[caption id="attachment_334106" align="alignnone" width="500" caption="Sumber : Vino"][/caption]
Pesta Demokrasi Pilpres memang selalu nya merupakan ajang yang selalu gegap gempita yang sudah dimulai bahkan jauh sebelum hari H pelaksanaan pemungutan suara tersebut dilaksanakan karena tidak bisa dipungkiri hasilnya akan sangat menentukan nasib dan masa depan kehidupan bangsa Indonesia
Persiapan awal pemilu atau masa kampanye selalu diwarnai dengan berbagai bentuk propaganda baik langsung ataupun media massa cetak dan online dari setiap pasangan Capres-Cawapres, yang ujung-ujungnya memang selalu berakhir pada situasi kontraversi atau bahkan saling menghujat melalui Black Campign untuk menjatuhkan pihak lawan.
Banyak hal menarik yang terjadi pada Pilpres 2014 yang telah dilakukan pada 9 Juli 2014 yang lalu, yang sebenarnya bukan lah merupakan akhir atau puncak acara dari pesta demokrasi ini, tetapi melainkan hanya merupakan titik tolak awal dari persaingan yang sebenarnya dimana proses untuk sampai pada hasil akhir dari Pilpres tersebut seperti saat ini tidak kalah gegap gempitanya dari masa kampanye dan hari H pencoblosan. Kali ini kontroversi yang terjadi semakin memanas karena diwarnai dengan saling klaim kemenangan diantara kedua kandidat pasangan Capres-Cawapres yang secara otomatis juga terjadi diantara masing-masing masyarakat pendukungnya.
Pada kenyataannya, memang kubu Prabowo - Hatta dan Kubu Jokowi - JK sama-sama gencar mendeklarasikan bahwa mereka lah yang berhasil memenangkan suara terbanyak, semua perhatian media massa baik cetak, elektronik maupun online tidak pernah lewat seharipun untuk mengulas isu quickcount, kontroversi, berbagai analisa dari berbagai kalangan seputar hasil Pilpres dan prediksi situasi masyarakat pasca pengumuman pemenang suara sah dari KPU tanggal 22 Juli mendatang, bahkan mengalahkan isu Remunirasi, THR dan Mudik Lebaran.
Ditengah situasi saat ini, sepertinya memang banyak pertanyaan krusial yang memang sengaja di "lupakan" oleh sebagian besar masyarakat maupun kedua kandidat pasangan Capres-Cawapres, seperti "seberapa jauh kesiapan masing-masing pasangan Capres - Cawapres dan pendukungnya untuk menang? atau bahkan yang paling krusial tentunya persiapan untuk menerima kekalahan?
Sudah semestinya masyarakat dan masing-masing pasangan Capres-Cawapres menyadari betul bahwa siapapun nantinya yang terpilih menjadi Presiden - Wakil Presiden, tugas-tugas besar yang sangat berat sudah menanti untuk dapat dilakukan dengan kesiapan yang maksimal karena tentunya segenap masyarakat Indonesia akan menggantungkan harapannya pada pasangan pemimpin terpilih untuk dapat mewujudkan tingkat kehidupan berbangsa dan bernegara yang jauh lebih baik dari saat ini..
Tentunya pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas hanya yang bersangkutan dan Tuhan-lah yang tau jawabannya.
Bagaimana dengan anda?
