Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perawat, Pilih Insentif atau Santunan?

7 Juni 2020   07:40 Diperbarui: 8 Juni 2020   10:05 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perawat Memasang APD | Foto: Kompas.com

Pola kolonialisme memang tidak hilang dari tubuh para pemangku kepentingan. Pemegang kuasa merajalela menjalankan misi tidak sehat, padahal ketidakadilan mereka ketahui sejak belia.

Bahkan agama mengajarkan mereka dalam setiap pendidikan yang dilalui bahwa "tidak adil" akan mengantarkan kita pada tanggung jawab di pengadilah mahsyar.

Kepasrahan memang bukan akhir dari segalanya, menikmati pekerjaan yang beresiko tinggi dengan rapelan yang tidak menentu akan selalu menggores hati untuk tidak peduli, tetapi Deni memilih bekerja walau berat melangkah. Motivasi untuk kesembuhan pasien yang dirawat sejatinya mendapat apresiasi bukan sebaliknya diskriminasi.

Falsafah Keperawatan | Foto: Senyum Perawat
Falsafah Keperawatan | Foto: Senyum Perawat

Cerita sejawat Deni adalah satu dari ribuan perawat yang tengah mengalami pasang surut kehidupan profesi yang sama. Hanya tulisan menjadi tempat meluapkan segala kecewa dan lara, meski sebagian dari kita tidak suka membaca, namun Deni berharap agar pemangku kepentingan bisa memahami dinamika kerja yang dilaluinya.

Rumah besar bernama Indonesia memang harus tetap dijaga dengan nasionalisme kerja meski kadang kurang professional dan adil.

Jariyah memang tidak bisa di "uang" kan, namun hidup yang serba banyak kebutuhan harus tetap berlanjut, materi dibutuhkan sebagai cara manusia bertahan dalam proses kehidupan.

Materi bukan segalanya bagi mereka yang sudah kaya tetapi bagi kelas menengah, ini menjadi keharusan dari jalan bekerja.

Setiap bulan kita menyaksikan para tenaga keperawatan berguguran, tangisan sendu menghiasi media sosial yang diiringi lagu gugur bunga.

Ada kekecewaan dan kekhawatiran bagi mereka yang bekerja bahwa kehidupan harus dijaga dan hak harus diberikan segera, tapi apakah mereka mengira bahwa dengan santunan kematian bagi keluarga telah cukup mengobati lelahnya bekerja hingga nyawa hilang? Sesekali kita merenung tentang ini.

Sebenarnya ada dua pilihan bagi perawat Indonesia di era new normal ini, apakah setia memilih insentif yang kadang tidak menentu atau hanya akan menunggu santunan kematian yang sudah siap didepan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun