Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Amarima Hatuhaha, Akar Budaya Orang Basudara di Pulau Haruku, Maluku Tengah

26 Februari 2022   11:50 Diperbarui: 28 Februari 2022   17:45 6007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Amarima Hatuhaha, Akar Budaya Orang Basudara di Pulau Haruku, Maluku. Sumber: arsip-interaktif Kompas.id

Bahkan ketika mereka kemudian tinggal di pesisir dan menganut agama. Bukti arkeologis Masjid Kuno Hatuhaha di Pulau Haruku sebagai simbol integrasi atau persekutuan 5 (lima) negeri atau desa Islam yakni Negeri Pelauw,Kailolo, Kabauw, Rohomoni dan Hulaliu yang disebut sebagai Uli Hatuhaha.

Masing-masing juga memiliki pemerintahan otonom, namun menyatukan diri dalam persekutuan negeri-negeri yang disebut Amarima Hatuhaha. 

Dari kelima negeri itu, pada masa kolonial, Negeri Hulaliu mengkonversi menjadi negeri Kristen, sebagai bagian konsensus untuk menyelematkan negeri pada masa itu. 

Meski Hulaliu menganut agama yang dibawa kolonial (Portugis dab Belanda), namun secara adat tetap menjadi bagian dari persekutuan atau persaudaraan Uli Hatuhaha, sehingga dalam kegiatan-kegiatan tradisi dan ritual Islam, tetap dilibatkan, sebagai bukti kearifan lokal hidup orang basudara adek kakak. 

Baca juga : Masjid Kuno di Pulau Haruku, Simbol Agama Merawat Kearifan Budaya Lokal

Jadi pengalaman batin masa lalu itu menjadi mekanisme dan sistem aturan lokal, aturan adat yang melekat dalam genealogis tradisi dan budaya orang Haruku. Oleh karenanya, jika bersandar pada pengalaman ini, orang Haruku memiliki ingatan kolektif untuk segera berdamai jika terjadi konflik. 

Jika bersandar pada ingatan kolektif, kesadaran historis kultural masa lalu dalam tradisi lokal amarima hatuhaha, maka konflik antara Dusun Ori (sebuah dusun dari Desa Pelauw) dengan Desa Kariuw, adalah gesekan sosial yang akan cepat berdamai karena mekanisme lokal hidup basudara amarima hatuhaha itu.

Mekanisme kearifan lokal sebagai bagian sistem atorang orang basudara di Pulau Haruku adalah mekanisme lokal  yang dibangun atas dasar konsensus dan kesepahaman kultural diantara masyarakat pelaku budaya. 

Warisan tradisi dan mekanisme lokal itu terus hidup dan mejadi ingatan kolektif warga Haruku. 

Oleh karena itu, penulis meyakini tradisi budaya yang mengakar itu, tidak akan pernah tercerabut meski dalam perputaran waktu dan perjalanan zaman, dinamika dan gesekan sosial kerap terjadi. 

Dengan spirit basudara, Orang Haruku khususnya dan Maluku pada umumnya, hidup dalam ruang kebudayaan yang dinamis sekaligus selalu arif dan bijak menjawab tantangan zaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun