Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gelar "Haji" Setelah Menunaikan Ibadah Haji

10 Juli 2022   23:22 Diperbarui: 11 Juli 2022   10:00 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jamaah haji sedang melaksanakan rangkaian ibadah haji di depan Ka'bah (Dok.pri)

Ibadah haji adalah Rukun Islam yang kelima. Melaksanakan ibadah haji pada dasarnya sama dengan melaksanakan empat Rukun Islam lainnya.

Namun ada sedikit perbedaan. Melaksanakan ibadah haji hanya diwajibkan satu kali seumur hidup. Sementara melaksanakan Rukun Islam lainnya seperti salat, zakat, atau puasa misalnya, wajib dikerjakan berkali-kali dan terus menerus.

Salat wajib dikerjakan lima kali sehari semalam. Zakat wajib dilaksanakan setiap nisab (mencapai batas minimal diwajibkan membayar zakat) dan haul (ukuran waktu harta yang dimiliki dalam satu tahun). Puasa wajib dikerjakan selama satu bulan Ramadan setiap tahun.

Uniknya, mereka yang telah melaksanakan ibadah haji biasa mendapat predikat atau gelar "haji". Padahal mereka yang telah melaksanakan Rukun Islam lainnya seperti salat, tidak diberi predikat atau gelar "salat".

Mereka yang telah melaksanakan zakat tidak diberi gelar "zakat". Begitu pula mereka yang telah melaksanakan puasa tidak diberi gelar "puasa".

Embel-embel gelar "haji" bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah haji bisa jadi merupakan sebuah "bonus". Mungkin hal itu karena melaksanakan ibadah haji tidak gratis dan tidak murah seperti melaksanakan salat atau puasa misalnya.  

Melaksanakan ibadah haji butuh biaya yang tidak sedikit. Hanya mereka yang mampu secara ekonomi saja yang bisa melaksanakan ibadah haji.

Bagi sebagian (kecil?) orang, gelar "haji" bahkan mungkin menjadi salah satu tujuan dari melaksanakan ibadah haji. Mereka menginginkan gelar "haji" untuk menambah panjang namanya dan menaikkan status sosialnya. Sebab orang dengan embel-embel gelar "haji" biasanya lebih dihormati dan lebih dihargai oleh masyarakat.

Indikasi bahwa ada dari sebagian mereka yang melaksanakan ibadah haji demi gelar "haji" mungkin bisa terlihat dengan kasat mata dalam kehidupan sosial mereka. Mereka harus selalu dipanggil atau disebut dengan embel-embel "Pak Haji" atau "Bu Haji/Hajah",

Kalau tidak dipanggil dengan embel-embel "haji/hajah", mereka tidak mau menoleh. Malah tak sedikit dari mereka yang ngambek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun