Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenang Bebeye, Makanan "Sisa" Lebaran

14 Mei 2021   14:54 Diperbarui: 14 Mei 2021   15:14 2609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bebeye dan Ulen (Sumber :https://twitter.com/infobdg)

Bebeye merupakan salah satu jenis makanan khas yang ada di daerah Jawa Barat, yang terkait erat dengan hari lebaran. Uniknya, makanan bernama bebeye ini ada tanpa sengaja dibikin. Disebut demikian karena bebeye memang dibuat dari makanan "sisa" yang melimpah di hari lebaran.

Makanan bernama bebeye ini ada karena azas manfaat. Makanan yang melimpah di hari lebaran seperti tumis kentang, tumis wortel, tumis bihun, tumis cabe hijau, dan sebagainya daripada basi atau dibuang, mending dimodifikasi menjadi makanan bentuk lain yang bisa dimakan.

Komposisi bebeye pada umumnya terdiri dari berbagai jenis tumis dan sayur daging. Seperti tumis kentang, tumis wortel, tumis bihun, tumis cabe hijau, dan sebagainya ditambah sayur daging. Bisa opor ayam atau gulai sapi.

Nama bebeye bisa jadi diambil dari kata beye. Dalam bahasa Sunda beye berarti "lunak" atau "empuk".

Kalau mau pakai cocoklogi bahasa, mungkin juga nama bebeye berasal dari dua kata Be dan beye. Kata Be dalam bahasa Inggris bisa berarti "menjadi" atau "jadilah" jika dalam kalimat imperatif. Sedangkan kata beye dalam bahasa Sunda, ya itu tadi, "lunak" atau "empuk".

Jadi Bebeye bisa diartikan "menjadi lunak" atau "menjadi empuk". Hal itu memang cocok dengan "anatomi" bebeye itu sendiri yang memang  "lunak" dan "empuk".

Dalam proses pembuatan bebeye, semua jenis tumis dan sayur daging yang tidak habis dimakan sewaktu lebaran itu, kemudian disatukan dalam sebuah kuali. Dipanaskan lagi sambil diaduk-aduk, sehingga berbagai tumis dan sayur daging tadi menyatu dan hancur menjadi beye (lunak/empuk).

Bentuk dan warna tumis kentang, tumis wortel, tumis bihun, tumis cabe hijau dan sayur daging sudah tidak kelihatan lagi dengan jelas. Bentuk makanan yang ada sekarang adalah bentuk baru yang bernama bebeye. Warnanya seperti gosong, kuning kecoklatan.

Bebeye akan semakin pas jika dimakan bersama dengan "pasangan"nya. "Pasangan" bebeye adalah ulen (uli).

Ulen (uli), yaitu makanan yang terbuat dari nasi ketan yang dikukus, kadang pakai parutan kelapa, kemudian ditumbuk halus. Setelah itu diratakan dalam tempat yang datar dan lebar, biasanya nampan. Setelah itu dipotong-potong berbentuk kotak atau persegi panjang.

Bebeye dan ulen akan bertambah nikmat jika disantap dalam keadaan hangat di pagi hari ditemani minuman segelas air teh panas tawar. Namun bisa juga segelas kopi hitam. Tergantung selera.

Keberadaan bebeye sesungguhnya terkait sangat erat dengan "tradisi saling hantar makanan menjelang lebaran", yang pernah saya tulis Kompasiana (11/05/2021). "Tradisi saling hantar makanan menjelang lebaran" itu telah menyebabkan melimpahnya berbagai jenis tumis dan sayur daging.

Oleh karena itu ketika "tradisi saling hantar makanan menjelang lebaran" masih ada, hampir tiap keluarga memiliki stok bebeye yang banyak. Bahkan tidak hanya memiliki stok bebeye satu kuali, banyak keluarga yang memiliki stok bebeye beberapa kuali.

Seiring dengan memudarnya "tradisi saling hantar makanan menjelang lebaran", keberadaan bebeye juga sudah semakin berkurang. Berbeda dengan dulu, saat ini mungkin tidak setiap keluarga memiliki bebeye di hari lebaran atau setelahnya.

Bagi kalangan millenial, nama bebeye bahkan mungkin sesuatu yang asing. Sebab mereka tidak pernah mengalami "tradisi saling hantar makanan menjelang lebaran", yang menjadi "penyuplai" produksi bebeye.

Namun bagi mereka yang pernah mengalami "tradisi saling hantar makanan menjelang lebaran", bebeye bisa jadi makanan favorit di hari raya lebaran atau setelahnya. Kalau pun "bahan baku" bebeye saat ini tidak melimpah seperti dulu, selama ada surplus tumis dan sayur daging bebeye pasti ada.   

Di daerah saya, Cianjur, Jawa Barat, selain nama bebeye dikenal pula nama lain sebagai padanannya, seperti ulukutek dan beleketek. Di daerah lain ada juga yang menyebut bebeye dengan bibiye.

Itulah bebeye. Makanan "sisa" lebaran tapi disukai banyak orang. Terutama oleh mereka yang pernah mengalami "tradisi saling hantar makanan menjelang lebaran".   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun