Kelebihan dari desain pembelajaran ini adalah mampu mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dengan pengembangan keterampilan abad 21. Mahasiswa tidak hanya belajar menari, tetapi juga memahami filosofi, berlatih bekerja sama, serta mengasah kreativitas dan berpikir kritis. Media pembelajaran yang variatif juga membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan interaktif.
Selain itu, pembelajaran Tari Ringkang Jawari dapat memperkuat identitas budaya dan karakter mahasiswa. Melalui pengalaman langsung, mahasiswa belajar menghargai warisan budaya bangsa dan menumbuhkan rasa bangga terhadap seni tradisional. Hal ini sangat penting dalam membangun karakter generasi muda yang berwawasan global namun tetap berakar pada budaya lokal.
Namun, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah keterbatasan sarana dan prasarana, seperti properti tari dan musik pengiring yang belum tentu tersedia di setiap institusi. Selain itu, tidak semua mahasiswa memiliki latar belakang seni tari, sehingga membutuhkan waktu adaptasi yang lebih lama.
Tantangan lain adalah menjaga minat dan antusiasme mahasiswa terhadap seni tradisional di tengah dominasi budaya populer. Dosen perlu kreatif dalam mengemas pembelajaran agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Peran pelatih atau instruktur yang kompeten juga sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
Keterbatasan waktu pembelajaran menjadi kendala tersendiri. Proses pembelajaran tari membutuhkan waktu yang cukup untuk mencapai penguasaan teknik dan pemahaman makna secara mendalam. Oleh karena itu, perencanaan waktu dan jadwal latihan harus disusun dengan baik agar tujuan pembelajaran tercapai optimal.
Evaluasi pembelajaran juga harus dilakukan secara berkelanjutan. Dosen perlu memberikan umpan balik yang konstruktif agar mahasiswa dapat terus memperbaiki dan mengembangkan kemampuan mereka. Refleksi diri dan diskusi kelompok menjadi sarana penting untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan mahasiswa.
Secara keseluruhan, desain pembelajaran dan pelatihan Tari Ringkang Jawari sangat relevan untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan abad 21. Dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran ini dapat menjadi sarana efektif untuk melestarikan budaya lokal sekaligus membekali mahasiswa dengan keterampilan yang dibutuhkan di era modern.
Pembelajaran seni tari seperti ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan kurikulum seni budaya di perguruan tinggi lainnya. Integrasi antara nilai budaya dan keterampilan abad 21 menjadi kunci utama dalam menciptakan lulusan yang kompeten, kreatif, dan berkarakter.
Dengan demikian, pembelajaran Tari Ringkang Jawari tidak hanya memberikan manfaat secara teknis, tetapi juga secara filosofis dan sosial. Mahasiswa belajar menjadi individu yang kreatif, kolaboratif, dan memiliki kepedulian terhadap budaya bangsa.
Pada akhirnya, keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh komitmen semua pihak, baik dosen, mahasiswa, maupun institusi pendidikan. Kolaborasi yang baik akan menghasilkan proses pembelajaran yang bermakna dan berdampak positif bagi pengembangan diri mahasiswa.