan porno melalui komputer tablet miliknya ketika sedang rapat paripurna di gedung DPR kemarin (8/4) . "Wah, seru, nih!" pikir saya. Lowongan kerja gak dapet, cerita panas pun jadi!

Sesekali saya membaca ulang iklan lowongan kerja di koran Pikiran Rakyat. Nampaknya memang belum ada yang sreg dengan hati. Ya sudah. Saya kemudian mengambil koran Kompas. Sama, yang saya buka pertama kali adalah iklan lowongan kerjanya. Wuih, bejibun iklan lowongan kerjanya! Dan, sebagian iklannya menggunakan bahasa Inggris."Urgently Required","Job Opportunities", begitu kira-kira kata-kata yang saya baca di iklan pekerjaan di harian Kompas. Mungkin, para pencari kerja di Indonesia ini pandai bahasa Inggrisnya. Yup, berbaik sangka saja. Saking telitinya saya membaca iklan lowongan itu, saya malah tak menemukan lowongan yang saya minati. "Accounting lagi, accounting lagi. Salesman lagi, salesman lagi. Dept kolektor juga ada.."luapan saya akhirnya.

Saking banyaknya iklan lowongan kerja yang saya tekuri, ngantuk pun menyerang tiba-tiba. Saya lawan kantuk itu dengan beranjak sejenak dari tempat saya membaca tadi. Saya gerakkan badan mungil saya hingga terdengar suara gemerutuk. Ngantuk pun hilang. Saya masuk lagi ke kamar dan langsung mengambil kamus bahasa Inggris sebagai pembantu buat menerjemahkan cerita rakyat berbahasa Inggris: Sangkuriang. "Harus bisa!" kata saya.

Adzan Dhuhur menembus ke rongga telinga saya. Menerjemahkan folklore belum juga usai. Tinggal dua paragraf dari tujuh paragraf."Ok, mandi dulu ah. Besok pagi diteruskan. Bisa, bisa, bisa. Aku harus bisa menginjak negeri Paman Sam.."saya mencoba optimis siang tadi.

23:30, kosan sunyi

Handphone saya berdering. Saya angkat. "Pa kabar, Cep?" suara kakak ke tiga saya dari bumi Laskar Pelangi, Belitung. "Alhamdulillah, baik-baik saja, kang! Gmana di sana?" saya selanjutnya. "Baik juga di sini. Cep, tahu kabar dari Tasik, gak? suara kakak saya dengan nada bertanya. Saya agak curiga memang. Hati mulai deg-deg ser. Biasanya tak seperti ini. "Ada apa, ya?" bisik saya dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun