Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kenapa Timnas Mulai Berlomba Memilih Korean-Coach?

18 Januari 2022   00:56 Diperbarui: 22 Januari 2022   16:36 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak awal, STY mencoba memahami budaya Islam, seperti dikutip media Korea Selatan, Sportalkorea.

Bukan apa-apa, STY hanya ingin memastikan ia paham dan bisa dipahami anak asuhnya, karena mayoritas anggota skuad Garuda adalah Muslim. 

Sehingga waktu shalat, puasa, dan aturan lain yang berkaitan dengan urusan spiritual itu ia harus pahami baik-baik. Jelas sekali ia memahami filosofi "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung".

Sesederhana itu. Langkah-langkah yang dilakukan STY, meskipun terlihat sederhana, namun barangkali baru STY satu-satunya yang secara blak-blakan menceritakan sisi kecil yang sepertinya tidak berhubungan dengan dunia bola itu tapi selama ini luput dari mata para pelatih lain. Ternyata, pendekatan ini cukup efektif untuk membuat anak asuhnya seperti berada di tangan yang tepat.

Terlepas dari asal STY, faktor kepribadian STY mungkin dianggap menarik, baik bagi para pemain timnas, maupun para pendukungnya. Salah satu buktinya, posisi runner up kita juga tak terlalu digoyang dengan kritik tajam. 

Justru kelahiran talenta baru, seperti Ricky Kambuaya, Pratama Arhan,Rizky ridho, Ramai Rumakiek, Alfendra Dewangga, menguatnya posisi bargaining power Asnawi Mangkualam di bursa pencarian pemain hingga bernilai 375 ribu euro atau Rp 6 miliar, membuat popularitas STY makin menguat.

Bahkan dalam urusan kritik satir tentang perlunya ahli nutrisi dalam timnas dengan menyinggung Korut,  yang pernah dilontarkan bintang podcast kondang Deddy Corbuzier, STY dengan santai cuma bilang; "jangan dibiasakan bercanda seperti itu", ia hanya tidak mau isunya melebar kemana-mana.

Paska laga Piala AFF 2020, STY menstimulasi para anak buahnya di timnas, agar anak asuhnya bisa berlatih dan bermain di liga-liga besar dunia. Strategi barunya dengan "ngotot" memilih beberapa pemain naturaliasasi berdarah Indonesia, juga disambut positif para pengamat sepak bola dan para pendukung timnas. 

Benar atau tidak, pilihannya ini bisa jadi berkaitan dengan "nasionalisme" atau sederhananya, menghadirkan pemain asal Indonesia yang telah "matang" untuk mengompori skuadnya agar punya motivasi seperti mereka.

Bahkan optimisme STY dalam mempersiapkan tim menuju laga pra kualifikasi Piala Dunia U22 tahun 2023, membuat media Inggris Daily Star, kagum dan berani memprediksi Indonesia akan bermain dalam Piala Dunia 2030.

Langkah Copy Paste Timnas Lain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun