Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Pengalaman Jujur Beli Rumah dan Tinggal di Kota Mandiri Maja, Kabupaten Lebak

12 Januari 2024   18:08 Diperbarui: 14 Januari 2024   10:35 1922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kluster yang ada di Perumahan Citra Maja Raya. Foto: KOMPAS/STEFANUS OSA TRIYATNA

KOTA MANDIRI sebenarnya bukan sebuah konsep baru di Indonesia. Bahkan jika Anda mau merunut jauh ke belakang, konsep itu sudah dilontarkan pemerintah Orde Baru.

Sejak tahun 1990-an, sebuah kota mandiri yang dirancang sedemikian rupa sebagai penyangga Jakarta sudah disiapkan. Hanya saja perjalanannya tidak semulus yang dibayangkan orang. 

Membangun kota mandiri bukan cuma soal duit/ anggaran tapi juga bagaimana membuat manusia yang masih berkutat di ibu kota agar mau meninggalkan pusat ekonomi menuju ke daerah lain yang masih punya banyak potensi.

Dalam tulisan ini, saya akan menjelaskan beberapa poin soal:

  • Alasan saya memilih Maja sebagai tempat tinggal
  • Perkembangan Maja selama 2020-2023
  • Prospek Maja ke depan

BACA JUGA: "10 MANFAAT TINGGAL DI KOTA MANDIRI"

Alasan Pilih Maja

Kecamatan Maja di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten adalah salah satu daerah yang sudah lama diincar menjadi kota mandiri. Cuma di zaman Soeharto, istilahnya adalah "kota kekerabatan".

Maja dianggap ideal karena letaknya yang relatif dekat dengan Jakarta (tak sejauh IKN sekarang yang ada di Kalimantan). Jadi meski Anda kerja di Jakarta sesekali pun tak masalah karena bisa naik komuterline dan sampai di jakarta dalam waktu 1,5 jam dengan membayar Rp7.000 sekali jalan. 

Kecamatan Maja ini juga relatif aman dari ancaman gempa, banjir dan longsor yang kerap melanda Lebak. Jika Anda jeli mengamati, pusat gempa selalu ada di Bayah, wilayah selatan yang masih bagian dari Lebak. Longsor juga kerap terjadi di bagian pegunungan dan perbukitan di Lebak tapi untungnya Maja jauh dari daerah perbukitan tersebut.

Sayangnya karena hantaman badai krisis moneter 1998, pengembangan kota kekerabatan Maja yang dimotori belasan pengembang properti domestik itu pun mandek dan terlantar. Orang mulai melupakannya hingga dekade 2010-an. Saya menuliskan selengkapnya di tulisan "Sejarah Kota Mandiri Maja" ini.

Sejarah Maja sebagai kota mandiri yang terlupakan itulah yang membuat saya mantap memilih untuk tinggal di kawasan tersebut dalam 3 tahun terakhir meskipun kawasan ini hingga detik ini belum seramai BSD, Serpong, atau Bekasi yang dikenal sebagai penyangga (mantan) ibu kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun