Mohon tunggu...
Wiwit Sulistiyani
Wiwit Sulistiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang manusia yang terus berusaha yakin dengan apa yang diyakininya sejak awal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sesuatu yang Hampir Punah, Akankah Berakhir Musnah?

19 Juni 2023   16:51 Diperbarui: 19 Juni 2023   16:59 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hasil data Long Form Sensus Penduduk 2020 oleh BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa terdapat penurunan persentase penduduk yang signifikan pada bidang penggunaan bahasa daerah. Tercatat sebanyak 72,5% Generasi Milenial dan 61-66% pada Generasi Z hingga Post Gen Z yang masih menggunakan menggunakan bahasa daerah dilingkungan keluarga maupun tetangga/kerabat. Dari hasil pencatatan tersebut kita dapat mengetahui bahwa bahasa daerah di Indonesia tengah mengalami fase yang cukup disayangkan, yaitu rentan mengalami kepunahan bahasa daerah yang mungkin saja berakhir musnah jika dibiarkan begitu saja. 

Dalam penanganan persoalan tersebut tentunya tidaklah mudah, meskipun dengan berbagai strategi serta cara dalam meningkatkan minat terhadap penggunaan bahasa daerahnya masing-masing tetap saja akan mengalami kesulitan, hal ini diakibatkan dari adanya pengaruh perkembangan kemajuan zaman terhadap generasi muda yang menjadi salah satu aspek penghambatnya. 

 Negara seribu bahasa merupakan sebuah julukan yang dianggap cocok bagi bangsa Indonesia ini. Selain memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah, letak geografis yang strategis, Indonesia juga merupakan negara yang kaya dalam bidang kesenian, sosial-budaya, dan juga bahasa daerahnya yang beragam. Sebutan tersebut (negara seribu bahasa) hanyalah sebuah kiasan yang menggambarkan betapa banyaknya bahasa daerah yang kita miliki. Sebab pada faktanya bahasa daerah yang kita miliki hanya tercatat sebanyak 720 bahasa dalam Katadata.co.id yang tersebar ke seluruh penjuru negeri ini, serta meduduki peringkat kedua setelah Papua Nugini sebagai negara yang memiliki jumlah bahasa terbanyak di dunia. 

 Bahasa daerah merupakan salah satu aspek yang menyokong kekayaan budaya di bangsa ini, oleh karena itu kelestarian bahasa daerah perlu untuk dijaga. Bahasa daerah merupakan suatu sarana komunikasi sekaligus bahasa ibu yang lahir di daerah tertentu, berkembang di daerah tertentu dan digunakan dalam kelompok tertentu. Akan tetapi di zaman modern kini bahasa daerah mulai tersisihkan oleh kemajuan zaman yang bergantung pada kecanggihan teknologi. Sehingga kebudayaan luar dengan mudahnya masuk dan menggeser kebudayaan lokal yang sudah ada sejak zaman dulu, salah satunya budaya berbahasa daerah. 

Pada zaman yang semakin maju kini, penggunaan bahasa daerah dianggap kuno dan ketinggalan zaman (tidak mengikuti perkembangan zaman) yang kemudian membuat para kawula muda enggan untuk menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Sehingga peristiwa ini pun sudah terbilang kritis dan darurat mengalami fase hilangnya kebudayaan berbahasa daerah yang nantinya bahasa daerah tersebut akan hilang begitu saja dan tak akan dikenali oleh generasi bangsa dimasa depan. 

 Meski terdapat banyak sekali hambatan dan tantangan yang perlu kita lalui dalam hal membangkitkan kembali minat penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan masa kini, kita tentunya jangan mudah menyerah dan pasrah begitu saja. Perjuangan dan usaha yang kita lakukan ini merupakan sebuah wujud cinta kita terhadap tanah air. Dalam mengatasi krisis kepunahan bahasa daerah yang saat ini sedang terjadi kita perlu memiliki prinsip yang dinamis, adaptif, regenerasi, dan merdeka berkreasi dalam menggunakan bahasa daerah masing-masing ujar Mendikbudristek. 

Secara terperincinya maksud dari prinsip-prinsip tersebut ialah sebagai berikut; Dinamis (berorientasi pada pengembangan bahasanya yaitu bukan hanya sekedar melindungi), Adaptif (mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan lingkungan baik di sekolah maupun lingkungan masyarakat), Regenerasi (berfokus pada penutur muda yaitu pada anak tingkat sekolah dasar dan menengah yang berperan sebagai generasi penerus masa mendatang), dan merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasanya.

 Sebuah hal yang dianggap hampir punah yang kemudian berakhir musnah, merupakan suatu fenomena yang tak dapat terelakkan jika suatu perjuangan untuk mempertahankan dan melestarikan tidak dilakukan. Maka dari itu kita harus selalu memegang prinsip dan memiliki mental pejuang dalam mempertahankan budaya berbahasa daerah yang telah kita miliki supaya para generasi penerus bangsa di masa mendatang tahu dan tetap menggunakan bahasa daerah yang merupakan bahasa ibunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun