Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis, editor, pengajar yoga

Pemerhati isu-isu kesehatan dan hal-hal lain yang berkaitan dengannya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenapa Harus Paham Proporsi Anatomi Badan Kita Sebelum Yoga

28 Februari 2025   14:00 Diperbarui: 3 Maret 2025   17:15 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Proporsi tubuh. (Shutterstock via Kompas.com)

Seperti apa contoh kasusnya? Akan saya jelaskan di bagian berikutnya.

Konsekuensi dari Anatomi yang Unik

Saya akan memberi contoh pentingnya mengenali proporsi anatomi badan kita sendiri. Misalnya jika Anda ingin mengikuti kelas Ashtanga Yoga yang saat ini populer.

Di kelas Ashtanga Yoga ini ada banyak repetisi jump back dan jump through. Bagi mereka yang proporsi lengannya lebih panjang daripada torso atau batang tubuh, bisa dipastikan mereka bisa mengeksekusi jump back dan jump through lebih mulus, efisien, dan effortless.

Tapi untuk sebagian orang lainnya yang punya proporsi lengan yang sama atau bahkan lebih pendek dari torso mereka, tentu saja mereka akan sangat susah untuk melakukan jump back dan jump through dengan mudah. Karena agar bahu dan lengan bisa mengangkat bokong saja sudah memerlukan energi ekstra. Belum lagi harus mengaktifkan otot-otot dasar panggul (pelvic floor) dan otot core yang sangat menyedot energi. 

Di video pendek di atas, saya menemukan proporsi lengan saya lebih panjang dari torso. Hal itu memudahkan saya dalam melakukan jump back dan jump through. Tak heran jika saya masuk ke kelas Ashtanga Yoga, saya tak banyak mengalami kesulitan dalam melakukan kedua gerakan tersebut.

Untuk mereka yang proporsi lengan lebih pendek dari torso, latihan jump back dan jump through sampai kiamat pun akan tetap kesulitan. Jadi ini bukan soal seseorang rajin atau malas latihan saja.  Karena bisa jadi faktor penyebabnya adalah takdir anatomis kita.

Perjalanan Menyayangi dan Menerima Badan Seutuhnya

Lalu apa yang harus kita lakukan jika kita tidak bisa melakukan sebuah gerakan atau pose yoga hanya karena takdir anatomis kita yang tidak mendukung?

Langkah pertama adalah belajar menerima badan kita seutuhnya, baik itu kelebihannya serta terutama kekurangannya. Hal ini tidak bisa dicapai dengan mengucapkannya saja tetapi harus diresapi dan diamalkan betul dalam kehidupan sehari-hari kita.

Kita harus memahami bahwa badan kita ini adalah satu-satunya kendaraan bagi kita manusia ini untuk menjalani kehidupan di muka bumi. Tanpa badan yang sehat dan berfungsi dengan baik, kita akan sakit-sakitan. Jadi alih-alih tidak mensyukuri pemberian Tuhan, kita harus terus-menerus mengingatkan diri kita bahwa badan kita ini harus juga terus disyukuri. 

Akhir-akhir ini tentu kita sudah pernah mendengar istilah "body dysmorphia" yakni kelainan yang diidap sebagian orang yang merasa badan fisik mereka selalu kurang ideal. Kelainan ini membuat mereka ingin terus melakukan permak tubuh dengan olahraga hingga ekstrem, diet ketat, operasi bedah kosmetik yang mahal, dan upaya-upaya mengubah tubuh lainnya yang bisa mengancam kesehatan fisik dan mental karena jika dituruti terus, badan akan hancur karena terlalu banyak dimodifikasi.

Diharapkan dengan mengenali proporsi badan ini, kita bisa mengenali dan lebih menyayangi badan kita dengan segenap plus minusnya. (*/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun