Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Belajar dari Pengalaman Marcus Bullock, Eks Napi yang Kini Jadi CEO

6 Maret 2021   17:32 Diperbarui: 6 Maret 2021   17:35 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkaca dari pengalamannya, Marcus ingin membantu para napi agar dapat kembali ke masyarakat melalui bisnis sosialnya, Flikshop. (Foto: Flikshop.com)

Di situlah, ia tergerak mendirikan bisnis sosial untuk turut memecahkan masalah sosial yang juga pernah membelitnya di masa lalu: tingginya angka residivis. Padahal menurutnya, hal itu bisa diatasi dengan memperlancar komunikasi para napi dengan anggota keluarga dan teman mereka. Dengan demikian, mereka tak kehilangan harapan dan senantiasa terdorong untuk memperbaiki hidup, serta tak terjebak dalam rantai kekerasan di penjara. 

Satu masalah besar yang ia temukan ialah adanya monopoli yang menyulitkan komunikasi napi. Untuk menghubungi telepon di lembaga pemasyarakatan, keluarga harus membayar cukup mahal. Usut punya usut, dua penyedia layanan telekomunikasi memonopoli jasa ini. Telepon memang menjadi satu-satunya alat komunikasi sebab di penjara tentu napi tak boleh menggunakan ponsel pribadi.

Muncullah ide dalam benak Marcus untuk membuat media sosial khusus para napi dan keluarga mereka agar komunikasi terus bisa terjalin meski secara fisik mereka terkurung di balik tembok lapas. Tahun 2012 menjadi saksi peluncuran Flikshop sebagai platform komunikasi antara napi dan anggota keluarga mereka melalui kartu pos dan pesan.

Mekanisme layanan ini sederhana: para anggota keluarga bisa mengunduh aplikasi dan memilih foto untuk dikirimkan ke napi dan Flikshop akan mengirimkan foto tadi dalam bentuk pesan di sebuah kartu pos seharga 0,99 dollar. Harga ini jauh lebih murah daripada menelepon melalui koneksi operator yang mahal tadi.

Dan agar aplikasi ini bisa digunakan secara luas, Marcus harus rela mengunjungi lebih dari 100 lapas di AS dan membuat para kalapas memahami pentingnya komunikasi yang erat antara napi dan keluarga, yakni agar peluang mereka menjadi residivis kambuhan lebih rendah.

Berkat kerja keras itu, Flikshop sudah bisa digunakan di 2.700 lapas di AS dan sebanyak lebih dari 170.000 orang sudah mengirimkan pesan dan foto pada para anggota keluarga mereka yang sedang menjalani hukuman.

Mengetahui misi Flikshop yang mulia, sejumlah selebritas AS terutama yang berkulit hitam pun melirik untuk mendanai Flikshop. Salah satunya ialah musisi John Legend yang memang memiliki ketertarikan pada isu reformasi lapas di AS.

Kini Marcus terus berjuan membesarkan Flikshop. Aplikasi itu sendiri makin banyak digunakan terutama karena selama pandemi, lapas-lapas di AS juga makin membatasi kunjungan.

Tak berhenti pada misi mengurangi jumlah residivis di tengah masyarakat, Marcus juga menggabungkan teknologi Kecerdasan Buatan dalam Flikshop untuk membantu para mantan napi kembali berkarya dan hidup optimal di masyarakat melalui penyediaan layanan kesehatan, latihan kerja, dan dukungan pekerjaan. (*/ @AkhlisWrites)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun