Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korban Kejahatan Seksual dan Ancaman "Solusi" Tersembunyi

17 Desember 2021   21:28 Diperbarui: 24 Desember 2021   07:17 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan seperti banyak solusi yang ditawarkan, peran sekolah harus didorong lebih responsif terutama dengan mendorong dibentuknya komite khusus yang membantu penyelesaian berbagai persoalan yang menimpa para anak didik, soal jaminan keamanan bagi si korban dan para whistle blower (pemberi informasi) yang harus dijaga kerahasiaannya agar tidak menimbulkan bahaya. 

Termasuk juga kampanye pemahaman tentang UU Perlindungan Anak agar anak-anak dan publik memahami apa konsekuensi dari tindak kekerasan yang dilakukannya. Kampanye penyadaran dan pemberitahuan melalui berbagai media terkait UU, perilaku tindak kekerasan, konsekuensi hukum yang akan diterima, harus menjadi konsumsi publik lebih intensif.

Anak-anak kita juga harus semakin kita cerdasi dengan berbagai informasi tentang pendidikan seksual, sebagai salah satu cara anak-anak kita mengantisipasi  kemungkinan kejahatan seksual. Waspada dengan penggunaan teknologi yang sepenuhnya diserahkan kepada anak-anak kita karena bisa menjadi jalan munculnya kejahatan, seperti grooming. Grooming dipahami sebagai  kejahatan yang dilakukan orang dewasa dengan melakukan manipulasi, melalui hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka.

Ternyata begitu banyak persoalan di depan mata kita yang tidak kita deteksi, entah karena kealpaan kita, atau karena begitu tidak terduganya lokus dan kasus terjadinya kekerasan seksual yang menimpa anak-anak kita. Peristiwa itu menyisakan catatan perih para korban kekerasan yang diam-diam menyimpan sendiri masalah, menyelesaikan sendiri tanpa mendapatkan keadilan yang setimpal. 

Kita lupa bahwa selain kerja-kerja mengurus ekonomi, politik, ada persoalan sosial yang menyimpang yang tidak terdeteksi oleh keterbatasan sudut pandang mata kita dalam melihat besarnya persoalan yang harus dicarikan jalan keluarnya.

Harapan kita semua, tentu saja deretan kasus yang bermunculan nyaris sporadis dalam satu bulan terakhir ini, tidaklah mewakili sebuah puncak gunung es banyaknya kasus lain yang tersembunyi. Wujud keprihatinan kita terdalam pastilah pada masa depan putra-putri, pewaris masa depan kita kelak. Semoga!


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun