Mohon tunggu...
Desti Wahyuni
Desti Wahyuni Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesalahan Besar kita Mengadopsi Budaya Luar

12 Juni 2013   01:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:10 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

“EB Tylor, Mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut: Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh menusia sebagai anggota masyarakat.”

Kebudayaan merupakan kebiasaan yang dipakai manusia sehari-hari. Kebudayaan kita sendiri yaitu kebudayaan budaya timur, sangat bertolak belakang dengan kebudayaan barat. Dilihat dari cara mereka bergaul, berpakaian, bertutur kata, dan banyak lagi hal lainnya.

Tapi, banyak masyarakat sekarang dengan sembarang mencampur adukkan budaya barat dan timur. Padahal menurut saya, dari banyak hal budaya timur lebih baik dari budaya barat. Memang ada beberapa budaya barat yang bisa kita jadikan contoh. Seperti ketepatan waktu mereka, cara mereka bekerja dan cara mereka berfikir. Tetapi sangat disayangkan, masyarakat hanya meniru gaya hidup mereka saja. Cara berpakaian, cara bergaul, bersopan santun. Untuk budaya timur seperti kita berpakaian terbuka seharusnya masih tabu. Tapi karena masyarakat ikut-ikutan hal itu menjadi biasa. Pergaulan perempuan dan laki-laki juga seharusnya tidak seintim yang dilakukan seperti mereka yang dibudaya barat . tidak ada friend kiss seharusnya. Tapi lagi-lagi masyarakat membuat semua itu menjadi biasa. Sopan santun kita terhadap sesama juga jauh lebih baik ketimbang mereka. Kepada yang lebih tua kita sopan, memanggil dengan panggilan, berbahasa yang baik. Tapi sekali lagi. Masyarakat membuat itu menjadi buruk. Mereka mungkin menganggap itu keren, tapi itu buruk. Dimana etikanya?

Mereka hanya melihat “kekerenan” budaya barat itu dari yang terlihat saja, secara fisik. Bukan mengikuti hal-hal positif yang orang barat kerjakan. Seperti pola fikir mereka, yang selalu ingin jadi pemimpin, ingin maju bukannya ingin dipimpin, menerima apapun yang dikerjakan oleh atasan. Kalau mereka bisa jadi atasan mengapa tidak? Kalau kita bisa jadi orang yang memerintah kenapa tidak? Budaya on time orang-orang barat juga seharusanya jadi contoh. Berapa banyak waktu kita yang terbuang karena budaya “jam karet” Indonesia? Too much.

Kita boleh saja mencampur adukkan budaya barat dan timur tetapi alangkah baiknya memfilter terlebih dahulu sebelum mencampur adukkannya begitu saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun