Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Berbisnis dengan Teman, Mengapa Tidak?

21 Januari 2021   17:22 Diperbarui: 23 Januari 2021   20:14 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbisnis dengan teman (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Berbisnis dengan teman atau bukan teman pada dasarnya sama saja. Dalam melakukan bisnis dengan siapa pun selalu ada potensi sukses, tapi ada juga potensi gagal.

Bukan sesuatu yang salah ketika kita ingin melakukan bisnis dengan teman. Bahkan dalam hal tertentu, bisnis dengan teman memiliki beberapa keuntungan. Antara lain kita sudah mengenal karakter teman kita itu dengan baik, sehingga kita lebih mudah untuk bekerja sama.

Ada banyak cerita sukses bisnis yang dilakukan bersama teman, walau pun tentu saja ada juga cerita yang tidak sukses. Dalam hal ini banyak perusahaan raksasa beberapa diantaranya merupakan hasil  kerja sama teman dengan teman.

Microsoft misalnya, perusahaan pembuat perangkat lunak terbesar di dunia itu dibangun hasil kerja sama dua orang teman karib sejak kecil, Bill Gates dan Paul Allen pada tahun 1975.

Twitter, perusahaan dalam bidang layanan jejaring sosial dan mikroblog daring yang didirikan pada tahun 2006, juga merupakan kolaborasi dua orang teman Evan Williams dan Biz Stone. Begitu pula dengan perusahaan teknologi mikroprossesor Intel yang dibangun pada tahun 1968, hasil kerja sama tiga orang teman, yaitu Gordon Moore, Andy Grove, dan Boy Noyce.

Selanjutnya ada Google, perusahaan raksasa dalam bidang jasa dan produk internet itu merupakan hasil kerja sama dua orang teman, Larry Page dan Sergey Brinn pada tahun 1998. Demikian pula Apple, perusahaan teknologi multinasional yang dibangun pada tahun 1976 oleh dua orang teman, Steve Jobs dan Steve Wozniak.

Selain beberapa perusahaan raksasa yang disebutkan di atas, tentu masih banyak lagi perusahaan besar lain yang didirikan atas hasil kerja sama antar teman. Bisnis mereka bisa sukses karena dilakukan dengan teman. Mungkin akan lain ceritaya jika mereka melakukan bisnisnya tidak dengan teman.

Secara tidak langsung mereka yang telah berhasil membangun bisnis dengan teman mereka, yang telah disebutkan di atas memberikan inspirasi kepada kita, kepada siapa pun agar "tidak takut" untuk berbisnis dengan teman. Sebaliknya, melakukan bisnis dengan teman merupakan hal yang menyenangkan dan menciptakan kesuksesan.

Akan tetapi tentu saja, berbisnis dengan teman tidak boleh sembarangan. Sebab ada hal yang dipertaruhkan ketika kita berbisnis dengan teman, yaitu pertemanan itu sendiri. Kalau bisnis gagal, bukan tidak mungkin pertemanan juga ikut terbawa imbasnya.

Agar bisnis dengan teman bisa menuai kesuksesan sesuai dengan yang diharapkan, kita harus berhati-hati. Paling tidak ada enam hal yang perlu kita perhatikan sebelum memulai berbisnis dengan teman.

Pertama, lihat dulu karakter teman. Ini penting, sebab karakter teman kita mungkin tidak semua cocok jika diajak melakukan bisnis bersama.

Sebagai teman tentu kita sudah tahu karakter teman kita itu bagaimana. Mungkin teman kita pekerja keras dan ulet, tapi kurang jujur. Bisa juga teman kita jujur dan ulet, tapi egois.

Kita jangan memaksakan diri melakukan bisnis bersama dengan teman yang memiliki karakter yang bisa jadi menghambat kesuksesan bisnis. Seperti karakter teman yang kurang jujur dan egois misalnya, tentu akan menghambat kesuksesan bisnis yang dilakukan bersama-sama.

Kedua, buat dulu komitmen dari awal. Sebelum memulai bisnis dengan teman, buat dulu suatu komitmen sebagai MoU (Memorandum of Understanding).

Misalnya bagaimana format bisnis yang akan dijalankan, bidang bisnis yang dijalankan, pembagian tugas, termasuk pembagian keuntungan, dan lain-lain. Komitmen ini harus dibuat sejelas dan serinci mungkin. Kalau tidak, mungkin akan jadi masalah di kemudian hari.

Ketiga, saling percaya. Ini sangat penting. Sebab kalau antar teman yang sedang melakukan bisnis bersama tidak saling percaya, maka nanti akan ada tumbuh sikap saling curiga.

Kalau dalam sebuah kerjasama bisnis sudah tidak saling percaya, akan muncul sikap tidak nyaman, canggung, atau perasaan tidak enak. Kalau sudah begitu, bisnis bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik dan mengalami kegagalan.

Keempat, transparansi. Ini tak kurang pentingnya. Transparansi harus dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam bisnis.

Seperti mengenai jumlah modal awal, harga pembelian barang, harga penjualan barang, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya jumlah keuntungan atau laba bisnis yang didapatkan.

Kelima, pembagian keuntungan yang jelas dan proporsional. Masalah ini merupakan masalah yang sangat sensitif. Kalau hal ini tidak dilakukan, akan timbul kecemburuan satu terhadap lainnya.

Dasar hal ini adalah poin kedua. Besaran keuntungan masing-masing harus mengacu kepada komitmen awal.

Kontribusi tiap orang dalam bisnis bersama mungkin berbeda-beda. Misalnya dalam hal kontribusi besaran modal yang diberikan oleh masing-masing, berat ringannya tugas yang dikerjakan masing-masing, atau hal lain yang menjadi pembeda satu dengan lainnya.

Keenam, profesional. Artinya kita harus memisahkan antara "bisnis" dan "pertemanan". "Bisnis" dan "pertemanan" adalah dua hal yang berbeda. Bisnis is bisnis, pertemanan is pertemanan.

Itulah enam hal yang perlu kita perhatikan sebelum memulai berbisnis dengan teman. Hal itu dimaksudkan agar bisnis yang dijalankan bisa menuai kesuksesan dan tidak merusak pertemanan.

Jadi berbisnis dengan teman, bukanlah sebuah masalah. Berbisnis dengan teman,  mengapa tidak ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun