Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jejak Kampung Kuno di Tengah Proyek Pengembangan Objek Wisata di Bukit Warembungan, Kabupaten Minahasa

19 Agustus 2020   23:58 Diperbarui: 23 Agustus 2020   22:53 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puncak Bukit Warembungan, saat awal dibuka rintisan jalan. Maret, 2019 Sumber: Dokpri/Balar Sulut

Kabupaten Minahasa, sungguh memang daerah yang indah, kaya sekaligus menakjubkan, namun juga penuh pertanyaan. Kekayaan Minahasa, bukan hanya sumberdaya budayanya, tetapi juga potensi wisata.

Dua perpaduan obyek wisata yang memikat sesungguhnya, namun juga mengundang pertanyaan, juga beberapa kecemasan. Terutama, pesatnya laju pengembangan obyek wisata, yang perlu diimbangi oleh kesadaran akan kelestarian budayanya.

Bukit Warembungan, adalah salah satu fenomena yang menarik diperbincagkan dalam khasanah pengembangan obyek wisata, juga sekaligus tentang sejauh mana kesadaran masyarakat untuk melestarikan sumberdaya budaya, terutama situs-situs arkeologi yang terdampak oleh pengembangan obyek wisata.

Saya dan beberapa peneliti Balai Arkeologi Sulawesi Utara, di awal tahun 2019, mendapat laporan masyarakat di Desa Warembungan, yakni tentang adanya situs arkeologi di tengah pembukaan lahan obyek wisata di Bukit Warembungan. 

Sebelum Bukit Warembungan, semakin pesat sebagai obyek wisata seperti sekarang ini, sewaktu awal pembukaan lahan, pembukaan rintisan pembuatan jalan menuju Puncak Warembungan, kami sudah lebih dulu melakukan survei dan peninjauan atas laporan warga, yang juga pemuda Desa Warembungan, yang kebetulan adalah seorang pegiat budaya dan anggota organisasi masyarakat, yang sekaligus penari Tari Kabasaran, tarian tradional khas Minahasa.

Kondisi saat ini Puncak Bukit Warembungan, Padie's Kumuwu. Sumber: Kumparan.com
Kondisi saat ini Puncak Bukit Warembungan, Padie's Kumuwu. Sumber: Kumparan.com
Dalam kacamata arkeologi, kemungkinan besar, daerah Bukit Warembungan adalah kampung-kampung kuno Minahasa yang terletak di perbukitan.

Kami melakukan survei di lokasi yang saat ini dijadikan obyek wisata, bernama Padie's Kimuwu. Sewaktu pertama kali kami kesana, tempat wisata itu belum dibangun, baru rintisan jalan yang dibuka.

Namun kami cukup bersyukur, bahwa obyek situs arkeologi di lokasi puncak Bukit Warembungan, tempat yang kini berdiri Padie's Kimuwu itu tetap dipertahankan dilestarikan. 

Pihak investor, membuat pagar keliling dari tembok dan menandai bahwa tempat itu adalah situs budaya. Kami cukup lega, bahwa pihak pengembang, memahami konteks warisan budaya leluhur, sehingga alih-alih menghilangkan, justru membangun situs budaya itu terinegrasi dengan obyek wisata.

Di luar soal pakem zonasi cagar budaya berdasarkan UU Cagar Budaya Nomor 11 Tahun 2010, di mana keletakan antara situs budaya sebagai zona inti dan obyek wisata dalam kategori zona pengembangan dan zona pemanfaatan, diatur jarak dan posisinya. 

Namun, upaya pihak pengembang, tidak menghilangkan situs budaya, justru mengintegrasikan, atau memahami situs budaya sebagai bagian dari obyek wisata yang dikembangkan, bagi saya pribadi sebagai arkeolog sangat memberikan apresiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun