Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat

| Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada | Bachelor of Nursing Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membongkar Fragmentasi Akademik Kampus

19 Oktober 2019   13:25 Diperbarui: 19 Oktober 2019   13:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perguruan Tinggi | Sumber gambar: Okezone.com

Pola pengembangan ini dirasa cukup baik untuk membangun prospek Indonesia ke depan. Pengembangan ini tidak pula lepas dari pengembangan dasar yang ditempa sejak awal yaitu membangun karakter individu itu sendiri.

Lulusan perguruan tinggi yang memiliki hard skill dan soft skill tidak akan lepas dari penerapan pendidikan karakter sejak awal. Betul bahwa karakter adalah pembentukan diri individu, tapi sejatinya karakter harus dididik sebagai landasan berbuat individu dalam mencapai hard skill dan mengasah soft skill yang dimilikinya.

Kurikilum Pendidikan 2013 menanamkan hal tersebut dengan membagi pendidikan karakter menjadi 3 ranah yaitu pendidikan karakter yang menumbuhkembangkan kesadaran sebagai makhluk tuhan, pendidikan karakter yang terkait dengan keilmuan serta pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa cinta dan kecintaannya terhadap bangsanya sendiri.

Ketiga hal tersebut tidak semata-mata menjadi landasan mengawal proses pembentukan pendidikan karakter tapi jadi bagian membagun input, proses, output dan outcam SDM perguruan tinggi.

Prinsip dasar pendidikan adalah untuk semua (education for all), yang mencakup tidak adanya perbedaan dalam memandang semua golongan, baik identitas maupun etnisitas.

Oleh karena itu, maka akses pendidikan mulai dibangun dengan ketersediaan dan keterjagkauan pembiayaan. Program beasiswa menjadi wadah bagi peserta didik dalam memaksimalkan pendidikan yang ingin ditempuhnya. Kampus sebagai sarana utana harus mendukung dan mengupayakan pemenuhan beasiswa secara merata dan terbuka tanpa diskriminasi.
 
Pola dan Solusi
 
Sebagai rumah ilmu, pendidikan tidak terlepas dari hakikat humanizing of human yang dalam tatanan pelaksanaannya sangat kompleks. Perguruan tinggi yang memiliki marwah dalam mencetak SDM yang mumpuni tidak hanya bergerak dalam ranah bisnis tapi juga kemampuan memanajemen kampus, agar mampu bergeliat mensinergikan antara visi dan misi yang telah dicita-citakan.
Dalam hal ini, perguruan tinggi harus keluar dari fragmentasi akademik yang membuat iklim kampus tidak berkembang dalam kesadaran mencetak SDM yang baik.
Berikut merupakan langkah yang patut ditempuh, pertama, kampus harus mampu memaksimalkan potensi SDM bukan hanya sebatas menilai prestasi akademik tetapi juga non akademik.

Meski secara umum hal tersebut telah dilakukan, namun ada beberapa perguruan tinggi yang masih terkurung dengan idealisme dasar yang dibangun bahwa lulusan perguruan tinggi hanya melahirkan SDM yang sama tanpa memandang hakikat perbedaan tiap-tiap individu.

Di sini kampus harus mau dan mampu menampilkan prestasi-prestasi yang diraih oleh peserta didik dalam setiap kompetensi apapun yang diikutinya. Kemauan dan kemampuan tersebut dirasa perlu dalam memandang setiap kemampuan yang individu miliki, bukan sebaliknya melakukan dehumanisasi bagi peserta didik.

Kedua, kampus harus mampu membuka diri agar setiap komponen civitas akademika memahami bahwa apa yang dilakukan oleh kampus menjadi tanggung jawab bersama tanpa ada kecurigaan.

Semua komponen yang ada, baik pimpinan utama hingga dosen harus bisa membuka diri dan mau menerima gagasan yang bersumber dari seluruh elemen kampus, baik dari staf, mahasiswa hingga organisasi-organisasi di internal kampus.

Kesadaran untuk membuka diri sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kredibilitas kampus dan integritas lulusan.
Ketiga, kampus harus mampu memaksimalkan seluruh komponen civitas akademik dalam upaya melahirkan partisipasi di lingkup kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun