Mohon tunggu...
Max weber
Max weber Mohon Tunggu... -

Wong Cilik yang ingin Merdeka 100%

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jasmerah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah)

15 Agustus 2013   08:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:17 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Rengasdengklok kemudian Menteng 31 Jakarta adalah tiang utama perjalanan Perjuangan Besar Pemuda Revolusioner, dan karena Proklamasi ditekan dengan sangat keras di Rengasdengklok, maka posisi Rengasdengklok bukan semata tiang Perjuangan Para Pemuda Revolusioner, tetapi tiang utama Revolusi Indonesia.

Pasca Proklamasi Kemerdekaan terutama setelah Pengakuan Kedaulatan Bangsa Indonesia ternyata yang dibesar-besarkan adalah Jakarta, dalam hal ini Istana Kepresiden Republik Indonesia. Para pemimpin besar Indonesia termasuk Soekarno dan Hatta dengan sadar atau dengan tidak sadar telah sedemikian rupa melupakan Rengasdengklok.

Baik dalam upacara kenegaraan, maupun dalam buku sejarah yang beredar, bahwa peran Rengasdengklok terkesan dilecehkan yang berakibat baik Generasi Tua mau pun Generasi Muda Indonesia tidak memahami peran kawasan Rengasdengklok termasuk Cakung, Jakarta Timur, Karawang, dan Purwakarta dalam awal peledakan Revolusi Besar Bangsa Indonesia.

Penyakit melecehkan peran menentukan dari Desa-desa Indonesia serta penyakit elitisme, aristokratisme, serta penyakit membesar-besarkan berlebih-lebihan kehebatan Barat (Eropa Barat dan Amerika Serikat) ternyata gagal dikendalikan oleh Soekarno dan Hatta.

Soekarno tersentak pasca terjadinya G 30 S tentang betapa keroposnya persatuan dan Kesatuan Rakyat Indonesia dan betapa mudahnya sesama Rakyat Indonesia gontok-gontokan. Soekarno berteriak: Jangan sekali-kali meninggalkan Sejarah! Tetapi sejarah gilang-gemilang Bangsa Indonesia telah sedemikian rupa dilecehkan oleh elit Indonesia.

Proses ini berakibat sangat jauh di mana kepribadian Bangsa Indonesia hilang secara sistematis. Bila kepribadian dari satu bangsa hilang, maka ia akan lemah dan mudah dibodoh-bodohi dan dihancurkan oleh pihak yang tidak beruntung bila bangsa dimaksud menjadi kuat, dan pada sisi lain para elit Indonesia menjadi pencoleng, pencopet, dan perampok uang negara.

Suatu harapan yang kelihatannya sangat sulit diwujudkan oleh pemimpin Bangsa Indonesia saat ini, agar kepribadian Bangsa Indonesia dibangun secara sistematis dengan meninggalkan sikap kebarat-baratan. Kembalilah ke basis dan ke akar kepribadian Bangsa Indonesia yang penuh kegagah-beranian dan rasa percaya diri yang sangat tinggi.

Sejarah Perjuangan Pemuda Revolusioner, dan seluruh Pejuang, serta Rakyat Indonesia sungguh sulit dicarikan bandingannya. Jangan sekali-kali Meninggalkan Sejarah!

Di tempat yang sakral ini, photo-photo para pemuda Laskar Rakyat  terpampang di dinding gedung Juang ini,dan benda-benda lainnya sebagai Saksi Bisu .

Momentum ini sangat ditunggu-ditunggu oleh mereka yang berada di alam sana yang menghendaki perdamaian yang sah dari Tuhan dengan diwakili oleh rakyat yang menderita secara langsung maupun tidak langsung.

Karena Hukum Tuhan adalah Hukum yang abadi berlaku sepanjang jaman. Hukum sebab akibat siapa yang menanam baik positip maupun negatip dia akan menuainya cepat atau lambat. Hukum manusia yang disertai oleh kebiadaban dan kekejaman tidak bertahan lama, dan tidak mendapat keberkahan dari Tuhan.

MERDEKA !! MERDEKA  !!MERDEKA !!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun