Mohon tunggu...
widya waty
widya waty Mohon Tunggu... -

maju jaya rukun makmur

Selanjutnya

Tutup

Politik

Asal Muasal Sebutan 'Foke' dan 'Jokowi' (dan Aku Belajar Menulis)

17 Mei 2012   05:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:11 6269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertama menulis di Kompasiana (judul: Jokowi Slow Abis dah…) ada yang protes gaya bahasaku. Padahal aku asal curcol aja. Tapi tetap terima kasih sama yang protes, dan kucoba kali ini untuk lebih baik di tulisan bertema Nemologi ‘Foke’ dan ‘Jokowi’.

Dari hasil googling, disebutkan Nemologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh nama seseorang. Cabang dari ilmu metafisika ini diyakini sudah dikembangkan sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Sayangnya, karena dianggap sebagai ilmu yang semu, Nemologi tidak berkembang seiring zaman.

Meski demikian, para ahli sosiologi berpendapat nama yang diberikan orangtua kepada anaknya akan mempengaruhi kepribadian, kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana cara orang menilai diri si pemilik nama. Pun halnya dalam konteks psikologi, nama seseorang berhubungan dengan sugesti yang bersifat positif maupun negatif.

Dalam wacana mencari Gubernur DKI Jakarta, bagi sebagian masyarakat yang enggan mencermati rekam jejak masing-masing calon, pesan Jayabaya bisa dijadikan acuan. Kata Jayabaya, nama orang yang akan memimpin negeri ini, bila suku katanya diakhiri dengan no-to-na-go-ro.

Kini ada nama-nama calon gubernur Fauzi Bowo, Alex Noerdin, Faisal Basri, Joko Widodo, Hidayat Nurwahid, dan Hendardji Supandji. Menurut versi Jayabaya, tidak ada satupun nama yang cocok untuk menjadi pemimpin. Tapi, kalau yang mirip-miripdengan keyakinan Nemologi Jayabaya itu, ada dua yakni Fauzi Bowo dan Joko Widodo.

Fauzi Bowo. Fauzi adalah nama untuk anak laki-laki. Nama ini berasal dari Arab dengan pengertian kemenangan, sukses, atau kejayaan. Sayang, Bowo sebagai nama belakangnya tidak lengkap. Mestinya Wibowo yang berarti berwibawa. Tapi kalau Bowo saja jadi tidak ada arti, atau bisa malah dipelesetkan jadi bawa.

Nah, kalau diterjemahkan secara utuh, nama Fauzi Bowo adalah kemenangan yang dibawa-bawa belaka. Ada benarnya, bila melihat awal kemunculan Bang Kumis ini di panggung politik ibukota. Dulu, dari sebelumnya tak dikenal, karena dibawa-bawa oleh Sutiyoso untuk jadi wakil gubernur, ia lantas terus eksis hingga kini.

Joko Widodo. Joko berarti perjaka. Arti yang sangat maskulin meski terkesan kurang sesuai dengan gaya Solonya yang kelewat mengumbar cengiran. Sedangkan nama belakangnya, Widodo. Meski nama ini terdengar pasaran, ternyata cukup sulit mencari artinya. Mengutip penulis Kompasiana terdahulu, Reby Wahyudi, dijelaskan Widodo terdiri dari dua suku kata, wi dan dodo. Wi berarti wibowo dan dodo berarti dolan-dolan.

Jadi, Joko Widodo berarti perjaka yang suka dolan-dolan alias main-main. Ada benarnya juga. Bukankah sosok yang satu ini belakangan terkenal dengan jurus maboknya. Nekad ingin memimpin Jakarta dengan hanya bermodalkan popularitas media, berkah mobil Esemka mainannya.

Daripada dipusingkan dengan latar belakang kebirokratan dan kinerja Fauzi Bowo dan Joko Widodo, pesan Jayabaya berdasarkan Nemologi mungkin sudah sejak lama dimaklumi kedua sosok ini. Nama belakang mereka tidak termasuk dalam no-to-na-go-ro. Hanya ada nada o yang fals berupa wo pada Bowo dan do pada Widodo. Ketimbang makin terdengar fals, mereka lantas meninggalkan nama asli dan melupakan teori Jayabaya. Inilah sejarah asal muasal nama mereka disingkat menjadi Foke dan Jokowi.

Apa ada yang tahu sejarah lainnya tentang singkatan nama mereka? Silakan berbagi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun