Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saling Memaafkan (Tidak Hanya) di Hari Lebaran

12 Mei 2021   00:05 Diperbarui: 12 Mei 2021   00:07 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang bisa memberi maaf kepada orang lain sekali pun orang itu tidak pernah meminta maaf merupakan ciri bahwa yang bersangkutan memiliki sifat dan sikap yang terpuji.  Sebab tidak semua orang mampu melakukannya.

Dalam hal ini ada sebuah kisah di zaman Rasulullah SAW. yang bisa dijadikan rujukan bahwa memberi maaf kepada orang lain tanpa orang lain meminta maaf terlebih dahulu merupakan  hal yang luar biasa. Hal ini juga menjadi rujukan bahwa meminta atau memberi maaf tidak harus dengan saling  bersalaman.

Dikisahkan suatu hari Rasulullah SAW. sehabis sholat beliau berkata kepada para sahabat bahwa sebentar lagi akan datang seseorang yang dirindukan surga. Para sahabat  pun penasaran siapa orang yang dimaksud.

Para sahabat Rasulullah SAW. menunggu siapa yang akan datang. Tak lama kemudian datang seseorang melakukan sholat dan setelah selesai berlalu begitu saja. Orang itu tidak seperti pada umumnya, setelah sholat berdzikir dan berdoa terlebih dahulu.

Esok harinya Rasulullah SAW. mengatakan hal yang sama dan kejadian pun sama. Setelah Rasulullah SAW. berkata ada orang datang melakukan sholat. Orang yang datang itu adalah orang yang sama, orang yang datang sebelumnya.

Kejadian itu berulang sampai tiga kali. Sampai-sampai salah seorang sahabat Rasulullah SAW. yang bernama Abdullah Bin Amr merasa penasaran. Amalan istimewa apa yang telah dilakukan orang  itu sehingga Rasulullah SAW. menyebut orang itu sebagai orang yang dirindukan surga.

Abdullah Bin Amr dan para sahabat Rasulullah SAW. melihat amalan orang itu biasa-biasa saja. Amalan orang itu tidak istimewa menurut pandangan Abdullah Bin Amr dan para sahabat Rasulullah SAW. yang lain.

Saking penasarannya, sampai-sampai Abdullah Bin Amr ingin mencari tahu lebih jauh tentang aktvitas keseharian yang dilakukan oleh orang yang disebut Rasulullah SAW. sebagai dirindukan surga itu. Abdullah bin Amr pun meminta izin untuk mengnap di rumah orang itu.

Abdullah bin Amr menginap di rumah orang itu selama tiga hari.  Namun selama tiga hari itu Abdullah bin Amr tidak menemukan amalan istimewa yang dilakukan oleh orang tersebut. Dalam pandangan Abdullah bin Amr, shalat dan badah orang itu biasa-biasa saja, tidak istimewa.

Akhirnya Abdullah bin Amr bertanya langsung kepada orang itu mengenai amalan istimewa apa yang dilakukannya. Orang itu menjawab  bahwa sebelum tidur (setiap malam) ia memaafkan kesalahan semua orang.

Kisah tersebut mengandung pesan yang sangat jelas bagi kita bahwa ternyata memberikan maaf kepada orang lain sekali pun orang lain itu tidak meminta maaf, merupakan amalan yang istimewa. Selain itu  pesan yang bisa diambil adalah memberi maaf tidak harus bertemu dua telapak tangan alias bersalaman terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun