Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bendungan Cisuru, Jejak Kolonial Belanda yang Sarat Manfaat

18 Agustus 2022   19:21 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:27 2729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bedungan Cisuru (Dokumentasi pribadi)

Saluran air Irigasi Cihea (Dokumentasi pribadi)
Saluran air Irigasi Cihea (Dokumentasi pribadi)

Irigasi Cihea merupakan sebuah irigasi yang mengalir sepanjang puluhan kilo meter dan mengairi ribuan hektar sawah yang ada di tiga wilayah kecamatan, yakni kecamatan Bojongpicung, kecamatan Haurwangi, dan kecamatan Ciranjang.

Irigasi Cihea mampu mengairi sekira 5.481,7 hektar sawah. Selain itu Irigasi Cihea juga mampu memenuhi kebutuhan air untuk kebutuhan rumah tangga ratusan keluarga yang ada di sepanjang aliran irigasi.

Menurut Sejarawan Reiza Dienaputra (UNPAD) dalam buku, "Cianjur: Antara Priangan dan Buitenzorg, Sejarah Cikal Bakal Cianjur dan Perkembangannya Hingga 1942" (Bandung 2004), menyebutkan keberadaan Irigasi Cihea berhasil mengubah Cianjur menjadi daerah penghasil beras di wilayah Priangan. Irigasi Cihea juga masih menjadi satu-satunya sistem pengairan yang relatif sangat baik untuk seluruh Keresidenan Priangan.

Wilayah Priangan adalah suatu wilayah yang ada di Jawa Barat, yang meliputi kabupaten/kota Sukabumi, kabupaten Cianjur, Bandung Raya, kabupaten Sumedang, kabupaten Garut, kabupaten/kota Tasikmalaya, kabupaten Ciamis, kota Banjar, dan kabupaten Pangandaran.

Irigasi Cihea yang sumber utama airnya dari Bendungan Cisuru itu memang luar biasa. Betapa tidak, karena hulu Irigasi Cihea merupakan area yang hampir mustahil bisa dilewati air karena berupa tebing berbatu cadas.

Namun dengan kemampuan teknologi yang dimiliki kolonial Belanda, air dari Bendungan Cisuru bisa melewati dan mengalir ke Irigasi Cihea. Caranya, kolonial Belanda saat itu melubangi tebing yang keras berbatu cadas itu.

Terowongan air Irigasi Cihea (Sumber: bppcijati.blogspot.com)
Terowongan air Irigasi Cihea (Sumber: bppcijati.blogspot.com)

Setelah itu kolonial Belanda membuat terowongan air melewati tebing yang sudah dilubangi itu. Jika tidak memiliki kemampuan teknologi yang hebat, mungkin tak akan pernah terpikirkan membuat terowongan air melewati tebing yang keras.

Beberapa kilo meter dari hulu Irigasi Cihea, kolonial Belanda juga membuat "jembatan air" untuk menyeberangkan air ke wilayah Desa Sukarama lainnya yang terhalang oleh semacam jurang kecil. "Jembatan air" merupakan bukti lain kehebatan teknologi yang dimiliki oleh kolonial Belanda.

Jembatan air Irigasi Cihea (Dokumentasi pribadi)
Jembatan air Irigasi Cihea (Dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun