Mohon tunggu...
Wulandari
Wulandari Mohon Tunggu... Seorang istri yang sedang belajar menjadi Ibu.

Kini menjalani hari-hari dengan lebih bermakna dengan terus menerima diri sendiri, dan beromantis dengan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Semangkok Mie Yamin dan Meja Tanpa Gawai

14 Juni 2025   13:00 Diperbarui: 14 Juni 2025   13:00 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini sayabanyak merayakan diriku sendiri, memberi reward atas apa yang sudah dilakukan. Hal tersebut membuat diriku Bahagia, bukan menormalisasi implusivitas namun kita kadang lupa bahwa diri sendiri juga butuh give bukan dari orang lain melainkan dari diri sendiir.

Membangun kesadaran bahwa Ketika aku terpenuhi maka aku akan dengan riang gembira memberi ke orang lain. Selfish memang kedengarannya tapi itu adalah bentuk usaha agar tetap menjaga isi rumah tentram. Menjadi istri memiliki banyak peran, ia bukan hanya mengurusi suami namun menciptakan isi rumah yang barokah dan tenang. Salah satu kunci ketenangan rumah adalah ketenangan istri.

Makan sendiri di salah satu Mie Yamin enak di Palu, duduk melihat orang-orang makan, melihat para pelayan dengan cekatan mengantarkan makanan atau membersihkan meja. Melihat dedaunan di taman mini kedai, hal sederhanya yang selalu disyukuri. Tidak banyak perempuan yang memiliki kesempatan sama seperti saya dibebaskan asal tahu diri. Sambil makan, sambil mikir enak kali yah punya bisnis kuliner.

Mie Yamin49/wln
Mie Yamin49/wln

Siang ini Palu tidak terlalu panas, anginnya sepoi-sepoi menembus kulit. Jarak rumah ke kedai mie yamin sekitar 3km ditempuh dengan sepeda motor. Biasanya Saya malas keluar rumah kalo siang hari maklum di Palu mataharinya seorang dapat 5 mungkin.

Didepan meja makanku ada sekeluarga sedang makan, Ibu, Bapak dan anak-ananknya. Yang bikin menarik saya perhatikan mereka saling berinteraksi, saling icip makanan satu sama lain, berbagi pangsit, ngobrol dan paling penting tidak ada yang mengoperasikan handphone mereka. Pemandangan Langkah, dikebanyakan tempat makan kita akan menyaksikan orang-orang menunggu makanan atau sedang makan tetap menggenggam gawai kesayangan mereka.

Taman mini di kedai Mie Yamin/wln
Taman mini di kedai Mie Yamin/wln

Pemandangan itu mengingatkan saya lagi bahwa kita harus menikmati setiap moment dalam hidup, membawa kesadaran diri penuh untuk menikmatinya. Menikmati setiap helai mie yang masuk dalam mulut, merasakan teksturnya yang dikunyah, menganalisa rasa yang mendarat dilidah.

Mie yaminku sudah habis dilalap, kini aku akan Kembali kerumah dan mulai menyetrika baju yang tingginya sudah mirip gunung Gawalise.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun