Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Belajar dari Pengalaman Marcus Bullock, Eks Napi yang Kini Jadi CEO

6 Maret 2021   17:32 Diperbarui: 6 Maret 2021   17:35 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berkaca dari pengalamannya, Marcus ingin membantu para napi agar dapat kembali ke masyarakat melalui bisnis sosialnya, Flikshop. (Foto: Flikshop.com)

Marcus juga sama malangnya. Ia yang seharusnya sibuk belajar di sekolah malah saat itu dipenjara.

Untungnya, Marcus masih memiliki ibu kandung yang peduli dan sangat sayang padanya. Ibunya berkomitmen untuk mengirimkan surat atau foto padanya setiap hari tanpa putus untuk menunjukkan betapa sayangnya sang ibu pada anaknya yang sedang menjalani hukuman. Komunikasi yang terus terjalin itu juga senantiasa mengingatkan sang anak agar tidak lupa dengan keluarga. Dan untuk menjalin komunikasi rutin begini ongkosnya tak murah bagi keluarga Bullock yang melarat hingga keluarganya berkorban dengan pindah ke apartemen yang jauh lebih kecil.

"Saat saya selesai menjalani hukuman di tahun 2004, saya akhirnya bisa melihat pengorbanan ibu saya. Saat seseorang di sebuah keluarga masuk penjara, seluruh anggota keluarganya juga turut masuk ke dalamnya," ujar Marcus sebagaimana dikutip dari The Hustle.

Tak hanya ibu, hidupnya terselamatkan juga karena kepedulian seorang teman sesama napi yang kerap menasihatinya agar menghindari kekerasan saat dalam penjara. "Saat kami bertemu, saya hendak terjun dalam perkelahian di halaman penjara dan ia menasihati saya agar saya tak ikut-ikutan karena saya masih punya masa depan panjang," kenang Marcus. Ia masih menganggap Tony sebagai sosok yang bisa memberikannya nasihat bijak dalam menjalani hidup.

Muak dengan hidup yang penuh kriminalitas dan kekerasan, Marcus pun mulai mencari kehidupan yang lebih baik dan bermartabat.

'Diselamatkan' Semangat Wirausaha

Begitu dilepaskan dari lembaga pemasyarakatan, Marcus yang masih berusia 23 tahun harus mencari kerja agar bisa mandiri dan menopang keuangan keluarganya. Namun, siapa yang mau menerima seorang karyawan tanpa pendidikan memadai dan punya rekam jejak kelam sebagai kriminal?

Ia pun harus menelan 'pil pahit', ditolak 41 pemberi kerja. Dan akhirnya ia mendapatkan satu pekerjaan kasar: menjadi tukang campur cat.

Di sini ia berusaha sebaik mungkin. Ia bekerja dengan serius agar membuktikan bahwa kualitas dirinya sudah lebih baik dari masa lalu. Ia belajar banyak soal industri cat dan kemudian mendirikan bisnis kontraktornya sendiri. Inilah bisnis pertamanya sebagai mantan pesakitan dan ia mendapatkan dukungan pemerintahan lokal.

Dengan gigih, ia menawarkan proposal bisnis dari rumah ke rumah dan tentu tidak mudah mendapatkan klien. Apalagi dengan rekam jejaknya dan reputasinya yang belum dikenal sama sekali.

Namun, ia terus berusaha dan akhirnya bisnisnya menanjak bahkan sampai bisa mendapatkan proyek dengan sebuah kampus dan bandara lokal.

Selama 5 tahun itulah ia belajar sambil menjalankan bisnisnya. Di tahun 2012 ia pun mendapati dirinya sudah memiliki rekam jejak yang membanggakan, jejaring yang luas, dan dana yang memadai untuk membuat bisnis anyar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun