Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Reshuffle Kabinet Indikasi Kuat Kegagalan

15 Oktober 2011   04:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Ashwin Pulungan

Beberapa hari ini kita disajikan berita visual melalui banyak media tentang berlarut-larutnya serta lambannya reshuffle kabinet yang sedang dilakukan oleh Presiden SBY di Cikeas rumah kediaman pribadinya. Reshuffle yang amat lelet ini, sekaligus sangat menyita dan menghamburkan energi masyarakat serta berfluktuatif secara negatif  dalam ekonomi Nasional terutama terhadap beberapa transaksi di bursa saham kita. Kabinet hasil reshuffle ini, nantinya hanya berumur kalender selama 3 Tahun dan umur tersebut akan lebih singkat bila diukur dari sisi efektifnya sehingga hanya menjadi 2,3 tahun saja lagi.

Pertanyaan kita efektifkah reshuffle kabinet saat ini yang dilakukan SBY ? serta faedah apa yang bisa didapat dalam perubahan koalisi ? serta manfaat apa yang bisa dirasakan rakyat secara langsung sampai dengan 2 tahun mendatang ? Memperhatikan serta mengamati budaya dari kinerja Kabinet serta Koalisi selama ini, jawabannya adalah akan tidak efektif dan tidak akan ada manfaatnya bagi rakyat apalagi waktu efektif hanya tinggal 2 tahun mendatang.

Periode mengambang dalam reshuffle kabinet serta permasalahan koalisi yang telah dipamerkan SBY bersama para pengikutnya adalah hanya untuk menutupi ketidak mampuan SBY selama ini dalam membentuk Kabinet Indonesia Bersatu sekaligus menampakkan kegagalan SBY. Seolah-olah biangkerok selama ini adalah pada permasalahan koalisilah yang menghambat kinerja SBY bersama para Menteri Kabinet yang berasal dari Partai koalisi. Koalisi banyak Partai dalam suatu negara merupakan kejahatan terselubung kepada rakyat dan negara yang dapat berwujud KARTELISASI PARTAI (Aspirasi dan kehendak serta persoalan rakyat dikesampingkan semata untuk kepentingan Partai).

Mengenai perekrutan Wakil Menteri, ini adalah suatu kemubaziran dalam manajemen pemerintah sehingga peran para Dirjen akan saling berbenturan dengan Wakil Menteri. Selama ini para Dirjen karir inilah yang berperan untuk mewakili Menteri dalam bidangnya masing-masing. Penambahan Wakil Menteri ini jelas akan menambah beban APBN kedepan disamping tidak efektif keberadaannya, karena fungsi karir dapat dilaksanakan oleh jabatan setingkat Dirjen. Reshuffle yang dilakukan SBY masih berkutat dalam rangka pikir koalisi apalagi reshuffle ini dilakukan menjelang akhir jabatan SBY yang hanya tinggal 2 tahun kedepan sehingga berkesan kuat SBY hanya mengulur waktu agar SBY tidak dijatuhkan rakyat yang sudah tidak percaya lagi kepadanya sebelum 2014 mendatang.

Kita bersama sangat menyayangkan SBY yang telah diberikan oleh rakyat jabatan Presiden untuk kedua kalinya tidak dimanfaatkan oleh SBY dengan arif dan baik untuk mengukir tinta emas karirnya bagi bangsa Indonesia. SBYtelah menyia-nyiakan waktu selama ini untuk serius mensolusi tingkat kesejahteran rakyat serta permasalahan ekonomi Indonesia yang bisa secara nyata dapat mengurangi kemiskinan dengan mengkondisikan secara kondusif mengenai sektor ril dimana ekonomi rakyat banyak didalamnya.

Perioritas pemerintah dalam 2 tahun mendatang adalah segera mensolusi perekonomian nasional selanjutnya mengefektifkan serta mengefisiensikan perbankan Nasional membuka peluang ekspor yang luas dan terstruktur yang dapat melibatkan eknomi sektor ril kemudian pemerintah harus cepat memperbaiki infrastruktur ekonomi agar ekonomi biaya tinggi didalam negeri dapat ditekan semaksimal mungkin. Kemudian Pemerintah harus mampu mengantisipasi dampak serius dari KRISIS EKONOMI AS & EKONOMI EROPA  kepada ekonomi Indonesia (Jika tidak mampu diantisipasi, Krisis yang akan terjadi di Indonesia akan lebih parah dari krisis ekonomi Indonesia tahun 1998 yang lalu).

Selanjutnya pemerintah harus cepat membenahi sektor pendidikan Nasional SMP, SMA serta Perguruan Tinggi agar seluruh masyarakat dapat menikmati kesempatan pendidikan berbiaya murah terjangkau seluruh rakyat dan rasional dengan mengefektifkan realisasi 20% biaya pendidikan dari APBN. (AshwnP)

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun