Apa Itu Gangguan Penglihatan Binokuler?
Penglihatan binokuler normal terjadi saat mata kanan dan kiri bekerja sama, lalu otak menyatukan gambarnya menjadi satu penglihatan yang jelas. Namun, pada gangguan penglihatan binokuler, koordinasi ini terganggu. Akibatnya, seseorang bisa mengalami penglihatan ganda (diplopia), penglihatan kabur, atau bahkan sulit memperkirakan jarak. Gangguan ini bisa terjadi pada anak maupun orang dewasa, dan jika tidak ditangani, bisa memengaruhi kualitas hidup sehari-hari.
Jenis-Jenis Gangguan Penglihatan Binokuler
1. Strabismus (Mata Juling)
Posisi bola mata tidak sejajar, sehingga arah pandang kedua mata berbeda. Akibatnya, otak kesulitan menyatukan gambar dari kedua mata.
2. Ambliopia (Lazy Eye / Mata Malas)
Salah satu mata mengalami penurunan fungsi penglihatan karena otak lebih memilih menggunakan mata yang "lebih kuat". Kondisi ini biasanya muncul sejak kecil.
3. Diplopia (Penglihatan Ganda)
Penderita melihat satu objek menjadi dua. Hal ini bisa disebabkan oleh gangguan saraf, otot mata, atau masalah koordinasi antara kedua mata.
4. Supresi (Suppressive Vision)
Otak secara tidak sadar "mematikan" penglihatan dari salah satu mata untuk menghindari penglihatan ganda.
5. Gangguan Fusi dan Stereopsis
Mata tidak mampu menyatukan dua gambar dengan baik, sehingga persepsi kedalaman (3D) berkurang atau hilang.
Gejala yang Sering Dirasakan
- Sering memicingkan salah satu mata saat melihat
- Kesulitan fokus terutama saat membaca atau melihat dekat
- Cepat lelah atau pusing saat menggunakan mata
- Penglihatan ganda atau kabur
- Sulit memperkirakan jarak (misalnya saat menuang air atau menangkap bola)
Dampak pada Kehidupan Sehari-hari
Gangguan penglihatan binokuler bisa memengaruhi banyak hal, seperti:
- Prestasi belajar anak (sulit membaca atau menulis)
- Keselamatan berkendara (sulit menilai jarak dengan benar)
- Aktivitas olahraga (koordinasi tangan-mata berkurang)
- Kualitas hidup (mata cepat lelah, sering sakit kepala)
Bagaimana Cara Mendiagnosisnya?
Pemeriksaan gangguan penglihatan binokuler biasanya dilakukan oleh dokter mata atau optometris melalui:
- Cover test: menutup salah satu mata untuk melihat apakah mata lainnya bergerak untuk menyesuaikan fokus.
- Pemeriksaan stereopsis: tes untuk menilai kemampuan melihat kedalaman (3D).
- Uji fusi: untuk mengetahui seberapa baik kedua mata dapat menyatukan gambar.
- Pemeriksaan refraksi: melihat apakah ada kelainan rabun yang tidak terkore
Penanganan Gangguan Penglihatan Binokuler
1. Kacamata atau Lensa Khusus
Membantu mengoreksi kelainan refraksi atau ketidakseimbangan visual.
2. Terapi Penglihatan (Vision Therapy)
Latihan khusus untuk memperkuat koordinasi kedua mata.
3. Penutup Mata (Eye Patching)
Umumnya diberikan pada kasus ambliopia, dengan menutup mata yang lebih kuat agar mata lemah bisa "dilatih".
4. Operasi Mata
Diperlukan untuk kasus strabismus yang tidak membaik dengan terapi lain.Â
5. Penanganan Penyakit Dasar
Jika gangguan disebabkan oleh stroke, cedera saraf, atau penyakit otot, maka penanganan medis perlu diarahkan ke penyebab utamanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI