Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

9 Skenario Perubahan, Apa Pilihan Terbaikmu?

1 Agustus 2022   11:17 Diperbarui: 8 Oktober 2022   17:40 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua; transformasi solutif, yang paradigmanya dibangun dari keinginan untuk menciptakan sebuah keharusan untuk mengatasi kekurangan yang ada dengan cara membangun asset dan kekuatan baru. Singapura dapat menjadi contoh bagaimana proses transformasi model ini dijalankan, ketika negara pulau kecil dengan populasi migran memutuskan menjadi pusat perdagangan dan jasa, pusat produksi, lalu menjadi pusat keuangan yang menyerap begitu banyak investasi.

Singapura menjadi negara yang kompetitif. Potensi yang serupa juga dimiliki oleh beberapa propinsi potensial, apalagi dalam perkembangannya telah menjadi Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang dapat bertransformasi serupa jika ada kesungguhan dari semua pihak. Mengangkat kembali peran maritim-hub yang menghubungkan kawasan strategis di Asia Tenggara.

Ketiga; transformasi berbasis leader (pemimpin). Pemimpin yang mumpuni merancang visi, menyusun agenda, membuka pikiran, menangkap imajinasi publik, berjuang dalam perang politik dan memberi energi pada negara.

Transformasi akan memberi arti dan membawa dampak ketika pemimpin mampu membuat keputusan strategis untuk menciptakan sebuah perubahan. Berbagai diskursus yang muncul ke permukaan di Indonesia adalah akumulasi sebagai bentuk respon dan kritik atas berbagai keresahan akibat ketimpangan pembangunan yang tidak berimbang antara `janji politis' dan implementasi.

Keempat; transformasi jati diri pemimpin. Perubahan arah demokrasi, pertarungan ideologi, membutuhkan banyak persuasi intelektual, manuver politik, dan daya tarik populis untuk mewujudkan sebuah pilihan perubahan. Situasi ini akan menguat menjelang pesta demokrasi 2024, yang harus diikuti dengan transformasi di level kepemimpinan. Pola kepemimpinan menjadi stagnan, ketika pemimpin justru mencari-cari pola kepemimpinan yang tepat untuk meluruskan berbagai kompleksitas masalah yang bergerak lebih cepat. 

Kelima; transformasi stimulus atau katalisator yang bisa dibangun dari ide baru; format ekonomi, tehnologi, investasi, pendidikan, dan tata kelola pemerintahan. Pelajaran India dengan pusat rekayasa perangkat lunaknya di Bangalore, Singapura sebagai pusat ekonomi merupakan jawaban prosesi transformasi membentuk sebuah perubahan. Kita memiliki kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) yang digunakan sebagai model pembangunan ekonomi daerah. Atau gagasan One Village One Product (OVOP) yang bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi di tingkat basis yang lebih luas.

20210309122923leader-62e8912c3555e42f6e09294f.jpg
20210309122923leader-62e8912c3555e42f6e09294f.jpg
sumber:PRIndonesia beyond reputation

Keenam; transformasi reformasi institusi. Mereformasi parlemen, sistem pemilu multipartai, dan pemilihan pemimpin secara langsung. Semua itu mengubah panggung politik Indonesia. Mereformasi format master plan, grand strategi atau cetak biru pembangunan menjadi kebutuhan substansial saat ini.

Ketujuh; transformasi implementasi. Kebutuhan paling krusial adalah ketika seluruh perencanaan memberikan hasil optimal dalam implementasinya. Umumnya perencanaan telah dilengkapi payung hukum, namun tetap saja berbagai kepentingan, di tingkat bawah hingga tingkat elit menjadikan perencanaan dan implementasi tidak menemukan singkronisasi output. Realitas inilah yang menjadi diskursus dan kritikan paling `panas', ketika aturan menjadi mainan kepentingan.

Kedelapan; transformasi berkelanjutan. Bagaimana panjangnya proses konflik menjadi perdamaian di beberata titik daerah rawan krisis di Indonesia, merupakan contoh kongkrit berlikunya proses lobi, diplomasi dari medan perang hingga meja perundingan. Dan napak tilas jejak proses perdamaian yang panjang itulah yang mendasari mengapa perdamaian harus dipertahankan sebagai prasyarat tumbuhnya demokrasi dan lancarnya pembangunan. 

Kesembilan; transformasi buatan lokal. Meskipun stimulus datang dari luar, pada akhirnya kitalah yang lebih memahami bagaimana seharusnya transformasi harus dijalankan terutama oleh para tokoh-tokoh kita sendiri.

Menemukan konsensus dan belajar dari kesalahan masa lalu dalam rangka membangun orde politik, ekonomi, dan sosial yang baru berdasarkan demokrasi, tata pemerintahan yang baik dan rekonsiliasi adalah sebuah kebutuhan paling krusial untuk membangun Indonesia kedepan dan menanti momentum Pemilu 2024 untuk sebuah perubahan. 

Akan dibawa kemana lokomotif Indonesia yang gerbongnya berisi kebhinekaan, jika bukan untuk lepas landas Indonesia lebih baik, dan tentunya untuk kesejahteraan rakyat di atas semuanya.

referensi: 1,2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun