Desain pembelajaran dan pelatihan tari kreasi Banten, khususnya Tari Ringkang Jawari, sangat penting untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan abad 21. Keterampilan ini meliputi kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi yang sangat dibutuhkan di era globalisasi saat ini. Pembelajaran seni tari tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga pada proses kreatif dan pemaknaan budaya yang mendalam.
Landasan konseptual dari pembelajaran Tari Ringkang Jawari bertumpu pada pemahaman bahwa seni tari merupakan media ekspresi budaya dan identitas bangsa. Tari Ringkang Jawari, sebagai tari kreasi dari Banten mengangkat nilai-nilai emansipasi, kekuatan perempuan, serta harmoni sosial. Melalui pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu meneladani nilai-nilai luhur yang terkandung dalam gerak dan makna tari tersebut.
Penerapan kurikulum singkat sangat diperlukan dengan nama  Mata Kuliah Tari Kreasi Banten agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Kurikulum dirancang dengan mengintegrasikan tujuan pembelajaran, materi pokok, metode, serta penilaian yang relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Tujuan utamanya adalah agar mahasiswa mampu memahami, menganalisis, dan mempraktikkan Tari Ringkang Jawari, serta mengaitkan maknanya dengan pengembangan keterampilan abad 21.
Materi pokok yang diajarkan meliputi sejarah dan filosofi Tari Ringkang Jawari, teknik gerak dasar, penggunaan properti seperti almadad, serta pemahaman terhadap musik pengiring tradisional. Selain itu, mahasiswa juga diajak untuk mendalami tata rias dan busana yang menjadi bagian integral dari pertunjukan tari. Materi ini disusun secara sistematis agar mahasiswa memperoleh pemahaman yang utuh.
Metode pembelajaran yang digunakan bersifat aktif dan partisipatif. Diskusi interaktif menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman konseptual mahasiswa. Selanjutnya, demonstrasi dan praktik gerak dilakukan agar mahasiswa dapat menguasai teknik tari secara langsung. Kolaborasi kelompok sangat ditekankan agar mahasiswa terbiasa bekerja sama dan saling mendukung dalam proses kreatif.
Media pembelajaran yang digunakan sangat beragam. Video dokumentasi Tari Ringkang Jawari menjadi referensi visual utama bagi mahasiswa. Selain itu, audio musik pengiring, properti tari, serta lembar kerja analisis makna turut digunakan untuk memperkaya pengalaman belajar. Media digital seperti presentasi slide juga dimanfaatkan untuk menunjang proses pembelajaran.
Aplikasi pembelajaran di kelas dilakukan secara bertahap. Pada sesi pertama, mahasiswa diperkenalkan pada sejarah, filosofi, dan nilai-nilai Tari Ringkang Jawari melalui diskusi dan tayangan video. Sesi ini bertujuan membangun pemahaman awal dan menumbuhkan minat mahasiswa terhadap seni tari tradisional.
Sesi kedua berfokus pada demonstrasi gerak dasar dan teknik penggunaan properti. Mahasiswa diajak untuk mencoba secara langsung gerakan-gerakan dasar Tari Ringkang Jawari, baik secara individu maupun berkelompok. Latihan ini bertujuan melatih koordinasi, kelenturan tubuh, serta kepekaan terhadap irama musik.
Pada sesi ketiga, mahasiswa melakukan praktik kolaboratif dengan menggabungkan gerak tari dan iringan musik. Eksplorasi improvisasi gerak juga didorong agar mahasiswa dapat berkreasi dan menemukan gaya ekspresi masing-masing. Proses ini sangat penting untuk menumbuhkan kreativitas dan rasa percaya diri.
Sesi keempat merupakan tahap presentasi dan refleksi. Kelompok mahasiswa menampilkan hasil latihan mereka di depan kelas, kemudian mempresentasikan makna tari yang telah dipelajari. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi proses pembelajaran serta mengidentifikasi nilai-nilai keterampilan abad 21 yang telah diasah selama pelatihan.
Penilaian dalam pembelajaran ini bersifat holistik. Selain menilai kemampuan teknis dalam menarikan Tari Ringkang Jawari, dosen juga menilai kemampuan mahasiswa dalam menganalisis makna, berkolaborasi, dan berkomunikasi. Penilaian reflektif menjadi bagian penting untuk mengukur perkembangan sikap dan pemahaman mahasiswa.
Kelebihan dari desain pembelajaran ini adalah mampu mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dengan pengembangan keterampilan abad 21. Mahasiswa tidak hanya belajar menari, tetapi juga memahami filosofi, berlatih bekerja sama, serta mengasah kreativitas dan berpikir kritis. Media pembelajaran yang variatif juga membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan interaktif.
Selain itu, pembelajaran Tari Ringkang Jawari dapat memperkuat identitas budaya dan karakter mahasiswa. Melalui pengalaman langsung, mahasiswa belajar menghargai warisan budaya bangsa dan menumbuhkan rasa bangga terhadap seni tradisional. Hal ini sangat penting dalam membangun karakter generasi muda yang berwawasan global namun tetap berakar pada budaya lokal.
Namun, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah keterbatasan sarana dan prasarana, seperti properti tari dan musik pengiring yang belum tentu tersedia di setiap institusi. Selain itu, tidak semua mahasiswa memiliki latar belakang seni tari, sehingga membutuhkan waktu adaptasi yang lebih lama.
Tantangan lain adalah menjaga minat dan antusiasme mahasiswa terhadap seni tradisional di tengah dominasi budaya populer. Dosen perlu kreatif dalam mengemas pembelajaran agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Peran pelatih atau instruktur yang kompeten juga sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
Keterbatasan waktu pembelajaran menjadi kendala tersendiri. Proses pembelajaran tari membutuhkan waktu yang cukup untuk mencapai penguasaan teknik dan pemahaman makna secara mendalam. Oleh karena itu, perencanaan waktu dan jadwal latihan harus disusun dengan baik agar tujuan pembelajaran tercapai optimal.
Evaluasi pembelajaran juga harus dilakukan secara berkelanjutan. Dosen perlu memberikan umpan balik yang konstruktif agar mahasiswa dapat terus memperbaiki dan mengembangkan kemampuan mereka. Refleksi diri dan diskusi kelompok menjadi sarana penting untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan mahasiswa.
Secara keseluruhan, desain pembelajaran dan pelatihan Tari Ringkang Jawari sangat relevan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan abad 21. Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran ini dapat menjadi sarana efektif untuk melestarikan budaya lokal sekaligus membekali mahasiswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di era modern.
Pembelajaran seni tari seperti ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan kurikulum seni budaya di perguruan tinggi lainnya. Integrasi antara nilai budaya dan keterampilan abad 21 menjadi kunci utama dalam menciptakan lulusan yang kompeten, kreatif, dan berkarakter.
Dengan demikian, pembelajaran Tari Ringkang Jawari tidak hanya memberikan manfaat secara teknis, tetapi juga secara filosofis dan sosial. Mahasiswa belajar menjadi individu yang kreatif, kolaboratif, dan memiliki kepedulian terhadap budaya bangsa.
Pada akhirnya, keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh komitmen semua pihak, baik dosen, mahasiswa, maupun institusi pendidikan. Kolaborasi yang baik akan menghasilkan proses pembelajaran yang bermakna dan berdampak positif bagi pengembangan diri mahasiswa.
Melalui pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu menjadi agen pelestari budaya sekaligus inovator yang siap menghadapi tantangan abad 21. Seni tari menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam membangun peradaban bangsa.
Kelebihan
Kekurangan
- Mengintegrasikan nilai budaya lokal dan keterampilan abad 21
- Membutuhkan waktu adaptasi bagi mahasiswa yang belum mengenal tari tradisional
- Mendorong kreativitas, kolaborasi, dan berpikir kritis
- Keterbatasan properti dan musik live di beberapa institusi
- Menguatkan identitas budaya dan karakter mahasiswa
- Perlu pelatih yang memahami teknik serta filosofi tari
- Media pembelajaran variatif (audio, visual, praktik langsung)
- Tantangan menjaga minat generasi muda pada seni tradisional
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI