Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Peradaban sebagai Program Prioritas Nasional

13 Januari 2021   21:30 Diperbarui: 14 Januari 2021   03:32 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Rumah Peradaban dengan demikian adalah upaya mengungkap, memaknai sumberdaya budaya, agar timbul rasa mencintai dari masayarakat, terutama generasi muda terhadap kekayaan sumberdaya budaya yang dimiliki. Sumberdaya budaya tersebut dapat menjadi modal menumbuhkan dan memperkuat karakter dan jatidiri bangsa. 

Rumah Peradaban sudah menjadi semacam ikon program Puslit Arkenas dan 10 Balar, sebagai program unggulan untuk tindaklanjut sebagai bagian pendayagunaan hasil penelitian arkeologi di seluruh Indonesia. 

Kini, setelah 5 (lima) tahun digelar, tahun keenam dilaksanakannya program tersebut, yakni pada tahun 2021 ini, pemerintah pusat melalui Bappenas, menetapkan Program Rumah Peradaban menjadi Program Prioritas Nasional.

Sebuah kebanggaan bagi para insan arkeologi di bawah naungan Puslit Arkenas dan Balai Arkeologi di seluruh Indonesia. Tentu saja, hal ini menjadi 'gawe besar' yang membutuhkan perhatian serius dan perlakuan khusus dalam pengembangan pelaksanaan program tersebut. 

Melalui program-programnya yang berdasarkan cetak biru menginduk atau berpedoman pada konsep Nawa Citta yang disusun sejak 2014 lalu. Justru itu, melalui tagline: ”Arkeologi untuk Bangsa” Program Rumah Peradaban ini lahir dalam menyikapi program prioritas “Nawa Citta”.

Kini, Rumah Peradaban, tidak hanya menjadi gelaran rutin yang dilakukan oleh Puslit dan Balar secara sendiri-sendiri dan terpisah, namun terintegrasi secara nasional, dalam rangka penguatan Revolusi Mental dan pemajuan kebudayaan

" Kita harus memiliki perspektif yang lebih luas dan makro dalam pelaksanaan program Rumah Peradaban, karena sekarang status program tersebut sudah ditingkatkan menjadi Program Prioritas Nasional".  

Demikian ujar I Made Geria, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Jakarta, saat memberikan arahan secara virtual di hadapan para Kepala Balai Arkeologi se- Indonesia. 

Dalam arahannya, Kepala Puslit Arkenas itu meminta kepada para Kepala Balai Arkeologi se Indonesia, untuk meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan dan kebudayaan di daerah. 

Hal ini agar program Rumah Peradaban menjadi milik bersama stakeholder, bukan semata-mata program instansi pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan pemajuan kebudayaan.

Mengingat pentingnya Rumah Peradaban sebagai sarana edukasi dan pembentukan serta penguatan karakter generasi muda bangsa, terutama dalam memahami warisan leluhur budaya bangsa, maka program Rumah Peradaban hendaknya memiliki target capaian yang konkret dan optimal dalam pelaksanaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun