Bahkan para pemain tim nasional Indonesia termasuk produktif. Sehingga di fase grup Indonesia mampu mengemas 13 gol. Artinya di tiap pertandingan Indonesia mampu membuat 3,25 gol.
Hal itu jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia masih unggul. Sebab Thailand hanya mampu mengemas 10 gol di fase grup. Artinya di tiap pertandingan, Thailand hanya mampu membuat 2,5 gol saja.
Kemudian di babak semi final. Walau pun dengan perjuangan keras Indonesia akhirnya bisa menang agregat 5-3 atas Singapura. Sedangkan Thailand hanya mampu menang dengan agregat 2-0 atas Vietnam.
Thailand dalam hal ini kalah produktif dari Indonesia. Baik di fase grup maupun di babak semi final. Ini bisa digunakan ukuran relatif bahwa Indonesia memang lebih unggul dari Thailand dalam gelaran Piala AFF 2020 ini.
Kalau saja Indonesia kembali kalah dari Thailand untuk keempat kalinya, mungkin bisa dikatakan kebangetan. Masa sih bisa kalah sampai empat kali oleh lawan yang sama?
Padahal Indonesia juga sebelumnya sudah lima kali masuk final Piala AFF ini. Tiga kali lawan Thailand, satu kali lawan Singapura, dan satu kali lawan Malaysia.
Tiga kali final lawan Thailand, Indonesia kalah. Final lawan Singapura, Indonesia juga kalah. Termasuk final lawan Malaysia, Indonesia juga kalah. Indonesia lima kali kalah di final oleh tiga lawan yang  berbeda. Itu artinya Indonesia hanya mampu "juara kedua" sebanyak lima kali.
Tidak ada satu tim pun peserta Piala AFF yang punya "prestasi" seperti Indonesia. Lima kali masuk final, tapi Indonesia tak pernah satu kali pun menjadi juara. Â
Dalam hal ini Indonesia mungkin bisa belajar kepada Singapura. Singapura tercatat pernah masuk final Piala AFF sebanyak empat kali. Dan dari empat kali final itu Singapura tak pernah kalah. Singapura sukses selalu menang dan jadi juara Piala AFF. Â
Ini mungkin masalah mental. Kita bisa lihat bagaimana kuatnya mental Singapura ketika berhadapan dengan Indonesia di semi final Piala AFF beberapa hari yang lalu. Kendati hanya bermain dengan 9 orang, Singapura hampir saja menyingkirkan Indonesia.
Sekali lagi Indonesia bisa belajar kepada Singapura. Singapura benar-benar memiliki mental baja. Â