Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Negara Indonesia atau Warung Indonesia?

16 Mei 2015   11:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14317505751174824316

Alangkah sangat tidak cerdasnya pada 14 Mei 2015, Kementerian terkait bermain-main dalam memamerkan kebodohannya tanpa punya rasa malu pada  awalnya akan mengumumkan kenaikan harga BBM Pertamax dan Solar bersubsidi lalu beberapa jam kemudian dinyatakan oleh Kementerian terkait tidak jadi adanya kenaikan yang akan diumumkan pada jam 00:00 WIB 15 Mei 2015. Bagaimana tidak resah semua rakyat di Indonesia ini mendengar rencana kenaikan Biosolar bersubsidi semula dari Rp.6.900,- menjadi Rp.9.200,-.liter (naik Rp.2.300,-). Solar Pertamina Dex naik menjadi Rp.12.200,-/liter dari semula Rp. 11.900,-/liter. Kalau Pertamax yang sudah berstatus non-subsidi juga dinaikkan dari Rp.8.800,-/liter menjadi Rp.9.600,-/liter. Sedangkan Premium masih tetap Rp.7.400,-/liter.

Pada saat ini, beban kehidupan seluruh rakyat sudah sangat berat atas penyebab kenaikan seluruh harga BBM dalam kepemimpinan Presiden Jokowi. Jika harga BBM kembali dinaikkan dan terutama Solar bersubsidi, tentu akan memicu kenaikan lagi berbagai kebutuhan kehidupan rakyat serta kenaikan berbagai bahan baku industri kecil. Kemacetan yang terjadi disemua perkotaan Indonesia, adalah merupakan biaya tersendiri dan sudah dijadikan oleh seluruh rakyat berupa biaya kemacetan dijalan raya. Tentu yang akan terjadi jika pemerintah menaikkan harga BBM lagi, adalah menambah beban kehidupan rakyat yang sudah sangat berat lalu ditimpakan lagi dengan beban yang lebih berat. Kegemaran menteri menyesuaikan harga BBM dengan harga Internasional, adalah bentuk pemerintahan yang hanya menjalankan agenda kehendak asing dalam liberalisasi eknomi Indonesia.

Kita semua heran dan kaget, Kementerian terkait yang memegang otoritas penuh tentang kebijakan energi Nasional serta PT. Pertamina, menganggap Negara Indonesia dimanajemen layaknya seperti manajemen WARUNG PASAR. Bung, ini sebuah Negara besar yang letak geografisnya sangat strategis didunia berpenduduk keempat terbesar dunia dan kemerdekaannya direbut dengan darah dan nyawa oleh para PEJUANG RAKYAT dengan Bambu Runcing untuk mengusir Penjajahan Belanda, Portugis, Amerika dan Jepang dengan ikhlas (beberapa buyut penulis ada didalamnya), lalu bisa diproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Mengapa kalian rendahkan Indonesia ini dengan cara-cara serampangan layaknya memanajemen Negara yang dipegang oleh para preman pasar ? Kemerdekaan Indonesia diperoleh, bukanlah dihadiahkan oleh para penjajah tapi direbut dengan penuh perjuangan.

Kalau hanya untuk menaikkan harga BBM, anak TK dan SD kelas 2,3 saja bisa memimpin Kementerian dengan lebih baik dari anda semua yang sekarang lagi duduk di Kementerian terkait ESDM dan Perekonomian serta PT. Pertamina.

Disaat, adanya upaya pembubaran PT. Petral Inc. di Singapura dan pembubaran anak perusahaan PT. Pertamina lainnya yang terkait, di momen yang sama, disitu pula adanya upaya untuk menaikkan harga BBM. Hal ini berkesan dengan dibubarkannya PT. Petral akibatkan kenaikan BBM, sehingga kehadiran PT. Petral berkesan adalah banyak manfaatnya bagi manajemen energi kita. Seharusnya yang terjadi adalah dengan dibubarkannya PT.Petral akan terjadi penurunan harga BBM, karena kita ketahui PT.Petral sebagai perusahaan calo impor BBM selama ini yang membebani harga BBM didalam negeri. Upaya konspirasi image baik PT. Petral ini yang terlihat didalam upaya tidak cerdas dalam pembatalan kenaikan BBM ditanggal 14 Mei 2015 kemarin.

Kita semua menyaksikan, Presiden Jokowi tidak menegur dengan keras orang-orang yang membuat rencana tarik ulur lalu batal tentang kenaikan BBM ini di tanggal 14 Mei 2015. Sangat nyata, perbuatan ini sangat merugikan seluruh kepentingan rakyat dan tidak pantas terjadi didalam sebuah Negara. Kewibawaan bangsa dihancurkan dari kebodohan itu. Kalau kalian tidak mampu terlibat dalam manajemen Negara, lebih baik kalian mengundurkan diri saja secepatnya. Karena kehadiran kalian semua hanya bisa menyengsarakan seluruh rakyat Indonesia. Lalu semua janji dan harapan yang kalian sampaikan dalam tiga tahun mendatang, hanya bohong belaka karena kami rakyat tidak melihat kinerja para menteri yang tersistematis selama 6 bulan ini untuk bisa mensejahterakan seluruh rakyat dalam 3 tahun mendatang. Hanya membangun infrastruktur saja, tidak akan bisa terjadi percepatan peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat. Perencanaan yang matang dan tersistematis untuk peningkatan kesejahteraan harus berjalan secara simultan bersamaan.

Indonesia dengan berbagai Negara lain yang BBM-nya bisa mengikuti turun naiknya harga pasar BBM, adalah sangat berbeda. BBM di Indonesia, sudah menjadi keutamaan energi bagi masyarakat karena hampir semua rakyat sekarang ini, mengandalkan kendaraan pribadi sebagai alat transportasinya, serta income perkapita masih sangat rendah jika dibandingkan dengan berbagai Negara lain. Semua ini, dikarenakan ketiadaan perencanaan jangka panjang terhadap publik transportasi yang baik diberbagai kota. Oleh karena itu, harga BBM menjadi sangat sensitif terhadap penyebab kenaikan harga kebutuhan hidup lainnnya serta kenaikan inflasi. Seluruh rakyat menginginkan kepada Presiden Jokowi dan para pembantunya mengkaji dahulu tentang hal ini secara dalam, lalu dilakukan sebuah keputusan dan kebijakan harga BBM yang tidak terlalu menimbulkan gejolak besar didalam segala aspek kehidupan rakyat. Satu hari dari beberapa jam kegagalan keputusan dinegara Indonesia, akan berdampak kerugian seluruh rakyat untuk masa kini dan mendatang.

Penulis berharap, Kabinet Kerja bisa memakai berbagai pendapat dari para pakar ekonomi yang handal dan bisa dijadikan tim ahli sebagai dasar pembuatan keputusan didalam manajemen Kementeriannya, dari pada mereka para Menteri sekarang ini ingin mengusulkan adanya kehadiran wakil menteri yang tidak akan efektif seperti yang terjadi didalam masa SBY dahulu. Usul seorang Menteri yang menginginkan adanya wakil menteri kembali, adalah ingin mengulangi kebodohan konyol masa lalu yang pernah terjadi. (Ashwin Pulungan)

Ini Taktik Strategi Permainan Siapa ?


Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun