Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Sedikit Melaparkan Diri Menyehatkan Tubuh Kita

20 Januari 2021   17:45 Diperbarui: 20 Januari 2021   17:53 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak makan 3 kali sehari tidak akan membunuh Anda. Justru malah bisa bikin sehat. (Foto oleh Alla Hetman di Unsplash.com)

JIKA Anda pernah tertidur dalam kondisi lapar di malam hari dan kemudian mimpi makanan lezat, mungkin Anda menganggap melewatkan makan adalah hal yang harus dihindari. Namun, bagaimana jika Anda tahu ada faedah kesehatan di balik kosongnya perut Anda selama 16 jam itu, Anda bisa lebih berenergi dan menurunkan nafsu makan esok harinya?

Inilah apa yang disarankan dalam diet 5-2 dalam buku tulisan dokter Inggris Michael Mosley. Anda tak perlu berpuasa yang terlalu lama. Diet ini membuat Anda tidak sampai sangat kelaparan.

Bagaimana diet 5-2 ini dilakukan? Anda cukup melakukan "puasa mini" selama dua kali per pekan, yang tujuannya adalah memperpanjang waktu kosongnya perut yaitu hingga 14-18 jam. Selama ini Anda hanya disarankan makan 600 kalori. Dan di 5 hari lain, Anda diperkenankan berpola makan normal.

Menurut ilmuwan, puasa memang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Anda bisa mengendalikan tingkat kadar gula darah, meningkatkan ingatan dan energi dan mendorong imunitas tubuh yang melemah.

Sebuah studi oleh para peneliti di University of Manchester menemukan bahwa perempuan dengan obesitas yang menerapkan pola diet 5-2 ini mampu menurunkan berat badan dan lemak tubuh dan meningkatkan resistensi insulinnya dibandingkan mereka yang mengikuti pola makan tradisional yang hanya membatasi kalori per minggu.

Penjelasan logisnya, menurut Mosley, ialah bagaimana puasa mini tadi menekan nafsu makan kita. Sebagaimana dilaporkan laman All Things Considered, ia menemukan bahwa rasa laparnya menurun begitu puasa dilakukan.

Puasa menurut peneliti National Institute of Aging Mark Mattson akan mendorong tubuh menggunakan glukosa yang tersimpan yang menjadi bahan bakar tubuh dan mulai membakar lemak.

Mattson tertarik dengan apa yang terjadi dalam otak terkait memori dan belajar saat tubuh mulai membakar lemak untuk aktivitas badan. Dan ia mulai mempelajari hewan, terutama tikus untuk menemukan rahasianya.

Ternyata selama puasa, ia mengatakan lemak bisa berubah menjadi senyawa keton "yang berguna membuat neuron lebih tahan dari penyakit dan luka". Ia ingin mempelajari manusia terkait efek puasa pada kesehatan otak manusia.

Dan sebagaimana dilaporkan oleh Eliza, ilmuwan juga meneliti bagaimana puasa mini bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh, mungkin dengan membuat sel-sel lebih adaptif terhadap stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun