Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

Live in Saudi Arabia 🇸🇦

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takkan Lari Cinta Dikejar

16 Agustus 2019   16:45 Diperbarui: 16 Agustus 2019   16:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Pribadi | Stasiun Cikarang

Mencintai adalah memahami diri tentang cara memberi arti bagi sesama. Ini salah satu arti mencintai yang bisa saya definisikan, namun ada beberapa definisi lain yang diungkapkan oleh orang bijak, pujangga cinta hingga mereka-mereka yang terjebak dalam dunia cinta tentang makna dari mencintai itu sendiri.

Dalam dunia nyata, keberadaan cinta sebagai hakikat akan kasih sayang Tuhan tidak bisa dipungkiri sebagai cara untuk menjalin kebersamaan agar manusia berkembang. Tanpa cinta mustahil 7,6 Milliar penduduk di muka bumi bertambah setiap tahunnya. Cinta juga mengisyaratkan kerjasama, kemajemukan dalam bingkai keadaban juga keindahan untuk berbagi kebahagiaan.

Pergulatan rasa dalam diri seseorang untuk dicintai dan mencintai adalah wajar akan tetapi akhir-akhir ini makna akan dunia cinta semakin luntur bahkan hancur. Ini dikarenakan cara menyalurkannya dilakukan dalam bentuk-bentuk yang tidak beradab, mengedepankan nafsu hewani serta memberi citra negatif tentang cinta itu sendiri.

Di media sosial khususnya, banyak fenomena lucu dan menarik tentang pasangan kekasih tanpa ikatan yang disyariatkan. Kemesraan antar satu sama lain dalam berbagai bentuk dan caranya telah menjadikan mereka lupa bahwa ada hal-hal positif yang bisa dilakukan tanpa harus mengumbar kemesraan. Bukan berarti penulis kehilangan jati diri menemukan cinta karena keasyikan melakukan observasi atau berusaha menemukan jodoh terbaik, akan tetapi inilah media baik untuk saling berbagi, saling mengingatkan juga saling mengkritisi dalam indahnya melihat satu hal dalam banyak cara.
 
Saya pun mulai berfikir bahwa sebenarnya siapa yang menentukan cinta dan jodoh itu ? Apakah kita sendiri atau Tuhan. Orang-orang optimis selalu berkata bahwa jodoh kita adalah apa yang kita usahakan dan bukan semata-mata pemberian dari Tuhan. Jika kita yakin dan berusaha kita bisa mendapatkan jodoh yang kita inginkan.

Namun, saya memiliki cerita tentang  seorang wanita yang telah menjalin hubungan dengan pria impiannya selama bertahun-tahun, dan dia yakin bahwa pria tersebut adalah jodohnya. Selama pacaran, badai dan karang telah mereka lalui bersama. Tak ada apapun di dunia yang bisa membatalkan rencana pernikahan mereka berdua. Pada hari yang telah ditentukan, upacara pernikahan mereka  di selenggarakan dengan sangat meriah. Sang wanita dengan bangga menunjukkan pada teman dan kerabatnya bahwa dia bisa menikahi pria impiannya.

Beberapa tahun kemudian, seorang teman mendapati sang wanita sendirian duduk di taman. Setelah berbincang-bincang, sang teman tersebut telah mengetahui bahwa wanita tersebut telah bercerai dari suaminya itu dengan suatu alasan yang dia tidak ingin ungkapkan. Sang teman mencoba untuk menghibur dengan menceritakan pengalaman hidupnya. Bertahun-tahun ia pacaran dan saling mencintai hingga akhirnya menikah, namun karena berbagai macam alasan dan rintangan, ia harus "say goodbye" kepada mimpi dan berpisah dengan pria itu.

Cerita diatas memberikan gambaran bahwa Jodoh adalah rahasia tuhan, kita tidak pernah tahu apakah kekasih, suami atau istri kita saat ini adalah soulmate atau jodoh kita. Tuhan telah menciptakan kita berpasang-pasangan sebagaimana disebutkan dalam kitab suci. Namun masalahnya apakah kita bisa menemukan belahan jiwa itu?
 
Tidak ada salahnya jika kita berusaha mendapatkan orang yang kita inginkan, hanya saja kadang kita terlalu optimis dan sama sekali lupa bahwa ada faktor X  yaitu kekuatan Ilahiyah (Tuhan) yang sesungguhnya sangat menentukan dalam proses pencarian kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun