Mohon tunggu...
Wulan yulandasari
Wulan yulandasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadist

Hanya untuk memenuhi salah satu tugas matkul semata..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Katakan "Tidak" pada Pergaulan Bebas

28 Juni 2021   05:01 Diperbarui: 28 Juni 2021   06:31 1957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"bocah memang meresahkan" kata-kata itulah yang akhir-akhir ini digunakan untuk sindiran pada adik-adik yang masih dibawah umur dikarenakan kelakuan mereka yang memang meresahkan di sosial media bahkan kehidupan sehari-hari,hal ini menunjukan bukan kurangnya pengawasan orang tua.

 Indonesia berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan, dimana tidak dapat dipungkiri bahwa gaya hidup baru pribadi bangsa ini cenderung mengarah pada perilaku hedonisme yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa standar kebahagian setiap orang dipengaruhi dengan  mencari kesenangannya sebanyak mungkin.

Sebenarnya tidak ada yang salah menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan hidup, karena tidak dapat dipungkiri setiap orang pasti mencari kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup ini. Yang salah adalah mencari kesenangan yang mengarah pada perilaku negatif dan fakta yang terjadi di kalangan masyarakat saat ini adalah munculnya perilaku hedonisme dalam pergaulan yang memicu perilaku seks bebas, khususnya di kalangan remaja.

Khususnya pergaulan bebas di negeri ini sering terjadi di kota-kota besar salah satunya adalah JAKARTA, Bahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa pergaulan bebas yang dianggap open minded (berfikiran terbuka) oleh sebagian anak zaman sekarang dianggap suatu trend diusia mereka saat ini.

Bahkan dalam sebuah penelitian menurut kepala BBKBN Surya Chandra Surapaty mengatakan bahwa "dampak negatif dari perilaku seks pranikah adalah kehamilan yang tidak diinginkan, kehamilan pada usia remaja ini dapat menimbulkan masalah bagi remaja,keluarga juga lingkungan sosial" sebagaimana dikutip dari bbkbn.go.id. hal ini dibuktikan dengan data yang keluar pada tahun 2013 lalu yang menyebutkan bahwa sebanyak 20,9% remaja di Indonesia mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah.

Bisa kita bayangkan bukan bagaimana kengerian yang dianggap lazim bahkan menjadi sebuah trend anak muda bahkan anak dibawah umur pun melakukannya,yang akhirnya berimbas pada banyak nya kasus pernikahan dini dikarenakan akibat dari perilaku tersebut.

Data survei ini membuktikan kekhawatiran atas pergaulan bebas dikalangan remaja saat ini, ada banyak faktor penyebab remaja melakukan pergaulan bebas, khususnya dikalangan para pelajar. Penyebab setiap remaja mungkin berbeda tetapi semua itu berakar dari kurangnya pegangan hidup dalam hal keyakinan, ketidak stabilan emosional yang masih labi tanpa melihat akibat dari perilaku yang dibuatnya karena faktor hedonisme tersebut dan kurangnya pengawasan orang tua ditambah media sosial yang bebas diakses oleh semua kalangan usia bahkan faktor lingkungan pun menjadi salah satu penyebab terbesarnya.

Bahkan menurut survei penelitian yang dilakukan oleh negara bagian North Carolina, Amerika Serikat menemukan bahwa sebagian besar perilaku pergaulan bebas yang terjadi dikalangan remaja ternyata berasal dari eksploitasi seksual melalui media. Lebih mengenaskannya menurut hasil penelitian tersebut remaja sudah terlanjur mendapat informasi yang salah, sehingga cenderung melakukan seks bebas dikarenakan perihal tersebut dianggap sudah biasa terjadi atau bahkan menjadi sebuah trend pergaulan dikalangan usia sebayanya.

Hal inilah yang menimbulkan keresahan atas perilaku remaja saat ini dimana menyebabkan perilaku yang tak terkendali, perilaku yang menyimpang tanpa aturan dan tidak memperdulikan norma dalam masyarakat maupun agama dan mengakibatkan pola pikir yang rendah pada remaja.

Mungkin hal ini sudah dianggap biasa di negara yang menganut norma kebebasan seperti negara-negara barat, tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan di negara yang sangat menjunjung tinggi norma keluarga, adat dan agama. Di Indonesia khususnya didalam norma masyarakat nya sangat tabu untuk melakuan sex diluar nikah, bahkan mungkin "No Sex Before Marriage" menjadi prinsip hidup yang dianut oleh masyarakat Indonesia bahkan ini menjadi  nilai-nilai luhur yang dijaga secara turun-temurun oleh masyarakat ini tetapi perkembangan zaman mulai sedikit demi sedikit menggeser nilai-nilai tersebut dengan gaya hidup baru ala hedonisme orang luar.

Maka sangat sungguh disayangkan jika nilai-nilai yang dianut mulai terhupus dikarenakan perkembangan zaman, maka bukan tidak mungkin sebenarnya untuk menghindari perilaku tersebut. Peran orang tua disini terlebih sangat dibutuhkan untuk memberikan sebuah pemahaman sejak dini agar anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa di generasi selanjutnya terselamatkan dari perilaku tersebut dengan menanamkan nilai agama sejak dini,pentingya memberitahukan batasan pergaulan,lalu mulailah menanamkan norma masyarakat yang dianut secara turun-temurun dan membentuk perilaku positif kepada anak sejak usia dini dan yang paling penting tentunya memberikan pendidikan yang berhubungan dengan seks pada anak dan remaja agar mereka tidak salah mengambil pemahaman melalui jalan yang salah. Dasar-dasar nilai moral ini yang diletakan orang tua ketika mendidik anak sangat penting untuk menjauhkan anak dari cara hidup yang salah dan pergaulan bebas yang merusak diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun