Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Pemberantasan Sarang Nyamuk, Masih Efektifkah di Masyarakat?

12 Maret 2020   11:25 Diperbarui: 15 Juni 2022   06:26 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demam Berdarah Dengue | Sumber foto : Kompas.com

Intensitas hujan yang begitu tinggi di sebagian wilayah dan perubahan cuaca yang kian tidak menentu membuat masyarakat harus tetap waspada menjaga kesehatan diri dan lingkungan. Perilaku untuk hidup bersih dan sehat harus senantiasa dilakukan untuk mencegah munculnya penyakit yang dapat mengancam jiwa.

Salah satu ancaman di musim penghujan adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus ini seringkali menimbulkan korban jiwa.

Data terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan bahwa peningkatan penderita DBD tahun ini lebih besar dibandingkan dengan jumlah penderita DBD pada tahun sebelumnya. Jumlah penderita DBD berdasarkan data dari bulan Januari hingga Maret tercatat 17.820 kasus dengan total kematian mencapai 104 orang.

Langkah preventif sebenarnya sudah sering digalakkan oleh tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas, namun efektivitas dari upaya pencegahan seringkali tidak sesuai dengan harapan yang ada. Kendala utama seperti jangkauan wilayah, perilaku yang sulit berubah dan penanganan yang tidak tepat menjadi tugas besar yang harus diselesaikan secara bersama-sama.

Kita bisa mengambil contoh bagaimana aktivitas fogging oleh petugas di lingkungan warga. Pengasapan di beberapa selokan dan area perumahan justru tidak efektif manakala masyarakat tidak memiliki kesadaran untuk membersihkan area selokan atau menguras selokan sehingga air dapat mengalir dengan lancar.

Hal utama yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan yaitu gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3 M Plus (Menguras atau membersihkan tempat penampungan air, Menutup rapat penampungan air, Mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang menjadi tempat berkembangnya nyamuk).

Aktivitas Fogging | Sumber : Kompas.com
Aktivitas Fogging | Sumber : Kompas.com

Selain itu, untuk mendukung efektivitas gerakan maka di sosialisasikan penambahan aktivitas yang mendukung gerakan 3 M seperti menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air yang sulit dibersihkan, penggunaan obat nyamuk, kelambu, pengaturan cahaya, dan ventilasi rumah hingga menghindari kebiasaan menggantung baju di kamar.

Apakah gerakan tersebut efektif?

Pertanyaan ini selalu menggelitik penulis yang juga seorang tenaga kesehatan. Harus diakui bahwa gerakan PSN ini tidak efektif manakala tidak didukung oleh stakeholder yang ada seperti pemerintah desa, tokoh adat, tokoh masyarakat juga tokoh agama.

Berhadapan langsung dan memberikan sosialisasi ke masyarakat bukanlah perkara mudah, kita akan dihadapkan pada latar belakang yang berbeda seperti tingkat pendidikan, ekonomi dan juga sosial kultural. Koordinasi lintas sektor akan menjamin pelaksanaan program.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun