Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini telah menerbitkan 29 judul buku, 17 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Yang terbaru adalah novel Elang Menoreh: Perjalanan Purwa Kala (terbit 1 November 2018) terbitan Metamind, imprint fiksi dewasa PT Tiga Serangkai.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hanya Akrabi Rekening, Bukan Buku

2 Desember 2015   10:54 Diperbarui: 2 Desember 2015   10:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Foto: Dokumentasi Rumah Media)"][/caption]

Agama (Islam) menginstruksikan kita untuk berbagi—lewat zakat dan juga infak sedekah. Dalam cakupan yang lebih luas, yang dibagi tak hanya sebatas harta benda saja, melainkan ilmu. Karena punya ilmu dan wawasan melimpah, penulis harusnya membagikan itu pula, untuk menginspirasi dan membuat perubahan pada masyarakat.

Sayang banyak yang terlupa untuk menginspirasi dan menggerakkan—melainkan hanya masyuk mengelola rangkaian rekor data-fakta & statistika. Tak banyak yang seperti Gol A Gong, misalnya, yang mengabdikan hidupnya untuk mengelola komunitas sehingga bisa berbagi. Mengikuti jejaknya, aku ikut turun tangan melakukan hal serupa lewat komunitas menulis Rumah Media di Semarang, yang baru saja meluncurkan program teranyarnya, yaitu kelas menulis.

Sudah dua sesi Kelas Menulis Rumah Media berlangsung, dan suasananya sangat menyenangkan. Apalagi bisa menggunakan tempat yang nyaman dan representatif di TB Gramedia Balaikota, Jl. Pemuda 138, Semarang. Sebelum dan sesudah mengikuti kelas, semua bisa berkeliling toko memuaskan hasrat untuk menggauli buku-buku.

Dimulai tanggal 21 November 2015 lalu, kelas diikuti tujuh peserta yang berasal dari berbagai latar belakang berbeda. Pada pertemuan kedua, satu peserta mengundurkan diri, namun muncul satu member baru, yang ternyata konco lawasku di komunitas blogger Semarang, Loenpia.Net. Pertemuan kelas rutin berlangsung tiap Sabtu pukul 15 dan berdurasi dua jam.

Yang pertama kali berputar resminya adalah Kelas Novel, namun di dalamnya nanti akan ikut dibahas unsur-unsur kepenulisan lainnya: puisi, cerpen, dongeng, film, dan bahkan kepenulisan nonfiksi. Kelas akan berlangsung dalam 12 kali pertemuan, dan memakai metoda “learning by doing”. Peserta juga sekaligus menyusun novel yang akan langsung dibimbing dua trainer Rumah Media, yaitu grafolog Aulia A. Muhammad dan aku.

Untuk keperluan belajar, semua peserta mendapatkan modul The Art of Writing buatanku. Meski demikian, pertemuan kelas tak melulu ceramah & diskusi materi modul, melainkan bisa apa saja agar tidak membosankan. Pada pembukaan kelas, aku mengajak diskusi soal persiapan sebelum mulai menulis novel. Di sesi kedua, Aulia dan Wesiati Setyaningsih (guru SMAN 9 Semarang dan penulis buku Tersesat di Jalan yang Benar) berbagi pengalaman dan motivasi menulis.

Untuk episode ketiga nanti, kegiatan kelas berupa bedah buku, yaitu mendiskusikan novel Dirty Little Secret karya aliaZalea. Pada sesi-sesi kelas berikutnya, bisa saja para peserta diajak outbond untuk observasi dan hunting ide cerita, nonton film lalu mendiskusikannya, atau mengkonsultasikan naskah. Bahkan bisa juga berupa wisata kuliner!

Buatku sendiri, perjalanan Rumah Media sampai bisa membuka kelas menulis bukanlah sebuah kisah yang pendek dan apalagi instan. Sebagai sebuah pusat kajian kepenulisan, Rumah Media sudah berdiri sejak 24 Juli 2011. Founder-nya adalah Lembaga Studi Pers & Informasi (LeSPI), NGO berbasis di Semarang yang bergiat di bidang literasi & pantauan media, khususnya TV.

Mulai 2013, Rumah Media bergerak sebagai komunitas menulis, dan rutin mengadakan berbagai acara di base camp-nya, di Jl. Murbei I Timur nomor 3 di bilangan Srondol, Semarang. Waktu itu yang rutin digelar adalah diskusi buku (termasuk novel-novelku), nobar & diskusi film (sejak dari film dokumenter sastrawan nasional hingga 3 Idiots), serta menjadi motor penggerak dua jenis kegiatan kemasyarakatan: komunitas film indie dan komunitas pegiat rumah baca.

Karena lokasi di Srondol sering susah dijangkau, kegiatan kemudian dipindahkan ke TB Gramedia Balaikota yang berada di downtown Semarang. Sejak bulan Mei lalu, kegiatan-kegiatan Rumah Media sudah sepenuhnya boyongan dari markas di Murbei ke TB Gramedia. Maka kelas menulis pun juga bertempat di sana, tepatnya di sisi kiri area toko buku, dekat eskalator tak terpakai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun