Mohon tunggu...
Wie Astuti
Wie Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - _

Selama hidup, teruslah belajar, buat bekal mati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Spiritualitas di Tengah Pandemi

29 November 2021   10:15 Diperbarui: 29 November 2021   10:24 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi Covid-19 yang melanda seantero Bumi merupakan peristiwa besar dan bersejarah. Umat manusia menjadi saksi bisu bagaimana perubahan besar terjadi dalam waktu singkat dan merubah pola kehidupan. Keadaan memaksa manusia untuk bisa beradaptasi menyesuaikan kondisi dengan segera. Sayangnya, hal tersebut membuat manusia kehilangan asa menyaksikan banyaknya jiwa yang berguguran melawan keganasan makhluk tak kasat mata.

Kecemasan, adalah gajala paling umum dirasakan setiap manusia menghadapi hari-hari yang penuh ketidakpastian. Ketidaksiapan menghadapi situasi sulit menyebabkan kacaunya pola pikir dan turut berimbas pada imunitas yang menurun drastis. Hal inilah yang menyebabkan dengan mudahnya virus menginfeksi tubuh yang sudah rentan. Keadaan tersebut sangat lumrah terjadi, dan pada akhirnya angka kematian yang tinggi tidak bisa terhindarkan.

Di satu sisi manusia diselimuti kekhawatiran yang sangat dengan adanya virus yang terus berkembang biak dan menginfeksi tubuh manusia. Kematian adalah kemungkinan paling buruk yang selalu menghantui ketika terinfeksi virus. Di sisi yang lain, manusia juga dihadapkan pada kekhawatiran tidak bisa melanjutkan kehidupan yang terus membayangi. Tuntutan kerja yang baru, perampingan karyawan, higga sulitnya lapangan pekerjaan menjadi rahasia bersama. Jika tidak diimbangi pemikiran yang logis dan rasional akan mudah saja berpikiran yang tidak-tidak dan liar dan tak terkendali.

Agama adalah hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Agama berisi seperangkat panduan dan tuntunan bagi manusia. Agama, sejatinya sudah mewanti-wanti dan juga membekali manusia jauh-jauh hari tentang bagaimana cara menghadapi kesulitan hidup. Dalam konteks kehidupan hari ini, kesulitan hidup yang paling terasa adalah pandemi Covid-19. Dalam agama Islam, tasawuf merupakan salah satu jalan yang memberikan cara dan arahan bagaimana mengatasi kesulitan ataupun tekanan hidup.

Dengan mempelajari dan mendalami tasawuf, spiritualitas manusia akan kembali terisi. Kecemasan, kekhawatiran, ketakutan dan perasaan negatif yang disebabkan kenyataan pahit kehidupan akan terselesaikan. Agama sebagai penawar memiliki cara tersendiri untuk menyembuhkan jiwa yang sedang dilanda kesedihan dan kegundahan.

Sebagai manusia biasa, wajar jika merasakan kecemasan menghadapi kenyataan pedih saat ini. Namun, sebagai umat yang beragama, kita jangan lupa jika semua yang terjadi dalam kehidupan ini tidak lepas dari ketetapanNya. 

Akan lebih baik jika sebagai seorang hamba, selalu melibatkan Dia dalam situasi apapun. Menyerahkan segala sesuatu hanya kepadaNya disertai dengan usaha mempertahankan hidup. 

Merasa cemas dalam himpitan dan tekanan pandemi sangatlah manusiawi, namun jauh lebih bijak jika dibarengi usaha mempertahankan keadaan sembari memasrahkan segalanya kepada Yang Maha Kuasa, atau dalam agama Islam dikenal dengan istilah tawakkal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun