Mohon tunggu...
WURYAN TRI KARTIKO 1
WURYAN TRI KARTIKO 1 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hi

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konfrontasi Indonesia dan Malaysia di Era Soekarno

29 April 2021   15:30 Diperbarui: 29 April 2021   15:33 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 

SEJARAH TERJADINYA KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA

Konfrontasi Indonesia-Malaysia merupakan sebuah perseteruan mengenai bagaimana kelangsungan masa depan wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei. Perseteruan ini terjadi antara Federasi Malaysia-Indonesia pada tahun 1963-1966.

  • Latar Belakang

Awal perseteruan anara Indonesia-Malaysia adalah keinginan pemerintah Malaysia untuk membentuk Federasi Malaysia disebut juga dengan istilah Persekutuan Tanah Melayu. Wilayah yang ingin digabungkann oleh federasi malaysia antara lain tahun 1961 Brunei, Serawak, dan Sabah. Pernyataan tersebut ditentang oleh Soekarno karena dirasa tidak sesuai dengan Persetujuan Manila yang telah disepakati. Hal ini diungkapkan oleh Soekarno yang beranggapan bahwa pembetukan Federasi Malaysia merupakan bentuk baru kolonialisme dan imperrialisme yang digunakan inggris.

Soekarno bertemu dengan Tuanku Abdul Rahma selaku Perdana Menteri Malaysia pada saat itu di Tokyo, Jepang pada tahun 1963 untuk membahas tentang penyelesaian perseturuan antar kedua negara.

Selanjutnya pertemuan dimana Indonesia, Malaysia, dan Filipina dilanjutkan di Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri di Manila pada tahun 1963 tentang kesepakatan pembentukan Negara Federasi Malaysia. Tetapi Malaysia melanggar kesepakatan yang telah disepakati Konferensi tingkat Menteri Luar Negeri, hal ini dilaukan ketika Perdana Menteri Malaysia Tuanku Abdul Rahman menandatanagi dokumen pembentukan Federasi Malaysia dengan pihak Inggris pada Juli 1963 dan di London, Inggris. Pada bulan Agustus 1963, Federasi Malaysia akan dibentuk, pembentukan Federasi Malaysia telah disepakati oleh PBB. Indonesia dan Filipina setuju dengan pembentukan Federasi Malaysia tapi dengan syarat pembetukan federasi harus dengan kehendak rakyat yang akan disatukan di dalam Federasi Malaysia. PBB selanjutnya membentuk tim penyidik yang belum resmi pada bulan Agustus 1963 untuk menyelidiki tentang pembentukan Federasi Malaysia. Kenyataanya Malaysia mengumumkan berdirinya Federasi Malaysia pada bulan September 1963, padahal saat itu penyelidikan dari PBB belum secara resmi di umumkan. Indonesia kecewa karena Malaysia melanggar perjanjian yang telah disepakati kemudian langsung memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia. Soekarno beranggapan, Federasi Malaysia merupakan boneka Inggris, dan merupakan salah satu alasan Soekarno tidak menyetujui pembentukan Fedrasi Malaysia. Para Pemuda Malaysia menjadi geram dan mulai bereaksi anarkis, mereka merusak bangunan di Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur. Begitu pula di Indonesia, para pemuda melakukan penyerangan di Kedutaan Malaysia dan Kedutaan Inggris.


Setelah terjadi saling serang antar kedutaan, perselisihan mulai merambat ke perbatasan Malaysia-Indonesia di pulau Kalimantan. Indonesia kemudian mengumpulkan sukarelawan dwikora. September 1963, Istilah “Konfrontasi Malaysia” dan “Ganyang Malaysia” menjadi istilah yang popuer di Indonesia. Banyak petinggi militer yang tidak menyukai istilah “Ganyang Malaysia”, diantaranya Letnan Jenderal Ahmad Yani dan Menteri Pertahanan Abdul Haris Nasution dan pada saat itu Menteri Nasution terkucilkan karena beliau lebih ingin menempuh jalur damai dengan Malaysia daripada dengan konflik. Banyak yang menyebut konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia diduga sebagai salah satu faktor penting terjadinya kudeta pada tahun 1965 yang di lakukan PKI. Hal ini karena konfrontasi antar dua negara merupakan kebijakan sepihak yang dilakukan oleh Soekarno dengan didukung oleh PKI dan tidak di didukung oleh banyak orang. Situasi ini pun di gunakan oleh para tentara Indonesia untuk mengakhiri konfrontasi ini. Secara diam-diam, beberapa petugas tentara Indonesia berusaha untuk menhubungi otoritas Malaysia dan Singapura. Pada tahun 1965 terjadi pencuikan yang dilakukan oleh PKI yang mana Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Ahmad Yani di culik bersama dengan satu orang letnan satu dan enam jenderal militer lainnya. Puncak dari konfrontasi, pada Januari 1965, Malaysia dimasukan sebagai anggota yang tidak tetap di dewan keamanan milik PBB. Soekarno menjadi murka dan di bulan yang sama menarik Indonesia dari PBB  karena mendengar hal tersebut. Soekarno membuat Konferensi Kekuatan Baru atau Conference of New Emerging Forces (CONEFO) sebagai sebuah alternatif, Indonesia pun membuat Games of the New Emerging Force sebagai tandingan dari Olimpiade yang di selenggarakan di Senayan Jakarta pada bulan November 1963. Dengan melalui Surat Menteri Luar Negeri Subandrio, Indonesia menyatakan keluar dari PBB per tanggal 1 januari 1965. Kemudian di sampaikan melalui surat jawaban pada tanggal 6 Januari 1965. Surat tersebut berisi jaminan bahwa indonsia akan setia pada prinsip-prinsip kerja sama internasional yang sudah ada yang tercantum dalam piagam PBB. Indonesia menjadi negara yang pertama dan satu-satunya negara yang pernah menyatakan keluar dari PBB.

Konfrontasi Indonesia-Malaysia menimbulkan beberapa dampak di Indonesia, baik dalam bidang sosial, politik, maupun ekonomi.

Dalam bidang sosial, Keadaan sosial pada saat terjadi konfrontasi menjadi tidak terkendali dan para pemuda mendatangi Kedutaan Besar Malaysia dan Inggris dan melakukan demonstrasi hingga perusakan. Hal yang sama juga terjadi di Malaysia, dimana Kedutaan Besar Indonesia dirusak oleh pendemonstran di Malaysia.

Dalam bidang politik, Usulan konfrontasi merupakan sebuah usulan Soekarno dimana Soekarno tidak setuju dengan berdirinya Negara Federasi Malaysia. Keputusan Soekarno tidak mendapatkan dukungan dari para Jenderal dan Tentara Indonesia, oleh karena itu, para Jenderal dan Tentara Indonesia membuat kelompok anti-Soekarno. Keputusan Soekarno mendapat dukungan dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Kelompok Anti-Soekarno melakukan upaya untuk mengakhiri konfrontasi ini, dengan secara diam-diam menghubungi pihak Malaysia untuk mengakhiri konfrontasi ini dengan cara berdamai, Soekarno yang mendengar hal tersebut menentang cara ini Soekarno.

Dalam bidang Ekonomi, Karena hubungan dengan Malaysia menjadi renggang, dampak ekonomi menimbulkan masalah bagi Karimun. Para petani tidak bisa menjual hasil tani ke Singapura dan Malaysia, Para nelayan banting profesi menjadi guru karena nelayan tidak bisa menjual hasil tangkapan mereka. Warga sekitar karimun kesulitan menjual barang mereka ke Singapura dan Malaysia, padahal kedua negara itu merupakan salah satu pelanggan tetap warga Karimun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun