Mohon tunggu...
Julian Asahi
Julian Asahi Mohon Tunggu... Guru - Never Give up

Bermimpi tanpa berusaha kosong Berusaha tanpa bermimpi hampa Bermimpilah dan berusahalah wujudkan impianmu...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mak Aku Meteng...

2 Januari 2023   15:25 Diperbarui: 2 Januari 2023   15:49 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Takdir manusia memang tidak ada yang tahu dan kadang bisa dikatakan kejam seperti lagu zaman dulu. "Takdirku yang kejam tak mengenal perasaan...". 

Dan kehidupan itu jarang seperti yang ada di film atau sinetron. Sengsara lalu menjadi kaya dan bahagia. Pada kenyataannya, sekeras apapun kita berusaha, berharap jika memang Tuhan belum menakdirkan kita untuk bahagia dan sukses itu tidak akan pernah terjadi. Bahkan mungkin sampai mati akan terus menderita. 

Ini adalah kisahku yang rumit, yang mungkin saat kalian membaca cerita ini aku sudah tidak ada lagi di dunia ini. Kisah ini berawal sejak 5 tahun yang lalu. Saat itu aku masih kelas 3 SMP. Meski kami bukanlah keluarga yang berada namun kami bahagia. Ayahku bekerja sebagai tukang bangunan, sedangkan ibuku bekerja sebagai penjual gorengan keliling. Aku seorang anak tunggal. Aku yang seorang gadis remaja yang mempunyai paras tidak terlalu jelek. Buktinya banyak teman lelakiku yang ingin mendekatiku tapi aku menolaknya. Karena aku ingin fokus belajar. 

Kehidupanku yang tenang dan bahagia akhirnya berubah seketika. Ketika ayahku mengalami kecelakaan kerja dan meninggal dunia. Pada hari itu sungguh semuanya terasa seperti mimpi. Sekuat hati aku meyakinkan diriku bahwa ini hanya mimpi, ayahku masih baik baik saja. Namun kenyataannya ayahku benar-benar telah meninggal dunia saat kecelakaan itu. Aku benar-benar berharap ini hanya mimpi seperti di film-film. Sejak saat itu aku menjadi pemurung, tidak seceria dulu. Semangat hidupku benar-benar berkurang, ditambah ibuku yang harus bekerja sendirian untuk mencukupi kehidupan kami. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk berhenti sekolah. 

Selang setahun kemudian, kelakuan ibuku mulai berubah. Ibu mulai mengenal seorang lelaki yang lambat laun membuat ibuku jatuh hati padanya. Padahal menurutku lelaki itu sangat tidak baik, karena selain sering menggoda ibuku, lelaki itu juga suka diam-diam menggodaku. Sampai akhirnya ibuku menikah dengan lelaki itu. Dengan kehadiran ayah tiriku, kehidupanku semakin tidak tenang. Karena saat ibu pergi, sering kali ayah tiriku menggoda dan merayuku. Sering aku mengadukan kelakuan ayah tiriku namun ibu lebih percaya pada ayah tiriku dan akan memarahiku. Ingin rasanya aku pergi dari rumah ini. Aku tak tahan lagi dengan kehidupan yang seperti ini. 

Tepat 3 tahun yang lalu akhirnya aku pergi merantau ke Jakarta. Aku bekerja disana dan menjadi pembantu rumah tangga. Awal saya bekerja semua biasa saja. Majikanku seorang pasangan paruh baya yang baru memiliki dua orang anak yang masing-masing berumur 10 dan 6 tahun.  Majikanku sangat baik padaku, baik majikan laki-laki maupun majikan perempuan. Aku bahkan dianggap seperti anak sendiri. Namun malang, perusahaan majikanku bangkrut. Semua aset majikanku disita pihak bank. Akupun akhirnya pulang kampung tepat 5 bulan yang lalu. 

Ayah tiriku melihat aku yang tumbuh menjadi gadis yang cantik, bertubuh ideal dan berisi sering kali menatapku penuh dengan nafsu. Aku sangat tidak tenang dirumah. 

Sampai akhirnya tiga bulan yang lalu, saat rumah sedang sepi, ayahku memperkosaku. Aku tak bisa melawannya, akhirnya keperawananku direnggut oleh seorang ayah tiri bangs*t. Ingin aku megadu kepada ibuku namun aku takut malah ibuku memarahiku dan menuduhku sebaliknya. Sampai akhirnya minggu kemarin aku telat datang bulan, aku diam-diam membeli testpack. Dan benar ternyata aku hamil. Pikiranku kalut stres dan hampir gila. Akhirnya karena tak tahan dengan semua ini, aku memutuskan untuk membeli cairan obat nyamuk untuk ku minum. 

Aku menulis pesan untuk ibuku " Maaf Mak Aku Meteng (Hamil) Bapak yang melakukannya" setelah itu aku meminum cairan obat nyamuk yang ku beli. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun