Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kenapa Sayur Tak Otomatis Turunkan Berat Badan?

4 Maret 2021   17:11 Diperbarui: 6 Maret 2021   00:29 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menu diet| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

TAHUKAH Anda hari 4 Maret sebenarnya diperingati sebagai hari obesitas dunia? 

Ya, sebagaimana Coronavirus, obesitas alias kegemukan juga satu jenis pandemi. Hanya saja ia dipicu oleh gaya hidup modern, bukan virus mutasi baru.

Dan di kesempatan inilah saya ingin juga membahas tentang kontroversi yang dipicu buku yang dirilis seorang pesohor yang mengutip pernyataan dokter yang ternyata dianggap kurang cocok dengan kaidah kesehatan. 

Secara garis besar, pesohor ini mengatakan tidak memasukkan sayur dalam menu penurunan berat badannya karena sayur bisa menghambat proses penurunan berat badan. Sontak warganet pun bereaksi macam-macam. Yang kubu tenaga kesehatan serta-merta menghardik isi buku tersebut. 

Saya sendiri berupaya untuk menemukan literatur yang bisa mengonfirmasi ini dan menemukan sebuah studi yang menyatakan bahwa memang sayur mayur tidak serta merta membantu kita meraih tujuan berdiet demi untuk menurunkan berat badan.

Kok bisa ya?

SATU MAKANAN, BEDA EFEK

Gambar: ijunoo.com
Gambar: ijunoo.com
Nah begini penjelasannya: ternyata efek sayur untuk tiap individu bisa berbeda-beda. Memang secara umum, sayur mayur tentu saja sehat. Itu tidak terbantahkan. 

Namun, jika tujuannya cuma satu: menurunkan berat badan (dengan menomorduakan kesehatan holistik), sayuran bisa saja tidak membantu. Namun, yang pasti sayur bisa membantu kita lebih sehat secara optimal.

Mads Hjorth dan Arne Astrup dari Departmen Nutrisi dan Olahraga di University of Copenhagen, Denmark yang terlibat dalam penelitian tersebut menyarankan bahwa sebelum kita berdiet, idealnya kita paham betul komposisi bakteri di usus kita.

Kenapa begitu?

Jenis diet kaya serat menurut temuan mereka belum tentu cocok bagi semua orang. Keberhasilannya tergantung pada kombinasi bakteri tertentu dalam usus orang yang berdiet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun