Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Guru yang "Terlempar" Ke Dunia Sunyi, Tanpa Hape

1 Maret 2022   00:49 Diperbarui: 11 Maret 2022   23:17 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga cukup membuat iri para sineas dari banyak negara. Karena dari gletser yang jauh dapat bersaing di ruang bergengsi Oscar.

Memang lokus Bhutan, dengan begitu banyak cerita tersembunyi yang menggoda adalah sebuah ide, gagasan yang tinggal di olah oleh talenta yang luar biasa, bisa lahir sebagai sebuah karya sinema unggulan.

Romantisme kehidupan sederhana, gunung, para penggembala, Yak, padang rumput tetap menjadi impian banyak orang dalam hinggar binggar keriuhan kota yang penuh polutan.

Jadi ketika di awal film, kita disuguhi eksotisme daratan Bhutan, semua mata langsung tertuju kesana, dan bertanya-tanya, apa gerangan cerita yang sepadan dengan eksotisme alam itu.

Kisahnya Bermula Dari Guru Muda

Hendak mengikuti aras impiannya, ber-emigrasi ke Australia, sang guru muda malah menemukan dirinya ditugaskan ke sebuah sekolah di desa paling terpencil di Bhutan Utara di mana tidak ada air mengalir dan listrik.

Impian terbesarnya bukan disana, jadi setiap kali pikirannya hanya kapan ia harus sesegera mungkin menjauh dari "dunia asing-terisolir". Sejauh mata memandang hanya deretan gunung, gembala Yak, dan dingin gletser.

Seiring menguatnya keinginan untuk pergi, ikatan-ikatan batin yang mulai tumbuh, semakin tak bisa diretas. Hubungan guru dengan anak-anak lokal yang meyakinkan dia untuk tinggal sebelum kondisi musim dingin yang benar-benar keras melanda.

Seperti sebuah alur yang dapat ditebak, tapi film ini berhasil menyisakan rasa penasaran. Tentu saja faktor penokohan para pemain, suasana landskap Bhutan dengan gunung-gunung tinggi menyentuh awan.

Sulit untuk menjelaskan keindahan itu, bagi yang pertama melihat, tapi tentu saja tidak bagi sang guru yang justru merasa "terpenjara", dalam ruang dan waktu yang asing. Padahal orang seperti Steve Jobs, dedengkot Apple Inc, pernah begitu jatuh cinta dengan deretan sunyi gunung.

Bayangkan saja, bagi seseorang dengan candu informasi, kecepatan berita dan ukuran-ukuran yang tak terbayangkan, jika harus hidup tanpa gadget.

Dalam utopia yang dikiranya mimpi, ia menemui pengalaman mengharukan. Ketika ia pada akhirnya justru mendapat hiburan-hiburan lain yang jauh dari impiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun