Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keutamaan Berpuasa di Hari Asyura, Tanggal 10 Muharram

5 Agustus 2022   15:21 Diperbarui: 5 Agustus 2022   15:47 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: tribunnews.com

Hari Asyura adalah hari kesepuluh di bulan Muharram. Menurut banyak sumber, tanggal 10 Muharram menyimpan banyak peristiwa sejarah.  Peristiwa itu bukan peristiwa biasa, tapi peristiwa yang sangat penting dan luar biasa.

Peristiwa yang dimaksud antara lain seperti selamatnya kapal Nabi Nuh alaihi salam dari banjir besar yang menenggelamkan seluruh dunia. Kapal Nabi Nuh alaihi salam dapat mendarat dengan selamat di sebuah bukit yang disebut dengan Bukit Zuhdi.

Kemudian selamatnya Nabi Ibrahim alaihi salam dari siksaan seorang raja zalim bernama Namruz. Saat itu Ibrahim disiksa dengan cara dibakar hidup-hidup dalam kobaran api yang sangat besar.

Selanjutnya keluar dan selamatnya Nabi Yusuf alaihi salam dari penjara. Saat itu Nabi Nabi Yusuf alaihi salam difitnah telah melakukan pelecehan seksual terhadap isteri raja, sehingga kemudian Yusuf alaihi salam dijebloskan ke dalam penjara.

Peristiwa penting lainnya adalah selamatnya Nabi Yunus alaihi salam dari perut ikan yang menelannya. Selamatnya Nabi Ayyub alaihi salam dari penyakit yang menggerogotinya selama bertahun-tahun. Dan termasuk pula selamatnya Nabi Musa alaihi salam dan umatnya dari kejaran Fir'aun di laut merah.

Selain itu tentu masih ada lagi peistiwa penting pada tanggal 10 Muharram. Namun tidak bisa semuanya dituliskan di sini.

Peristiwa-peristiwa penting dan luar biasa itu bagi orang-orang yang hidup sesudahnya menjadi sebuah pelajaran berharga. Selain itu bisa juga menjadi sebuah kenangan yang sangat mendalam.

Mungkin untuk mengenang peristiwa-peristiwa besar, penting, dan luar biasa itu, bangsa Arab pra Islam dan kaum Yahudi biasa melakukan puasa. Mereka berpuasa di hari Asyura, yakni setiap tanggal 10 Muharram.

Setelah datang Islam, tradisi bangsa Arab pra Islam dan Kaum Yahudi tersebut tidak dihilangkan oleh Nabi SAW. Tradisi itu dipelihara dan dikerjakan oleh beliau. Sebab menurut Nabi SAW, beliau lebih berhak atas Musa alaihi salam (dan juga para Nabi lainnya).

Maksudnya Nabi Musa alaihi salam dan para nabi lainnya adalah para utusan Allah SWT. Sama seperti Nabi SAW sendiri. Sama-sama utusan Allah SWT.

Bahkan setelah hijrah ke Madinah, Nabi SAW memerintahkan kaum muslimin dan para sahabatnya untuk melaksanakan puasa Asyura. Hal itu sebagaimana disebutkan dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Namun setelah perintah ibadah puasa Ramadan turun atau diwajibkan, puasa Asyura menjadi opsional. Boleh dikerjakan boleh juga tidak.

Sabda Nabi SAW, "Barangsiapa yang menghendaki berpuasa Asyura, berpuasalah. Dan barangsiapa yang tidak suka boleh meninggalkannya." (HR. Bukhari dan Muslim).  

Pernah diwajibkannya berpuasa di hari Asyura, menandakan bahwa puasa di hari itu sangat utama. Dalam bahasa agama, berarti berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala yang besar.

Memang, sebagaimana disampaikan oleh Nabi SAW dalam salah satu haditsnya bahwa berpuasa di hari Asyura memiliki keutamaan. Keutamaan itu adalah, dihapusnya dosa selama satu tahun.

Dosa yang dihapus itu adalah as-Sanah al-Madiyah. Yaitu dosa setahun yang lalu alias dosa setahun ke belakang.

Itulah keutamaan berpuasa di hari Asyura. Sebagaimana sabda Nabi SAW di atas, kalau mau berpuasa, maka berpuasalah. Tapi kalau tidak pun tak apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun