Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia: Negeriku Rumahku, Rumahku Istanaku

8 Oktober 2020   21:24 Diperbarui: 8 Oktober 2020   21:51 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istana Negara. Sumber: indonesia.go.id

Bukan lautan hanya Kolam susu
Jaring dan jala cukup Menghidupimu
................
Orang bilang Tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan Batu jadi tanaman

Penggalan lirik lagu Koes Plus berjudul Kolam Susu itu sudah cukup menjelaskan bahwa Indonesia, Tanah Air tercinta itu surga. Apa yang tidak ada di Indonesia, tanah tercinta ini. 

Tanahnya yang subur, tempat tumbuh berbagai tanaman. Negeri yang indah, dimana semua panorama terindah terhampar. Tanah, dimana segala jenis tanaman dapat tumbuh subur. 

Indonesia, tanah di bawah angin. Tempat dimana  semua orang di dunia ingin hadir. Indonesia, negeri yang kaya sumberdaya. Sejak abad 10 M, banyak bangsa-bangsa di dunia mencarinya. Negeri impian, dimana semua kekayaan alam dikandungnya. Sejak abad 8 M, sudah tumbuh cikal bakal negeri yang kelak menjadi besar, Indonesia. 

Indonesia, tempat tumbuh hilang berganti, peradaban demi peradaban. Negeri kepulauan yang di tiap pulau besarnya, tumbuh pusat-pusat peradaban yang besar di masa lampau. Di Pulau Sumatra, tumbuh peradaban kerajaan-kerajaan yang besar pada masa masanya. 

Sriwijaya, Aceh, Samodra Pasai dan banyak lagi kerajaan-kerajaan lain yang tak hapal untuk disebut. Di Kalimantan, tumbuh dan hadir Kerajaan Kutai, Banjar, Samarinda dan sebagainya. Di Jawa, Singosari, Majapahit, Mataram, Demak adalah kerajaan-kerajaan besar yang dikenal di seluruh dunia. 

Belum lagi, tak terbilang berbagai kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Juga hingga sekarang, jejak sejarah kerajaan dulu masih bertahan, seperti Kesultanan Yogyakarta, Surakarta, Cirebon dan sebagainya. Bahkan Mataram Islam, yang berganti Kesultanan Ngayogyakarta, hingga sekarang tetap bertahan, menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Di Pulau Sulawesi, Kerajaan Gowa, Tallo, Bone, Wajo, Luwu dan sebagainya adalah sebagian saja dari kerajaan-kerajaan yang tumbuh pada masanya. Belum lagi berbagai kerajaan palili (pendamping, taklukan) yang juga tumbuh bersama. 

Di Kepulauan Maluku, Kerajaan Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo yang sangat termasyur. Belum lagi berbagai kerajaan-kerajaan lain yang tumbuh dalam rentang masa yang sama. 

Tak heran jika Maluku kemudian dikenal sebagai Negeri Al Mulk atau negeri para raja, yang aura kejayaan masa lalu masih bertahan hingga sekarang. Tak hanya itu, bahkan di Tanah Papua, juga tumbuh berbagai kerajaan seperti Kerajaan Kaimana, Salawati dan sebagainya. 

Apa yang terbaca dengan deretan berbagai kerajaan yang tumbuh mewarnai peradaban nusantara ini? Demikianlah, Indonesia lahir dari perjalanan sejarah peradaban yang teramat panjang. Dari berbagai kerajaan-kerajaan monarki konstitual, menjadi republik adalah bukti peradaban yang panjang juga kaya cerita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun