Di bursa transfer pun Lampard tidak diberi bujet yang cukup untuk membeli pemain top dan berkualitas, untuk meningkatkan performa timnya. Lampard hanya mampu mendatangkan tiga pemain baru yang tidak terlalu istimewa. Namanya pun mungkin kurang familiar di telinga para pecinta sepak bola.
Lampard hanya mampu mendatangkan dua orang pemain dari Burnley yang terdegradasi ke divisi Championship, yakni James Trowski dan Dwight McNeil. Satu pemain lagi Lampard datangkan dari Sporting CP, yakni Ruben Vinarge dengan status pinjaman.
Tak hanya bagi Lampard, laga Everton vs Chelsea juga cukup krusial bagi pelatih Chelsea, Thomas Tuchel. Hal itu dikarenakan dari beberapa laga pramusim performa Chelsea belum meyakinkan. Padahal Chelsea sudah merekrut penyerang Manchester City sekaligus penyerang tim nasional Inggris, Raheem Sterling.
Performa Chelsea masih terlihat biasa-biasa saja. Bahkan ketika berhadapan dengan tim sesama kota London, yakni Arsenal dalam laga pramusim (24/7), Chelsea mati kutu. Chelsea dihajar Arsenal dengan gelontoran empat gol tanpa balas.
Tak heran jika setelah dihajar Arsenal saat itu, pelatih Chelsea, Tuchel merasa agak pesimis untuk bisa bersaing kembali dengan Manchester City dan Liverpool di papan atas Premier League. Menurut Tuchel, berhadapan dengan Arsenal yang tidak bermain di Liga Champions saja kalah, bagaimana bisa bersaing dengan Manchester City dan Liverpool.
Everton yang akan dihadapi Chelsea saja tidak sampai kalah 0-4 oleh Arsenal di laga pramusim. Everton hanya kalah 0-2 dari Arsenal.
Apakah itu berarti kondisi Chelsea saat ini berada di bawah Everton? Belum tentu juga. Namun jelas, Everton dengan Frank Lampardnya akan menjadi ancaman bagi Chelsea dan Thomas Tuchel.