Program MBG (Makan Bergizi Gratis) Sudah Menjadi "Makan Beracun Gratis" Segeralah MBG Dilarang Total
Kita selama ini mendengar sangat banyak kasus keracunan para anak sekolah yang sangat membahayakan nyawa diberbagai Propinsi dan Kabupaten akibat memakan sajian dari Program MBG yang dicanangkan dan direalisasikan oleh Pemerintah. Pada kenyataannya pelaksanaan MBG ini di tenderkan kepada berbagai pihak dimana para pelaksana yang menang tender adalah dari kalangan unsur kekuasaan sendiri seperti kelompok para anggota DPR-RI serta didaerah para anggota DPRD dan pihak kolaborasi lainnya.
Dari berbagai data informasi baik pada media mainstream serta media sosial, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh Pemerintah didesak untuk segera dihentikan secara Total saja untuk mengurangi korban manusia yang lebih banyak. Janganlah setelah terjadi korban keracunan yang sangat banyak disitu Pemerintah baru sadar bahwa program MBG ini sudah menjadi makan bergizi beracun gratis yang membawa bencana.
Realisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara Nasional bermasalah besar karena menimbulkan ribuan kasus keracunan makanan pada para siswa/i di berbagai daerah di Indonesia, bukannya gizi makanan yang didapat tetapi malah RACUN YANG DIKONSUMSI PARA SISWA dan ada beberapa penyebab diduga meliputi kontaminasi cemaran mikroba dan kimia, kualitas bahan makanan murah kualitas sangat rendah serta praktik pengolahan dan penyimpanan makanan yang sangat tidak sesuai standar. Semua cara kotor ini dilakukan untuk bisa menekan harga pokok proyek MBG agar bisa dapat keuntungan yang lebih besar.
Bahkan "Ada MoU yang isinya sekolah dilarang speak up. Bahkan jika ada kasus keracunan, tanggung jawab dialihkan ke sekolah dan para guru. Ini jelas pemerasan dan teror dari pelaksana MBG terhadap guru dan lembaga pendidikan". Ini sangat meresahkan kalangan sekolah.
Sementara sampai saat ini, masih saja ada terjadi kasus keracunan anak sekolah pada sejumlah daerah di Indonesia. Ada info terbaru, kasus keracunan MBG yang memviral dan sangat memalukan yang mendapat perhatian publik akhir-akhir ini adalah di Jawa Barat yang menyebabkan Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail sampai menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Inikan sangat mempermalukan yang beritanya viral serta sampai ke luar negeri yang sangat mempermalukan bangsa dan negara Indonesia.
Sampai dengan hari Senin, 22 September 2025 kemarin, sudah ada sebanyak 364 siswa Paud hingga SMA/SMK yang mengalami korban keracunan usai menyantap menu masakan MBG di Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN) selaku penanggung jawab progam MBG, total ada 4.711 kasus yang terbagi dalam tiga wilayah, yakni Wilayah I mencapai 1.281 kasus, Wilayah II mencapai 2.606 kasus, dan Wilayah III meliputi 824 kasus. ARTINYA adalah sudah sangat banyak kasus KERACUNAN program MBG ini. Apakah Pemerintah ingin melihat korban keracunan MBG yang lebih banyak lagi ???
Masyarakat Indonesia didalam berbagai komunitas mendesak agar program MBG segera dihentikan saja yang datangnya dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM), masyarakat sipil, dan peneliti. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IX DPR RI, peneliti dari Monash University Grace Wangge menilai, pemerintah perlu segera melakukan moratorium program MBG. Menurutnya, kasus keracunan yang terus berulang terjadi, membuat kepercayaan publik terhadap program MBG dari Pemerintah ini semakin tidak bisa dipercaya terhadap kualitas makanannya dari Program MBG ini.
Setiap KASUS KERACUNAN MBG yang telah dialami serta menimpa para siswa-siswi sekolah bahkan pada Kelompok Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai KORBAN KERACUNAN MAKANAN MBG sudah sangat tidak bisa DITOLERIR.
Kondisi kritis dari proses realisasi MBG yang meracuni para anak-anak sekolah dan bahkan pada pendidikan dini PAUD, sudah sangat mengkhawatirkan publik Indonesia sejak berjalannya Program MBG ini selama 9 (sembilan) bulan.