Gencarnya dan sihir media massa digital menemukan momentumnya di masa pandemi covid-19 ini. Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah untuk melakukan PSBB Transisi, WFH, bekerja, belajar dan beribadah di rumah untuk pemulihan kembali ke new normal, mendorong munculnya kecenderungan gaya hidup baru yang menyolok.Â
Kencerungan gaya baru itu berupa menampilkan diri, bukan sebatas unggahan di media sosial, tetapi juga berbagi ilmu pengetahuan.
Namun, realitanya yang sering tanpa disadari, dapat "dicurigai" sebagai alibi yaitu ketika orang dalam kondisi dan posisi hampir semua aktivitasnya terbatas hanya di sekitar rumah, b sesungguhnya timbul "kekhawatiran " eksistensi dirinya tenggelam dan terlupakan. Antara ada dan tiada, tanpa kehadirannya.
Maka yang terjadi adalah lebih dari sekedar menggunggah material di akun media sosial, b dilakukanlah paparan eksistensi diri lewat berbagai macam media online.Â
Sebagaimana yang kita ketahui, orang Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang sangat kreatif dan dalam segala hal, suka "begejekan" (guyon) Â dan cengengesan. Apa jadinya jika ketiga hal tersebut digabungkan? B Tentu saja produk kreatifitas itu menghasilkan kreasi yang nyeleneh dan mengundang gelak tawa.Â
Beberapa contoh kelakuan nyeleneh hasil kreatifitas  orang Indonesia yang  kemudian menjadi viral dan trending di media sosial, b antara lain, ekspresi bocah yang menyanyikan lagu Yudika, viral karena ekspresi wajah nya yang unik, lucu dan mengundang tawa serta suaranya yang melengking, video-video  konyol dan nyeleneh  dengan aplikasi TikTok yang banyak diunggah di youtube dan akhirnya juga viral, pemainnya menjadi terkenal dan diundang sebagai bintang tamu di beberapa acara di TV swasra.Â
Keberhasilan cara-cara yang ditempuh untuk menjadi viral dan terkenal pada akhirnya hanya menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang serupa. Bahkan mungkin ditempuh melalui berbagai cara keliru yang merugikan diri sendiri.
Misalnya, mencari sensasi untuk menuai kontroversi, melakukan hal diluar aturan dan norma. Kita pernah menyaksikan ibu-ibu menyobek-nyobek bendera merah putih, memperlihatkan auratnya ketika naik sepeda motor, keramas diatas sepeda motor dan sebagainya. Bahkan mungkin meniru salah satu selebriti uang suka menuai kontroversi tetapi justru dibuatkan konten acara sebagai host di salah satu TV Â swasta.Â
Terlepas dari itu semua, sah-sah saja orang menempuh jalan yang dipilihnya iya untuk menjadi sukses dan terkenal. Mungkin dengan jalan yang sangat konyol dan nyeleneh.
Sekali lagi, itu soal pilihan. Satu hal yang harus diyakini, jalan yang ditempuh orang lain tidak mungkin bisa kita ikuti dengan hasil yang sama. Jadi tetaplah kedepankan logika akal sehat. Masih banyak jalan yang ditempuh menuju sukses.