Mohon tunggu...
Desti Wahyuni
Desti Wahyuni Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kita dan Harapan

8 Mei 2013   10:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:55 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

·“Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup.”

Semua manusia berhak berharap. Berharap meminta. Tapi diberikan atau tidaknya harapan kita bukan kita yang menentukan. Manusia hanya bisa berusaha. Allah yang menentukan tercapai atau tidaknya harapan kita. Tapi tidak semua orang bisa menerima, bisa mengerti akan hal itu. Sehingga banyak manusia yang berputus asa saat harapan dan keinginan mereka tidak terpenuhi. Banyak manusia yang menggantungkan harapan mereka bukan pada tempatnya. Harusnya manusia berharap hanya kepada Yang Maha Mengetahui, bukan pada makhluk hidup lain atau bahkan benda mati. Banyak yang mengharapkan kebahagiaan kepada sesama manusia. Bahagia saat dipuja-puja dengan manusia lainnya. Dan merasa sangat terpuruk saat di kucilkan. Saat disakiti. Tidak mendapatkan lagi semangat hidupnya. Itu semua karena manusia salah menempatkan harapan mereka.

Berharaplah, bercita-citalah pada sesuatu yang pasti. Belajarlah hidup itu “napak” bukan berada diambang-ambang. Berharaplah pada sesuatu yang mendatangkan manfaat bukan mudarat.

Allah mencintai orang yang meminta, orang yang berdoa. Tapi tidak semua yang kita minta yang kita harapkan diberikan saat itu juga. Tapi percayalah pada janji-Nya bahwa semua doa kita akan diijabah dengan bentuk dan waktu yang paling tepat.

·Kepercayaan berasal dari kata percaya artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.”

Kepercayaan tidak bisa didapatkan begitu saja.  Kepercayaan harus didapat dan harus dijaga. Kepercayaan tidak bisa diberikan kepada sembarang orang. Kita harus percaya pada diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum memulai percaya  kepada yang lain.  Dalam kehidupan bersosial kita harus bisa saling mempercayai satu sama lain. Tetapi tidak semua yang kita beri kepercayaan dapat menjaga kepercayaan yang sudah diberi. Saat kepercayaan disia-siakan maka kepercayaan itu  tidak akan dengan mudah dapat kembali lagi.

Harapan dan kepercayaan sebenarnya dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Saat kita berharap, kita juga harus percaya bahwa apapun yang terjadi dengan harapan kita nanti adalah pasti yang terbaik. Dikabulkan atau tidaknya harapan kita nanti Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk kita. Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Bukan apa yang kita inginkan.

Saat ini banyak-banyaklah berharap,  banyak-banyaklah meminta karena salah satu ciri orang yang pelit dan merugi adalah yang tidak pernah berdoa. Tengadahkanlah  tanganmu dan menangislah dengan harapan yang baik, dengan kepercayaan yang sempurna bahwa Allah Maha Mendengar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun